Respons TGB Disebut-sebut Masuk Jadi Kandidat Cawapres

Jum'at, 16 Maret 2018 - 21:26 WIB
Respons TGB Disebut-sebut...
Respons TGB Disebut-sebut Masuk Jadi Kandidat Cawapres
A A A
BANDUNG - Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi menyatakan, siap maju sebagai calon wakil presiden (cawapres) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 bila dirinya dipercaya mengemban amanah tersebut.

Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) dua periode itu digadang-gadang menjadi salah satu kandidat cawapres dari Partai Demokrat. Menurutnya, aspirasi dan harapan untuk maju di Pilpres 2019 itu adalah kehormatan dan bentuk kepercayaan.

"Ada harapan dari elemen masyarakat, dari kelompok, berarti ada kepercayaan, bagi saya pribadi, itu sebuah kehormatan," ungkapnya seusai mengisi kuliah umum di Institut Teknologi Bandung (ITB), Jalan Ganesha, Kota Bandung, Jumat (16/3/2018).

Disinggung mengenai kesiapannya untuk memenuhi aspirasi tersebut, pria yang akrab disapa TGB itu menyatakan, sebagai anak bangsa tidak boleh mengatakan tidak siap untuk menjalankan pengabdian.

"Saya rasa anak bangsa tidak boleh mengatakan tidak siap dimana pun dia mengabdi. Di struktural, kultural, pemerintahan, di luar pemerintahan, semua ruang pengabdian yang memungkinkan, ya harus siap," tegasnya.

Meski begitu, dia mengakui, untuk merealisasikan aspirasi tersebut butuh proses yang harus ditempuh. Bahkan, hingga kini, dia mengaku belum melakukan komunikasi lanjutan dengan Partai Demokrat.

"Belum (ada komunikasi dengan partai)," ucap TGB singkat.

Untuk diketahui, TGB sudah dua periode memimpin NTB. Dia memimpin NTB sejak 2008 silam dan masa jabatannya akan berakhir tahun ini. Selain Agus Harimukti Yudhoyono (AHY), TGB juga dipertimbangkan oleh Partai Demokrat di bursa cawapres.

Sementara itu, dalam kuliah umumnya yang dihadiri ratusan mahasiswa, TGB memaparkan materi bertema "Menerapkan Nilai Ketuhanan dan Nasionalisme dalam
Menjalankan Kepemimpinan yang Berintegritas dan Profesional".

Menurutnya, semangat spiritual dan cinta bangsa sangat penting hadir dalam setiap individu yang akan menjadi seorang pemimpin. Hal itu pun, kata dia, akan berimplikasi pada integritas yang dimiliki.

"Kita harus berhenti mempertentangkan hal baik. Agama hal yang mulia, nasionalisme juga hal yang mulia. Dua hal itu sama pentingnya untuk membangun bangsa yang kuat," tegasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5143 seconds (0.1#10.140)