Kesehatan Masyarakat dan Sistem Pembayaran

Jum'at, 18 Agustus 2017 - 08:15 WIB
Kesehatan Masyarakat...
Kesehatan Masyarakat dan Sistem Pembayaran
A A A
Achmad Deni Daruri
President Director Center fot Banking Crisis

SISTEM pembayaran memengaruhi kesehatan masyarakat dan hubungan keduanya bersifat concave (cekung). Dengan demikian sistem pembayaran memiliki efek yang lebih besar bagi masyarakat miskin ketimbang masyarakat kaya.

Menurut Samuel Preston, hal ini terjadi karena adanya efek redistribusi pendapatan dari masyarakat kaya ke masyarakat miskin, dari negara kaya ke negara miskin, dan dalam negara itu sendiri. Richard Wilkinson bahkan memperlihatkan efek positif dari sistem pembayaran yang mampu menciptakan masyarakat yang semakin tidak timpang kesejahteraannya akan membuat masyarakat tersebut juga menjadi masyarakat yang sehat.

Kobak, Moyer, dan Maley (2005) bahkan dengan menggunakan epidemiologi menerangkan pentingnya manajemen risiko dalam kesehatan masyarakat. Ini adalah model cornerstone penelitian kesehatan masyarakat dan membantu menginformasikan kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine) untuk mengidentifikasi faktor risiko penyakit serta menentukan pendekatan penanganan yang optimal untuk praktik klinik dan untuk kedokteran preventif.

Perluasan ilmu epidemiologi saat ini juga mencakup epidemiologi bidang pertanian agrokompleks (termasuk perikanan, perkebunan, perikanan) dan mikrobiologi. Perluasan tersebut dirasa perlu karena manfaat epidemiologi sangat nyata dirasakan dalam bidang-bidang ilmu tersebut.

***
Pendalaman epidemiologi di antaranya meliputi peramalan berbasis komputer dan pengelolaan agroekosistem. Hal ini karena adanya keterkaitan antara sistem pembayaran dan kesehatan masyarakat, misalnya wabah SARS juga berdampak pada sistem pembayaran dan menyebar seiring dengan perkembangan jaringan sistem pembayaran.

Sistem pembayaran tunai terhambat oleh SARS sehingga negara seperti China kalah bersaing dalam sistem pembayaran dengan Taiwan. Di China, keterbukaan pada tahap lanjutan krisis SARS merupakan suatu kebijakan pemerintah pusat yang luar biasa. Sebelumnya para pejabat jarang yang mundur hanya karena kesalahan administratif, tetapi ini berbeda dengan SARS ketika kesalahan tersebut menjadi perhatian internasional.

Perubahan kebijakan ini terutama berkat tekanan Presiden Hu Jintao dan Perdana Menteri Wen Jiabao. Sewaktu krisis mencapai puncaknya, Hu mengunjungi Guangdong dan Wen makan siang bersama para mahasiswa Universitas Beijing.

Beberapa analis menilai krisis itu merupakan pukulan bagi mantan Kepala CPC yang pudar dari perhatian nasional selama krisis berlangsung itu dan juga sekutu politiknya seperti Menteri Kesehatan Zhang Wenkang yang dipecat karena ketidaktanggungjawabannya dan kesalahan selama krisis.

Zhang digantikan Wu Yi. Karena China dan Taiwan merupakan epidemi SARS pada saat yang sama, politik di sepanjang selat tersebut tentunya menimbulkan permasalahan bagaimana menanggapi SARS. Karena China bersikeras bahwa negara itu mewakili 23 juta orang di WHO dan melarang partisipasi Pemerintah Taiwan, Taiwan tidak mendapat saran secara langsung dari WHO.

Walaupun Pemerintah Taiwan dengan aktif melaporkan situasi kepada WHO, mereka hanya menerima informasi SARS melalui situs WHO. Taiwan mengklaim kurangnya komunikasi langsung menghambat penanganan SARS dan menyebabkan kematian yang tidak perlu di negara pulau itu.

Adapun China mengklaim video konferensi yang diadakan antara China dan ahli lokal Taiwan sudah memfasilitasi pengiriman informasi dan meningkatkan cara pengobatan SARS di Taiwan. Pemerintah Taiwan langsung menyangkal pernyataan tersebut.

***
Taiwan merupakan negara dengan tingkat ketimpangan kekayaan yang relatif rendah serta sistem pembayaran yang relatif andal sehingga walaupun secara relatif tidak didukung WHO, negara ini mampu mengeliminasi dampak negatif SARS bagi perekonomian secara cepat. Negara seperti China dan negara berkembang lainnya memiliki sistem pembayaran yang relatif belum mapan dan seiring dengan itu masyarakatnya secara relatif juga tidak sehat.

Angus Deaton dalam penelitiannya juga mengatakan bahwa sakit atau matinya manusia tidak semata-mata dipengaruhi faktor ekonomi seperti sistem pembayaran yang membuat ketidakadilan sosial. Namun ketidakadilan sosial tetap merupakan hal yang penting untuk diperhatikan.

Jika pendapatan dan sistem pembayaran memiliki hubungan nonlinear terhadap kesehatan dan sekalipun tidak ada hubungan langsung antara sistem pembayaran dan kesehatan, sistem pembayaran yang pro-penduduk miskin akan memperbaiki rata-rata kesehatan mereka ketimbang hilangnya kesehatan bagi penduduk kaya.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1293 seconds (0.1#10.140)