Belanja Akhir Tahun

Rabu, 28 Desember 2016 - 08:09 WIB
Belanja Akhir Tahun
Belanja Akhir Tahun
A A A
BANK Indonesia (BI) memperkirakan uang yang beredar selama libur Natal dan akhir tahun 2016 mencapai Rp620-620 triliun. Jumlah ini meningkat 6-7,5% jika dibandingkan dengan 2015. Sektor yang paling banyak terdampak dalam peredaran uang tersebut adalah pariwisata, transportasi, perhotelan, dan perbelanjaan.

Jika melihat empat sektor di atas artinya uang sekitar Rp630 triliun lebih banyak dibelanjakan untuk kebutuhan hiburan, bukan kebutuhan primer. Atau bisa juga dikatakan uang sebesar itu lebih dibelanjakan untuk hal-hal yang konsumtif.

Tentu kondisi yang lumrah ketika banyak masyarakat yang membelanjakan uangnya ke hal-hal konsumtif di akhir tahun karena akhir tahun sifatnya lebih kepada perayaan. Libur akhir tahun seolah dijadikan kegiatan untuk mengisi kembali energi kita yang terkuras sepanjang tahun dan untuk menghadapi tantangan di tahun yang baru.

Kita lihat banyak masyarakat yang memang mengambil jatah cuti kerja di akhir tahun. Apalagi di akhir tahun, banyak sekolah yang juga meliburkan siswanya, sehingga terasa pas jika berlibut bersama keluarga.

Toh dengan meningkatnya uang yang beredar artinya juga meningkatnya daya beli masyarakat di tengah kelesuan ekonomi baik di lokal maupun global. Selain itu, meningkatnya jumlah yang beredar menunjukkan bahwa masyarakat masih optimistis pada kondisi ekonomi tahun depan.

Masyarakat rela membelanjakan uang tabungan mereka untuk mendapatkan kesehatan mental mereka. Artinya, mereka berkeyakinan di tahun depan akan kembali mampu menjalankan roda ekonomi keluarga atau bahkan yakin mampu menyisihkan sebagian uang untuk ditabung.

Kondisi yang sama juga terjadi di Negara-negara luar di setiap liburan Natal dan akhir tahun. Inggris bahkan menempati pengeluaran belanja Natal terbesar di dunia dengan 75,46 pounsterling. Pun demikian dengan negara lain di Eropa seperti Jerman dan Prancis. Artinya, kebiasaan mengeluarkan uang lebih pada libur akhir tahun juga dialami oleh negara lain karena sifatnya yang universal.

Di sisi lain, pimpinan katolik Vatikan Paus Fransiskus dalam kutbah Misa Natal beberapa waktu lalu mengkritik bahwa peringatan Natal telah tersandera oleh materialisme. Artinya, pada perayaan Natal banyak orang yang justru mengeluarkan uangnya untuk sekadar pesta dan berbagi hadiah.

Padahal menurut Paus, makna Natal sebenarnya adalah kesederhanaan. Apalagi di saat banyak tragedi di dunia seperti perang dan kelaparan yang menuntut semua pihak untuk berempati dalam kesederhanaan.

Pernyataan Paus tentu kontradiktif dengan kondisi masyarakat. Realitas di masyarakat memang untuk dihindari namun pesan paus pun adalah patut kita renungkan.

di Tanah Air pun seruan yang hampir sama dengan Paus diutarakan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo. Dia mengimbau pemerintah daerah untuk menggelar pesta rakyat di akhir tahun secara sederhana. Alasannya adalah meski saat ini kondisi ekonomi dalam negeri membaik namun tekanan ekonomi global masih akan memengaruhi Indonesia.

Selain itu, empati terhadap daerah-daerah yang tengah terkena bencana seperti Bima (NTB) dan Pidie (NAD) juga dijadikan alasan kenapa pemda harus menggelar pesta akhir lebih sederhana. Faktor keamanan juga menjadi alasan setelah aparat kepolisan berhasil menangkap beberapa terduga teroris yang ingin mengganggu masyarakat pada perayaan akhir tahun.

Butuh kebijaksanaan untuk menyikapi dua hal di atas. Mengeluarkan uang lebih atau mungkin dikatakan menghamburkan uang namun di sisi lain masyarakat juga harus berhati-hati dalam membelanjakan uang.

Dibutuhkan empati yang kuat ketika melihat masih banyak saudara-saudara kita yang tidak bisa merayakan akhir tahun. Memang akan lebih bijak jika sebagian pengeluaran kita bisa dibagi untuk kebahagiaan saudara-saudara yang kurang beruntung.

Di sisi lain, merayakan dengan sederhana tidak akan mengurangi perayaan akhir tahun. Masyarakat memang harus bijak menyikapi ini. Namun kemampuan masyarkat dalam belanja juga menunjukkan sisi positif.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1035 seconds (0.1#10.140)