Pilpres dan Pileg Serentak, Tim Jokowi Harus Matang Racik Strategi

Jum'at, 02 Maret 2018 - 09:50 WIB
Pilpres dan Pileg Serentak, Tim Jokowi Harus Matang Racik Strategi
Pilpres dan Pileg Serentak, Tim Jokowi Harus Matang Racik Strategi
A A A
JAKARTA - Sejumlah lembaga survei dan pengamat menganggap Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih menjadi favorit calon presiden 2019, meski rata-rata hanya 40%. Karenanya, keuntungan ini harus dijaga dengan memilih sosok pendamping yang tepat.

Direktur Eksekutif Voxpol Center Risearch and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, pendamping Jokowi harus memenuhi elektoral cawapres yang melingkupi popularitas, aksestabilitas, dan elektabilitas.

Menurutnya, sosok pendamping harus bisa memberikan nilai tambah dalam hal ini. Jangan sampai, pemilihan sosok pendamping justru menggembosi elektabilitas Jokowi yang sudah baik.

"Tim koalisi pengusung utama Jokowi, harus benar- benar matang, mengkalkulasi dan menghitung ulang strategi arsitektur kemenangan dalam pilpres 2019," kata Pangi saat dihubungi SINDOnews, Jumat (2/3/2018).

"Apabila kontestasi elektoral pemilu 2019 sangat kompetitif dan cukup dinamis karena pilpres dan pileg diselenggarakan bersamaan atau serentak," tambah pengamat politik ini.

Pangi meminta Jokowi dan partai pengusung tak melupakan representasi wilayah. Belajar dari pengalaman, Jokowi sukses meraih suara di Indonesia bagian Timur karena menggandeng Jusuf Kalla saat pemilu 2014.

"Saya pikir itu sebagai pilihan dan keputusan politik yang cukup jitu dan keren habis pada waktu itu," katanya.

Variabel kelima adalah faktor kenyamanan. Jokowi harus dipasangkan dengan sosok yang memiliki kesamaan. Jangan sampaikan, kedua sosok ini justru terkesan bersaing untuk lebih menonjol. Hal ini tentu tidak sehat untuk pemerintahan.

Terakhir, partai pengusung juga harus memerhatikan segmen pemilih dari capres dan cawapres. Cawapres yang ditunjuk sebaiknya memiliki basis massa yang berbeda dengan Jokowi.

"Kombinasi ideal yaitu nasionalis-religius. Misalnya Jokowi dengan basis ideologi nasionalis, maka mesti menggandeng calon wakil presiden dari basis religius," tandasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9495 seconds (0.1#10.140)