PDIP dan Jokowi Saling Jaga Tata Krama
A
A
A
JAKARTA - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Eva Kusuma Sundari tidak sependapat dengan pengamat politik Center for Strategis and International Studies (CSIS) J Kristiadi yang menilai Presiden Joko Widodo mulai mengabaikan partainya terkait perombakan atau reshuffle kabinet.
Eva mengungkapkan, PDIP dan Joko Widodo (Jokowi) saling berkomunikasi atau tetap berelasi, namun tetap menjaga tata krama politik atau tata krama.
"Bukan gaya Ketua umum (Megawati) untuk bertindak selonongan ke Istana tanpa protokoler dan berkasak-kusuk untuk kepentingan parpol karena kepentingan PDIP sama dan sebangun dengan kepentingan Presiden yaitu Nawacita," ujar Eva kepada Sindonews, Senin (18/4/2016). (Baca juga: Reshuffle Kabinet, Jokowi Mulai Abaikan PDIP)
Menurut dia, Nawacita adalah rumusan dari PDIP. "Jadi tidak ada benturan kepentingan, apalagi komunikasi PDIP dan Presiden juga lancar," kata Eva. (Baca juga:
Dia mengungkapkan, Jokowi dan Ketua umum PDIP Megawati Soekarnoputri sama-sama negarawan. Keduanya, kata dia, saling menghormati dan menjaga martabat.
Dia menambahkan, Jokowi mendengar dan memahami sekaligus akan mengakomodasi aspirasi PDIP dan sebaliknya karena kepentingannya sama dan sebangun.
"Soal timming (waktu pelaksanaan) dan cara (reshuffle), PDIP menyerahkan sepenuhnya ke Presiden karena dia yang paling tahu selain memang prerogatif Presiden. Jadi tidak benar sinyalemen mengabaikan tersebut," tuturnya.
Eva mengungkapkan, PDIP dan Joko Widodo (Jokowi) saling berkomunikasi atau tetap berelasi, namun tetap menjaga tata krama politik atau tata krama.
"Bukan gaya Ketua umum (Megawati) untuk bertindak selonongan ke Istana tanpa protokoler dan berkasak-kusuk untuk kepentingan parpol karena kepentingan PDIP sama dan sebangun dengan kepentingan Presiden yaitu Nawacita," ujar Eva kepada Sindonews, Senin (18/4/2016). (Baca juga: Reshuffle Kabinet, Jokowi Mulai Abaikan PDIP)
Menurut dia, Nawacita adalah rumusan dari PDIP. "Jadi tidak ada benturan kepentingan, apalagi komunikasi PDIP dan Presiden juga lancar," kata Eva. (Baca juga:
Dia mengungkapkan, Jokowi dan Ketua umum PDIP Megawati Soekarnoputri sama-sama negarawan. Keduanya, kata dia, saling menghormati dan menjaga martabat.
Dia menambahkan, Jokowi mendengar dan memahami sekaligus akan mengakomodasi aspirasi PDIP dan sebaliknya karena kepentingannya sama dan sebangun.
"Soal timming (waktu pelaksanaan) dan cara (reshuffle), PDIP menyerahkan sepenuhnya ke Presiden karena dia yang paling tahu selain memang prerogatif Presiden. Jadi tidak benar sinyalemen mengabaikan tersebut," tuturnya.
(dam)