Kapolri Nilai Haris Azhar Gagal Buktikan Testimoni Freddy Budiman

Rabu, 03 Agustus 2016 - 17:19 WIB
Kapolri Nilai Haris...
Kapolri Nilai Haris Azhar Gagal Buktikan Testimoni Freddy Budiman
A A A
JAKARTA - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengaku sudah membentuk tim untuk menelusuri informasi tentang testimoni Freddy Budiman, terpidana mati kasus narkoba yang dieksekusi pada Jumat 29 Juli 2016.

Testimoni atau pernyataan itu disampaikan oleh Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Haris Azhar yang tersebar di media sosial.

Haris mengaku pernah berbincang dengan Freddy di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah pada 2014 silam. Dalam perbincangan itu, Haris menyebut Freddy mengaku pernah memberikan uang kepada pejabat Badan Narkotika Nasional (BNN), Polri, dan TNI.

Terkait hal tersebut, Kapolri menilai Haris gagal memberikan informasi tambahan terkait testimoni tersebut. ‎"Kita pikir ada tambahan yang lebih detail, tidak ada hal-hal yang terlalu signifikan berbeda dengan yang disampaikan kepada publik melalui media elektronik‎," kata Tito di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (3/8/2016).

Menurut Tito, pihaknya sudah menugaskan Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri untuk menemui sumber-sumber yang bisa memberikan keterangan tambahan, seperti meminta keterangan Haris Azhar dan bekas pengacara Freddy.

Namun, kata dia, Polri tidak mendapatkan keterangan yang signifikan. "Kita sudah melakukan langkah dari Propam (Divisi Provesi dan Pengamanan) dan Dari Humas sudah melangkah mencari pleidoinya (nota pembelaan Freddy). Yang disampaikan sudah kita kita cek, tidak ada‎," ujarnya. (Baca juga: Diusut, Curhat Freddy Budiman Beri Rp90 M kepada Pejabat Polri)

Dia menilai apa yang diungkapkan Haris tidak akurat sehingga Polri, BNN, dan TNI melaporkan Haris atas dugaan pencemaran nama baik dengan menggunakan media sosial (medsos).

Menurut dia, ada batasan dalam menggunakan menyebarkan informasi melalui medsos. "Di antaranya tak boleh untuk menyebarkan informasi yang belum tentu benar yang dapat berakibat buruk dari pihak-pihak tertentu," ujarnya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0895 seconds (0.1#10.140)