World Bank Beri Pujian

Kamis, 27 Juli 2017 - 08:02 WIB
World Bank Beri Pujian
World Bank Beri Pujian
A A A
Indonesia mendapat pujian dari Bank Dunia (World Bank). Realisasi pertumbuhan ekonomi rata-rata di level 5% bisa membuat negara lain iri, demikian pujian dari President Group World Bank, Jim Yong Kim, seusai bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemarin.

World Bank salah satu lembaga pemberi utang terbesar ke Indonesia mengklaim telah banyak membantu merealisasikan investasi di negeri ini untuk pembangunan infrastruktur dan pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pujian Jim Yong Kim semakin melambung dengan menyatakan bahwa Indonesia salah satu tempat berinvestasi terbaik di dunia.

Pujian tersebut ditimpali Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani yang membeberkan bahwa Indonesia meraih peringkat pertama untuk Trust and Confidence in National Government (kepercayaan publik terhadap pemerintah) versi Gallup data dan dirilis Organization for Economic Coopertion and Development (OECD) dalam publikasinya yang bertajuk Government at a Glance 2017 belum lama ini.

Tahun lalu, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah meningkat 28% menjadi sekitar 80% dari sebesar 52% pada 2007 silam. Angka tersebut jauh melampaui negara-negara maju yang tergabung dalam OECD. Di antaranya Amerika Serikat sekitar 30%, Inggris 31%, dan Jerman 55%, yang mendekati peringkat Indonesia adalah India tercatat sekitar 73%. Sri Mulyani menambahkan, tingginya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah mencerminkan bahwa pemerintah dapat memberikan layanan kepada masyarakat secara efektif. Selain itu, pembangunan infrastruktur yang mulai dirasakan masyarakat manfaatnya juga mulai terlihat.

Bagaimana relevansinya atas pujian World Bank dan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah sebagaimana dipublikasikan OECD terhadap arus investasi di Indonesia? Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengklaim bahwa akumulasi realisasi investasi sepanjang semester satu 2017 mencapai sebesar Rp336,7 triliun terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp206,9 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebanyak Rp129,8 triliun. Dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp298,1 triliun, maka realisasi investasi sepanjang enam bulan ini telah terjadi kenaikan sekitar 12,9%. Dilihat dari per kuartal tercatat realisasi investasi pada kuartal pertama (Januari Maret) sebesar Rp165,8 triliun dan kuartal kedua (April-Juni) sekitar Rp170,9 triliun.

Melihat angka realisasi investasi setengah tahunan dan predikat layak investasi (investment grade) di Indonesia yang disematkan sejumlah lembaga pemeringkat internasional, maka telah membuat pihak BKPM semakin percaya diri untuk mencapai target realisasi investasi yang dipatok sebesar Rp 678,8 triliun tahun ini. Sebelumnya, Standard & Poor’s dan Moody’s serta Fitch Ratings memberikan predikat Indonesia layak Investasi. Meminjam istilah Kepala BKPM Thomas Lembong bahwa predikat layak investasi tersebut merupakan tambahan kekuatan bagi Indonesia untuk menarik investor menanamkan modal.

Siapa sajakah negara yang rajin menanamkan modal di Indonesia? Data terbaru dari BKPM untuk periode kuartal kedua tahun ini adalah Singapura sebesar USD1,6 miliar (19,5%) dengan 3.045 proyek, disusul Jepang sekitar USD1,4 miliar (17,5%) dengan 1.840 proyek, dan China senilai USD1,3 miliar dengan total 763 proyek. Negara lainnya, Korea Selatan USD478 juta dengan 1.582 proyek, Amerika Serikat sekitar USD381 juta dengan 348 proyek, dan Malaysia senilai USD343 juta dengan 785 proyek. Sementara pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada semester I tahun ini berada di kisaran 5%.

Dari angka realisasi investasi tersebut, khususnya pada periode kuartal kedua 2017 yang mencapai sebesar Rp170,9 triliun, seberapa besar tenaga kerja yang berhasil diserap? Masih berdasarkan publikasi BKPM bahwa jumlah tenaga kerja yang terserap pada kuartal kedua mencapai 345.243 orang, lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal pertama yang tercatat 194.134 orang. Rinciannya PMA menyerap tenaga kerja 241.068 orang dan PMDN menyerap 104.255 orang. Kita berharap pujian World Bank tidak membuat pemerintah berbesar kepala, tetapi hendaknya menjadi pendorong untuk meningkatkan realisasi investasi ke depan sehingga semakin banyak tenaga kerja yang terserap. *
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9159 seconds (0.1#10.140)