PDIP: 22 Desember Hari Perjuangan Perempuan Indonesia

Jum'at, 22 Desember 2017 - 15:35 WIB
PDIP: 22 Desember Hari Perjuangan Perempuan Indonesia
PDIP: 22 Desember Hari Perjuangan Perempuan Indonesia
A A A
JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tidak hanya memperingati tanggal 22 Desember pada hari ini sebagai Hari Ibu.

Partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu juga memperingati hari ini sebagai hari perjuangan dan pergerakan kaum perempuan Indonesia.

Di era Bung Karno, Kongres Perempuan Indonesia Pertama pada 22 Desember 1928 menjadi saksi perempuan Indonesia berjuang dan bergerak untuk memajukan bangsa.

Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto megatakan, beberapa hari menjelang kongres di Yogyakarta pada tahun 1928, Bung Karno menyampaikan pesan agar gerakan perempuan Indonesia tidak sekadar menjadikan persamaan hak sebagai tujuannya.

“Tetapi juga harus terlibat dalam perjuangan nasional,” ucap Hasto membuka acara Kursus Pancasila dan Sarinah: Platform Gerakan Perempuan Nasional dan Deklarasi di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Jumat (22/12/2017).

Acara dihadiri ratusan perempuan dari berbagai latar belakang dan profesi. Dalam buku Sarinah, kata Hasto, Bung Karno kembali menegaskan peran kaum perempuan dalam memajukan bangsa Indonesia.

"Dari kaum perempuan lahir peradaban umat manusia karena perempuan sumber dari peradaban itu sendiri,” ujar Hasto mengutip ucapan Bung Karno.

Hasto mengatakan, peran perempuan dalam rumah tangga bukan sekadar urusan domestik, melainkan bangsa dan pembangunan karakter.

“Itulah sebabnya PDI Perjuangan selalu menempatkan perempuan dalam setiap perjuangannya,” ujarnya.

Hasto mencontohkan, bagaimana kader-kader PDI Perjuangan yang menjadi kepala daerah selalu mengutamakan kesehatan dan gizi ibu hamil dalam setiap program pembangunannya. “Tidak bisa kita bicara keselamatan bangsa, tanpa keselamatan kaum perempuan,” ujar Hasto.

Ketua DPP PDIP Bidang Kesehatan Perempuan dan Anak, Sri Rahayu mengatakan, kursus yang digelarnya ini memiliki sejumlah tujuan, antara lain melawan radikalisme yang tumbuh di masyarakat, menegaskan posisi perempuan sebagai pembangun peradaban dan pembentuk karakter bangsa, serta menegakkan demokrasi yang melibatkan perempuan dan menolak segala bentuk SARA dan seksis.

“PDIP percaya perempuan memiliki kemampuan untuk mengantisipasi segala ajaran dan gerakan yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa,” kata Sri.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.9616 seconds (0.1#10.140)