Dua Tahun Jokowi-JK

Kamis, 20 Oktober 2016 - 08:12 WIB
Dua Tahun Jokowi-JK
Dua Tahun Jokowi-JK
A A A
HARI ini tepat dua tahun masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK). Tentu menarik disimak apa saja yang sudah dicapai duet Jokowi-JK dalam melayarkan negeri ini?

Waktu dua tahun adalah hampir separuh dari masa bakti Jokowi-JK yang terpilih dari hasil pemilihan langsung oleh rakyat. Tahun pertama masa pemerintahan masih diwarnai suasana politik gonjang-ganjing, sisa-sisa panas dari pertarungan pemilihan presiden belum sepenuhnya mendingin.

Memasuki tahun kedua tantangannya sudah bergeser. Perhatian Jokowi-JK mulai fokus membenahi perekonomian nasional yang terus melemah seiring perkembangan perekonomian global yang tak kunjung stabil.

Pencapaian dalam bidang ekonomi pemerintah mengklaim sejumlah keberhasilan. Untuk meyakinkan publik, Kantor Staf Presiden (KSP) telah merangkum sejumlah pencapaian dalam dua tahun masa bakti Jokowi-JK yang terukur dengan menggunakan berbagai indikator, mulai dari data Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bank Indonesia, termasuk statistik utang luar negeri Indonesia (SULNI) hingga Moodys Statistical Handbook 2016.

KSP membagi lima kategori yang membuktikan bahwa pemerintah telah berbuat secara konkret dalam membangun negeri ini. Pertama, terkait kemiskinan yang diklaim telah mengalami penurunan. KSP membeberkan jumlah penduduk miskin pada Maret 2015 sebanyak 28,51 juta atau 11,22% menurun menjadi 28,01 juta atau 10,86% pada Maret 2016.

Kedua, persoalan ketimpangan antara penduduk kaya dan miskin. Dengan menggunakan indikator gini rasio, KSP mengungkapkan terjadi penurunan ketimpangan pada Maret 2015, gini rasio tercatat 0,408, dan mengecil menjadi 0,397 pada Maret 2016. Semakin tinggi nilai gini rasio menunjukkan ketimpangan makin lebar.

Ketiga, masalah pengangguran. KSP lagi-lagi mengklaim persoalan sensitif ini juga mengalami koreksi alias penurunan dari 7,45 juta orang atau 5,81% pada Maret 2015 menjadi 7,02 juta orang atau 5,50% pada Maret 2016.

Keempat,
menyangkut pertumbuhan ekonomi dan investasi. KSP membanggakan bahwa di tengah kelesuan perekonomian global, perekonomian Indonesia tetap tumbuh. Sebagai indikator pertumbuhan ekonomi pada semester pertama 2016 mencapai 5,04%, bandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, pertumbuhan ekonomi di bawah 5% atau tepatnya 4,79%.

Sementara itu, investasi tumbuh 14,8% sepanjang semester pertama 2016 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Total realisasi pada periode Januari–Juni 2016 tercatat sebesar Rp298,1 triliun. Dengan pencapaian tersebut, KSP optimistis realisasi investasi tahun ini akan mengalahkan realisasi tahun lalu yang hanya Rp545,4 triliun.

Kelima,
tingkat inflasi dalam dua tahun terakhir ini KSP menyatakan selain rendah juga terkendali. Terlihat dari inflasi sepanjang Januari–September 2016 sekitar 1,97%, sementara pada periode yang sama 2015 sekitar 2,24%.

Bagaimana dengan utang luar negeri (ULN)? Persoalan ULN salah satu titik mati dari duet Jokowi-JK. Pada saat kampanye pasangan ini selalu menekankan pentingnya mengurangi ULN, namun saat berkuasa fakta menunjukkan lain, di mana ULN terus meningkat. ULN menembus USD324,2 miliar atau naik 6,4% (YoY).

Berdasarkan kelompok peminjam, ULN terdiri atas sektor swasta sebesar USD164,5 miliar dan pemerintah sebesar USD159,7 miliar. Meski ULN meningkat, KSP menyatakan pengelolaannya masih terkendali.

Di sisi lain, KSP menonjolkan bahwa pengalihan anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) untuk tahun ini mencapai Rp211,3 triliun untuk program prioritas. Laju pembangunan infrastruktur tak bisa disangkal tercermin dari alokasi anggaran yang terus meningkat dari Rp290,3 triliun tahun lalu, naik menjadi Rp317,1 triliun tahun ini.

Apa respons kalangan pengusaha atas pencapaian dua tahun duet Jokowi-JK? Secara umum cukup positif, terutama diterbitkannya sejumlah paket kebijakan di bidang ekonomi. Hanya, pelaksanaan di lapangan belum maksimal sebagaimana diharapkan oleh dunia usaha. Misalnya, tarif listrik yang dijanjikan turun lewat paket diskon listrik belum sepenuhnya terlaksana.

Pemerintah sukses memangkas dwell time, tetapi biaya logistik masih tetap tinggi. Harus diakui dengan segala tantangan yang ada dan indikator yang dipaparkan KSP, pemerintahan Jokowi-JK sudah pada trek yang benar. Tetapi, untuk menilai apakah sukses atau tidak dalam dua tahun ini, indikatornya kita tunggu angka pertumbuhan ekonomi yang dipatok pada level 5,1% hingga akhir tahun ini tercapai atau tidak.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0593 seconds (0.1#10.140)