Golkar Susun Sejumlah Analisis Terkait RUU Pemilu
A
A
A
JAKARTA - Fraksi Partai Golkar sedang menyusun pandangannya terhadap Rancangan Undang-undang (RUU) tentang Penyelenggaraan Pemilu dari pemerintah. Adapun yang menyusun adalah tim kajian dan penyusunan RUU bidang Politik Golkar.
"Namun belum berupa Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) resmi, kebetulan saya salah satu anggotanya," kata Anggota Komisi II DPR dari Fraksi Golkar Hetifah Sjaifudian saat dihubungi wartawan, Selasa (25/10/2016).
Menurut Hetifah, sistem pemilu proporsional terbuka, tertutup dan terbatas hanya salah satu dari isu strategis yang bisa diduga akan alot pembahasannya.
"Golkar berpendapat, masing-masing memiliki kekuatan, kelemahan dan membutuhkan prasyarat agar bisa diterapkan dengan baik," tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, amanat dari Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar sendiri adalah sistem proporsional tertutup.
Namun kata dia, Golkar siap menjalankan setiap proses dalam mengkaji sistem pemilu mendatang. "Siap mendengar berbagai argumen dari setiap opsi yang ada dan memilih sistem yang terbaik," ucapnya.
Dia menjelaskan, pertimbangan utama yang menjadi rujukan Golkar dalam menentukan sistem pemilu proporsional adalah, ingin meningkatkan kualitas calon dan mereka yang terpilih.
"Jangan lagi faktor keterpilihan didominasi oleh modal dan popularitas semata," pungkasnya.
"Namun belum berupa Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) resmi, kebetulan saya salah satu anggotanya," kata Anggota Komisi II DPR dari Fraksi Golkar Hetifah Sjaifudian saat dihubungi wartawan, Selasa (25/10/2016).
Menurut Hetifah, sistem pemilu proporsional terbuka, tertutup dan terbatas hanya salah satu dari isu strategis yang bisa diduga akan alot pembahasannya.
"Golkar berpendapat, masing-masing memiliki kekuatan, kelemahan dan membutuhkan prasyarat agar bisa diterapkan dengan baik," tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, amanat dari Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar sendiri adalah sistem proporsional tertutup.
Namun kata dia, Golkar siap menjalankan setiap proses dalam mengkaji sistem pemilu mendatang. "Siap mendengar berbagai argumen dari setiap opsi yang ada dan memilih sistem yang terbaik," ucapnya.
Dia menjelaskan, pertimbangan utama yang menjadi rujukan Golkar dalam menentukan sistem pemilu proporsional adalah, ingin meningkatkan kualitas calon dan mereka yang terpilih.
"Jangan lagi faktor keterpilihan didominasi oleh modal dan popularitas semata," pungkasnya.
(maf)