Alasan TNI AU Tangkap 5 WNA China
A
A
A
JAKARTA - Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) menggelandang tujuh pekerja proyek kereta cepat rute Jakarta-Bandung ke pos pemeriksaan TNI AU di Lapangan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur (Jaktim).
Mereka terpaksa diamankan karena menyalahi prosedur tetap (protap) yang berlaku di kawasan militer Lanud Halim Perdanakusuma.
"Kami menangkap tujuh orang tidak dikenal di wilayah Lanud Halim Perdanakusuma yang sedang melakukan kegiatan pengeboran tanah. Kegiatan dilakukan tanpa seizin pihak Lanud. Karena memang itu lazimnya prosedur yang berlaku," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsma Wieko Sofyan saat dikonfirmasi, Rabu (26/4/2016).
Sofyan merincikan, lima dari tujuh orang tersebut merupakan WNA asal China yang tidak dapat menunjukkan paspor dan identitas dirinya. Kelimanya merupakan pekerja dari PT Geo Central Mining, mitra dari PT Wika.
"Saat ini kelimanya sudah ditangani pihak Imigrasi Jaktim," imbuh Sofyan.
Sofyan mengaku belum bisa memastikan apakah kelima WNA asal China tersebut berlatarbelakang militer. "Saya belum dapat menyebutkan kebenarannya, karena belum didapat identitas yang jelas," ucap Sofyan.
"Sementara ini pihak Lanud Halim hanya menyelidiki kegiatan mereka yang dilakukan di wilayah Halim tanpa seizin pihak Lanud," tandas Sofyan.
Mereka terpaksa diamankan karena menyalahi prosedur tetap (protap) yang berlaku di kawasan militer Lanud Halim Perdanakusuma.
"Kami menangkap tujuh orang tidak dikenal di wilayah Lanud Halim Perdanakusuma yang sedang melakukan kegiatan pengeboran tanah. Kegiatan dilakukan tanpa seizin pihak Lanud. Karena memang itu lazimnya prosedur yang berlaku," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsma Wieko Sofyan saat dikonfirmasi, Rabu (26/4/2016).
Sofyan merincikan, lima dari tujuh orang tersebut merupakan WNA asal China yang tidak dapat menunjukkan paspor dan identitas dirinya. Kelimanya merupakan pekerja dari PT Geo Central Mining, mitra dari PT Wika.
"Saat ini kelimanya sudah ditangani pihak Imigrasi Jaktim," imbuh Sofyan.
Sofyan mengaku belum bisa memastikan apakah kelima WNA asal China tersebut berlatarbelakang militer. "Saya belum dapat menyebutkan kebenarannya, karena belum didapat identitas yang jelas," ucap Sofyan.
"Sementara ini pihak Lanud Halim hanya menyelidiki kegiatan mereka yang dilakukan di wilayah Halim tanpa seizin pihak Lanud," tandas Sofyan.
(maf)