Bamusi Bercerita soal Nuansa Keislaman di PDIP
A
A
A
BALI - Sekretaris Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Falah Amru bercerita soal nuansa keislaman di PDIP. Salah satunya lewat kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilakukan.
"Kita senantiasa mengadakan mauludan di DPP Lenteng Agung kita undang habaib se-Jabotabek. Menyambut kelahiran Bung Karno akan diadakan pengajian-pengajian akbar," ujar Falah di Prime Plaza Hotel, Denpasar, Bali, Sabtu (24/2/2018).
Hal itu disampaikannya dalam diskusi bertajuk 'Wajah Islam di PDI Perjuangan' di sela-sela Rakernas III PDIP. Ia juga bercerita soal berita bohong yang menyebut Ketua Umum Megawati Soekarnoputri melarang azan berkumandang di Kantor DPP PDIP.
"Ibu saya nge-WA tiba-tiba ke saya, 'kok Bu Mega ini melarang azan' ini tersebar dimana-mana. Ya saya jawab enggak benar lah, toh Bu Mega haji, nama putranya pakai Muhammad," tuturnya.
Ia pun mengaku PDIP tak ingin membalas berita bohong secara reaktif. Menurutnya, PDIP ingin menunjukkan Islam yang ramah dan penuh kasih sayang.
"Islam yang ramah yang rahmatan lil alamin. Kita terlihatnya tidak reaktif," ucap Falah.
Selain Falah, Wakil Sekretaris Umum Bamusi, Faozan Amar bercerita soal salat Jumat, salat Idul Fitri dan Idul Adha yang selalu digelar di DPP PDIP. Ia juga bercerita soal PDIP mendukung keberadaan undang-undang yang langsung bersentuhan dengan umat Islam.
"Di PDIP sejak Baitul Muslimi Indonesia berdiri selalu ada salat Idul Fitri dan Idul Adha di DPP PDIP di Lenteng Agung. Ada juga salat Jumat di DPP," ucapnya.
"Ada 7 undang-undang yang bersentuhan dengan umat Islam dan PDIP mendukung. Undang-Undang Pengelolaan Zakat, Perbankan Syariah, Keuangan Haji, Wakaf, Surat Berharga Syariah Nasional, Peradilan Agama, Penanganan Fakir Miskin, Jaminan Produk Halal," jelas Faozan.
Sebagai informasi, Bamusi sendiri merupakan organisasi sayap partai di bidang keislaman. Organisasi ini dibentuk pada tahun 2007 lalu.
"Kita senantiasa mengadakan mauludan di DPP Lenteng Agung kita undang habaib se-Jabotabek. Menyambut kelahiran Bung Karno akan diadakan pengajian-pengajian akbar," ujar Falah di Prime Plaza Hotel, Denpasar, Bali, Sabtu (24/2/2018).
Hal itu disampaikannya dalam diskusi bertajuk 'Wajah Islam di PDI Perjuangan' di sela-sela Rakernas III PDIP. Ia juga bercerita soal berita bohong yang menyebut Ketua Umum Megawati Soekarnoputri melarang azan berkumandang di Kantor DPP PDIP.
"Ibu saya nge-WA tiba-tiba ke saya, 'kok Bu Mega ini melarang azan' ini tersebar dimana-mana. Ya saya jawab enggak benar lah, toh Bu Mega haji, nama putranya pakai Muhammad," tuturnya.
Ia pun mengaku PDIP tak ingin membalas berita bohong secara reaktif. Menurutnya, PDIP ingin menunjukkan Islam yang ramah dan penuh kasih sayang.
"Islam yang ramah yang rahmatan lil alamin. Kita terlihatnya tidak reaktif," ucap Falah.
Selain Falah, Wakil Sekretaris Umum Bamusi, Faozan Amar bercerita soal salat Jumat, salat Idul Fitri dan Idul Adha yang selalu digelar di DPP PDIP. Ia juga bercerita soal PDIP mendukung keberadaan undang-undang yang langsung bersentuhan dengan umat Islam.
"Di PDIP sejak Baitul Muslimi Indonesia berdiri selalu ada salat Idul Fitri dan Idul Adha di DPP PDIP di Lenteng Agung. Ada juga salat Jumat di DPP," ucapnya.
"Ada 7 undang-undang yang bersentuhan dengan umat Islam dan PDIP mendukung. Undang-Undang Pengelolaan Zakat, Perbankan Syariah, Keuangan Haji, Wakaf, Surat Berharga Syariah Nasional, Peradilan Agama, Penanganan Fakir Miskin, Jaminan Produk Halal," jelas Faozan.
Sebagai informasi, Bamusi sendiri merupakan organisasi sayap partai di bidang keislaman. Organisasi ini dibentuk pada tahun 2007 lalu.
(kri)