Raja Swedia Carl XVI Gustaf dan Ratu Silvia Tanam Pohon Ulin di Bogor

Senin, 22 Mei 2017 - 20:02 WIB
Raja Swedia Carl XVI Gustaf dan Ratu Silvia Tanam Pohon Ulin di Bogor
Raja Swedia Carl XVI Gustaf dan Ratu Silvia Tanam Pohon Ulin di Bogor
A A A
BOGOR - Raja Swedia Carl XVI Gustaf dan Ratu Silvia dalam kunjungan kenegaraan ke Indonesia juga menyempatkan diri untuk ikut melakukan kampanye perubahan iklim global dengan cara melakukan penanaman pohon di Istana Kepresidenan Bogor dan Center for International Forestry Research (CIFOR) di Kelurahan Situ Gede, Bogor Barat, Kota Bogor, Senin (22/5/2017).

Pohon yang ditanam di lingkungan Istana dan kawasan hutan CIFOR yakni jenis pohon Kayu Ulin atau dikenal Ironwood. Pasalnya, penanaman pohon kayu ulin khas Kalimantan ini, sebagai simbol praktik kepedulian kehutanan Swedia yang lestari.

"Dimana penanaman pohon ini untuk mengimbangi praktik penebangan pohon yang memang telah diwajibkan selama lebih dari satu abad, maka dari itu CIFOR dan pemerintah Indonesia terus berupaya menyoroti dan menyebarkan pelaksanaan menjaga kehutanan yang berkelanjutan baik lokal dan global," ujar Director General CIFOR Peter Holmgren.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, kayu ulin merupakan kayu yang sangat luar biasa dan tumbuh alami di hutan hujan tropis Indonesia. Penanaman pohon yang dilakukan Raja Swedia ini juga sebagai wujud nyata komitmen CIFOR dalam mempraktikkan konservasi hutan lestari Indonesia.

"Pohon kayu ulin merupakan salah satu keluarga Lauraceae dengan ribuan tanaman tropis, termasuk pohon alpukat. Nama lokal ironwood tumbuh di hutan hujan dataran rendah dengan tinggi -2500/4000 mm/pertahun. Pertumbuhannya relatif lambat yang kecepatannya kira-kira sama dengan pohon pinus selam yang tumbuh di Swedia Utaar," ungkapnya.

Sementara itu, Scientist CIFOR Steven Lawry menambahkan karena pertumbuhan pohon Ulin yang sangat lambat, jadi pohon ini belum dijadikan sebagai pilihan untuk dilakukan penanaman secara massal atau dibuat perkebunan, meski nilai jual harga kayu tersebut cukup tinggi.

"Akan tetapi banyak pohon ulin yang ditebang di hutan alam pengawasan dan pengendaliannya tidak mencukupi. Selain itu, menanam Ulin juga melambangkan bahwa kita menilai perspektif jangka panjang di bidang kehutanan sekaligus sebagai refleksi menyeimbangkan manfaat sosial, ekonomi dan lingkungan dari hutan itu sendiri," ungkapnya.

Dia menambahkan, ini juga sebagai bagian dari kontribusi Swedia terhadap pembangunan berkelanjutan secara keseluruhan. Sejauh ini, kinerja CIFOR bertujuan untuk memastikan dan menunjukkan bahwa kehutanan sangat berkontribusi terhadap 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang disepakati oleh negara-negara Anggota Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Swedia dan Indonesia sedang menuju negara-negara kehutanan, keduanya mengambil tanggung jawab besar untuk iklim, keanekaragaman hayati di masa depan dan pengelolaan sumber daya hutan secara lestari," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, usai melakukan penanaman pohon Raja Carl XVI Gustav dan Ratu Swedia menghadiri seminar tentang peran kehutanan untuk pembangunan berkelanjutan yang pesertanya merupakan para peneliti dari kedua negara.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6439 seconds (0.1#10.140)