Intervensi Pertamina

Selasa, 07 Februari 2017 - 07:35 WIB
Intervensi Pertamina
Intervensi Pertamina
A A A
MATAHARI kembar nyaris membakar Pertamina. Munculnya dualisme kepemimpinan dalam tubuh perusahaan minyak gas (migas) milik negara itu menjadi alasan utama pemegang saham mencopot Direktur Utama (Dirut) Dwi Soetjipto dan Wakil Dirut Ahmad Bambang. Pencopotan kedua pucuk pimpinan itu cukup mengejutkan sejumlah pihak di tengah kinclong-nya kinerja perusahaan pelat merah itu.

Dwi dan Bambang dicopot berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No 26/MBU/02/2017 tentang Pemberhentian dan Perubahan Nomenklatur Jabatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan Perseroan Pertamina. Menteri BUMN Rini Soemarno memberikan waktu 30 hari kepada dewan komisaris untuk mengisi kursi direktur utama yang lowong.

Kini bola ada di tangan Dewan Komisaris Pertamina. Mendapat tugas mencari direktur utama, Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng pun langsung memainkan bola dengan mencari nakhoda talenta baru yang solid untuk melayarkan Pertamina.

Tanri Abeng yang pernah menjabat menteri BUMN pada era Presiden Soeharto optimistis bisa mendapatkan direktur utama sebelum tenggat waktu selama 30 hari yang diberikan Kementerian BUMN. Sejumlah nama sudah beredar dalam bursa direktur utama Pertamina, di antaranya Budi Gunadi Sadikin, Rechmad Hardadi, Yenni Andayani, Syamsu Alam. Nama yang beredar itu memiliki kapasitas yang memadai, tetapi semuanya terpulang kepada pemegang saham.

Bicara soal siapa yang layak memimpin Pertamina, Tanri Abeng tidak ingin terjebak pada nama-nama yang disebut-sebut memiliki kapasitas untuk menjadi orang nomor satu di salah satu perusahaan penyumbang dividen terbesar kepada negara.

Pria yang dikenal piawai mengelola perusahaan itu hanya menyebut bahwa direktur utama Pertamina yang baru harus punya kepemimpinan yang kuat, bukan hanya mampu membuat keputusan yang cepat dan tepat, tetapi juga dapat menggerakkan orang di bawahnya yang dibarengi dengan tanggung jawab penuh.

Terkait pencopotan dua pimpinan Pertamina, Menteri BUMN Rini Soemarno menilai sebuah langkah yang tepat untuk menyelamatkan BUMN migas dari kehancuran. Rini yang pernah menakhodai sebuah perusahaan swasta papan atas di negeri ini mengaku memiliki pertimbangan tersendiri mencopot direktur utama dan wakil direktur utama Pertamina.

Intinya, seharusnya mereka berdua fokus pada kemajuan perusahaan dengan memperkuat koordinasi. Namun yang terjadi, kedua pucuk pimpinan itu malah berseteru. Meminjam istilah Tanri Abeng, ketidakharmonisan Dwi dan Bambang membuat perusahaan negara tersebut tidak bisa berlari cepat.

Sejujurnya, munculnya matahari kembar setelah dibentuk posisi wakil direktur utama beberapa bulan lalu. Pos baru tersebut kabarnya atas usulan dewan komisaris yang disetujui pemegang saham dalam hal ini Kementerian BUMN.

Namun, ada versi lain berkembang di tengah masyarakat bahwa usulan wakil direktur utama justru dari Kementerian BUMN, dan dewan direksi hanya mengamini saja. Yang jelas, Menteri BUMN Rini Soemarno memang menganggap penting kehadiran wakil direktur utama untuk membantu jajaran direksi dalam menjalankan tanggung jawab Pertamina ke depan yang semakin besar.

Memang sungguh disayangkan, penambahan direksi Pertamina yang kabarnya sudah melalui kajian konsultan independen, justru berakibat fatal. Tengok saja, kinerja Pertamina dalam dua tahun terakhir ini cukup mencengangkan.

Mulai pelikuidasian Pertamina Energy Trading Limited (Petral) yang ditengarai sebagai sarang pemburu rente, yang membuat perseroan menghemat USD925 juta atau sekitar Rp12,02 triliun pada kurs Rp13.000 per USD. Selain itu, Pertamina mencatatkan laba bersih yang mencapai sebesar USD2,83 miliar atau setara Rp37 triliun pada triwulan ketiga 2016 atau naik sekitar 209% dibandingkan periode yang sama pada 2015.

Dan, Pertamina telah menyanggupi mendistribusikan bahan bakar minyak satu harga seluruh wilayah Indonesia. Karena itu, jangan salahkan kalau muncul penilaian bahwa hadirnya matahari kembar di Pertamina adalah sebuah dampak dari intervensi terhadap BUMN.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7642 seconds (0.1#10.140)