Dipaksa ke Transportasi Massal
A
A
A
BAGI yang sering melintasi kawasan Jakarta tentu saat ini akan sangat akrab dengan kemacetan yang tambah parah. Ini disebabkan banyak pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah secara serentak.
Kawasan perempatan Kuningan yang tengah dibangun underpass sejak awal tahun lalu telah menambah kemacetan di kawasan Mampang Prapatan dan Warung Buncit. Padahal kawasan itu sebelum pembangunan sudah menjadi langganan kemacetan. Belum lagi saat ini beberapa median di ruas Jalan Rasuna Said tengah dibangun proyek light rail transit (LRT) yang memakan satu ruas jalan. Akibatnya kemacetan di kawasan Kuningan pasti bertambah parah.
Kawasan lainnya yang hampir sama dan berdekatan dengan Kuningan adalah perempatan Pancoran. Kawasan itu tengah dibangun flyover dan dibarengi pembangunan di Jalan MT Haryono.
Akibatnya pengguna jalan dari Cawang ke arah Jalan Gatot Soebroto harus lebih sabar karena pasti tersendat akibat beberapa ruas jalan terpakai untuk pembangunan. Di kawasan Matraman pun setali tiga uang dengan kawasan Kuningan. Perempatan yang biasanya menjadi alternatif warga Bekasi ke Jakarta ini harus menghadapi kemacetan lebih parah akibat pembangunan underpass.
Begitu juga dengan pembangunan underpass di kawasan Pondok Indah. Kemacetan kawasan Pondok Indah semakin parah karena juga masih ada pembangunan proyek mass rapid transit (MRT).
Keluhan ini akan terus terjadi hingga beberapa bulan ke depan atau bahkan beberapa tahun ke depan. Karena proyek underpass dan flyover ditargetkan selesai akhir tahun ini, sedangkan LRT dan MRT baru tahun depan dan beroperasi pada 2019.
Masyarakat yang sering melalui kawasan tersebut tentu akan kembali mengatur jadwal mobilitas mereka. Jika memang terpaksa melewati kawasan itu, terutama pada jam-jam sibuk, harus menyiapkan mental akan bertambah lama dan harus lebih sabar. Belum lagi di kawasan Tol Cikampek dan Jagorawi yang beberapa ruasnya harus ditutup untuk pembangunan LRT.
Konon pembangunan tiga underpass dan satu flyover memang dibarengkan sehingga keluhan yang dilontarkan masyarakat tentang macet akan terjadi pada saat yang sama. Ini tentu berbeda ketika empat proyek tersebut dibangun pada waktu yang berbeda, maka masyarakat akan terus mengeluhkan kemacetan sepanjang tahun.
Setidaknya dengan dibarengkan proyek ini, maka keluhan macet hanya akan terjadi pada tahun ini dan tahun depan. Tampaknya begitu juga dengan pembangunan LRT. Pemerintah tampaknya memberikan lampu hijau untuk membangun pada waktu yang sama dengan empat proyek di atas.
Tujuan dari pembangunan infrastruktur di atas adalah memecah kemacetan di Jakarta. Underpass Kuningan, Matraman, dan Pondok Indah, akan mengurai kemacetan di perempatan itu. Begitu juga dengan flyover di Pancoran akan memecah kemacetan di perempatan tersebut.
Sedangkan LRT dan MRT adalah upaya pemerintah memberikan sistem transportasi massa yang aman dan nyaman. Pemerintah berharap ada perubahan budaya mobilitas masyarakat dari kendaraan pribadi ke transportasi massal.
Namun, tanpa disadari, dengan kemacetan di beberapa kawasan tersebut, pemerintah ”memaksa” masyarakat pindah menggunakan transportasi massal. Saat ini dua transportasi massal, yaitu commuter line dan Transjakarta menjadi pilihan masyarakat karena nyaman dan aman.
Meski belum 100% layak, tapi kedua moda transportasi massal tersebut bisa menjadi solusi karena bisa memangkas waktu mobilitas yang banyak. Selain itu, kombinasi dengan transportasi online juga seperti menjadi solusi masyarakat Jabodetabek untuk melakukan mobilitas.
Ya, memang sepertinya pemerintah tengah ”memaksa” masyarakat meninggalkan kendaraan pribadi dan beralih menggunakan transportasi massal. Jika ini memang yang dinginkan pemerintah, tentu dua moda transportasi massal itu harus terus disempurnakan agar benar-benar bisa memberikan kenyamanan.
Lalu apakah kita bersedia ”dipaksa” meninggalkan kendaraan pribadi dan menggunakan transportasi massal? Jika memang transportasi massal cukup nyaman dan aman, mungkin tanpa paksaan, masyarakat dengan sendiri akan berpindah ke transportasi massal.
Kawasan perempatan Kuningan yang tengah dibangun underpass sejak awal tahun lalu telah menambah kemacetan di kawasan Mampang Prapatan dan Warung Buncit. Padahal kawasan itu sebelum pembangunan sudah menjadi langganan kemacetan. Belum lagi saat ini beberapa median di ruas Jalan Rasuna Said tengah dibangun proyek light rail transit (LRT) yang memakan satu ruas jalan. Akibatnya kemacetan di kawasan Kuningan pasti bertambah parah.
Kawasan lainnya yang hampir sama dan berdekatan dengan Kuningan adalah perempatan Pancoran. Kawasan itu tengah dibangun flyover dan dibarengi pembangunan di Jalan MT Haryono.
Akibatnya pengguna jalan dari Cawang ke arah Jalan Gatot Soebroto harus lebih sabar karena pasti tersendat akibat beberapa ruas jalan terpakai untuk pembangunan. Di kawasan Matraman pun setali tiga uang dengan kawasan Kuningan. Perempatan yang biasanya menjadi alternatif warga Bekasi ke Jakarta ini harus menghadapi kemacetan lebih parah akibat pembangunan underpass.
Begitu juga dengan pembangunan underpass di kawasan Pondok Indah. Kemacetan kawasan Pondok Indah semakin parah karena juga masih ada pembangunan proyek mass rapid transit (MRT).
Keluhan ini akan terus terjadi hingga beberapa bulan ke depan atau bahkan beberapa tahun ke depan. Karena proyek underpass dan flyover ditargetkan selesai akhir tahun ini, sedangkan LRT dan MRT baru tahun depan dan beroperasi pada 2019.
Masyarakat yang sering melalui kawasan tersebut tentu akan kembali mengatur jadwal mobilitas mereka. Jika memang terpaksa melewati kawasan itu, terutama pada jam-jam sibuk, harus menyiapkan mental akan bertambah lama dan harus lebih sabar. Belum lagi di kawasan Tol Cikampek dan Jagorawi yang beberapa ruasnya harus ditutup untuk pembangunan LRT.
Konon pembangunan tiga underpass dan satu flyover memang dibarengkan sehingga keluhan yang dilontarkan masyarakat tentang macet akan terjadi pada saat yang sama. Ini tentu berbeda ketika empat proyek tersebut dibangun pada waktu yang berbeda, maka masyarakat akan terus mengeluhkan kemacetan sepanjang tahun.
Setidaknya dengan dibarengkan proyek ini, maka keluhan macet hanya akan terjadi pada tahun ini dan tahun depan. Tampaknya begitu juga dengan pembangunan LRT. Pemerintah tampaknya memberikan lampu hijau untuk membangun pada waktu yang sama dengan empat proyek di atas.
Tujuan dari pembangunan infrastruktur di atas adalah memecah kemacetan di Jakarta. Underpass Kuningan, Matraman, dan Pondok Indah, akan mengurai kemacetan di perempatan itu. Begitu juga dengan flyover di Pancoran akan memecah kemacetan di perempatan tersebut.
Sedangkan LRT dan MRT adalah upaya pemerintah memberikan sistem transportasi massa yang aman dan nyaman. Pemerintah berharap ada perubahan budaya mobilitas masyarakat dari kendaraan pribadi ke transportasi massal.
Namun, tanpa disadari, dengan kemacetan di beberapa kawasan tersebut, pemerintah ”memaksa” masyarakat pindah menggunakan transportasi massal. Saat ini dua transportasi massal, yaitu commuter line dan Transjakarta menjadi pilihan masyarakat karena nyaman dan aman.
Meski belum 100% layak, tapi kedua moda transportasi massal tersebut bisa menjadi solusi karena bisa memangkas waktu mobilitas yang banyak. Selain itu, kombinasi dengan transportasi online juga seperti menjadi solusi masyarakat Jabodetabek untuk melakukan mobilitas.
Ya, memang sepertinya pemerintah tengah ”memaksa” masyarakat meninggalkan kendaraan pribadi dan beralih menggunakan transportasi massal. Jika ini memang yang dinginkan pemerintah, tentu dua moda transportasi massal itu harus terus disempurnakan agar benar-benar bisa memberikan kenyamanan.
Lalu apakah kita bersedia ”dipaksa” meninggalkan kendaraan pribadi dan menggunakan transportasi massal? Jika memang transportasi massal cukup nyaman dan aman, mungkin tanpa paksaan, masyarakat dengan sendiri akan berpindah ke transportasi massal.
(nag)