Anggota DPR Disarankan Minta Maaf ke Publik

Kamis, 02 Oktober 2014 - 15:47 WIB
Anggota DPR Disarankan Minta Maaf ke Publik
Anggota DPR Disarankan Minta Maaf ke Publik
A A A
JAKARTA - Banyak kalangan prihatin dengan perilaku anggota DPR saat rapat paripurna untuk menentukan pimpinan dan alat kelengkapan DPR. Tingkah wakil rakyat yang baru dilantik dinilai tragis dan memalukan.

Pakar Ilmu Politik Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung Prof Asep Warlan Yusuf meminta, agar para anggota DPR yang bersikap buruk itu untuk meminta maaf langsung kepada masyarakat atas tindakan mereka semalam.

"Ini tragis dan memalukan, tahap pertama saja sudah begitu. Kesan pertamanya saja sudah parah. Ini akan negatif di mata publik. Persepsi di publik dewan ini hanya berebut kekuasaan. Ini baru dalam sejarah dewan," ujar Asep ketika dimintai tanggapan oleh wartawan di Bandung, Kamis (2/10/2014).

Dilanjutkan Asep, sikap anggota dewan tersebut tidak mencerminkan bahwa mereka adalah anggota lembaga terhormat. Di mana satu sama lain saling menghujat dan ingin menang sendiri.

"Persepsi publik terhadap dewan akan turun, terutama rasa hormatnya. Respek akan kurang, imej yang ada di masyarakat yang muncul adalah dewan saling menjatuhkan, menghina untuk suatu kekuasaan. Saling menghujat, itu menunjukkan mereka bukan lembaga terhormat," katanya.

Terkait itu, pihaknya mendesak supaya DPR meminta maaf kepada masyarakat atas kericuhan yang terjadi.

"Jadi saya setuju dengan beberapa pihak bahwa dewan harus minta maaf atas tindakan tindakan perilaku anggotanya di forum itu, itu diketahui banyak orang, bukan ruang tertutup. Ini jelas terbuka sekali. Kesan pertama terhadap dewan sangat negatif, dewan harus minta maaf," katanya.

Dia menambahkan, sangat prihatin dengan kericuhan yang terjadi dalam rapat paripurna tersebut. Terlebih itu bisa menunjukkan adanya perebutan kekuasaan.

"Kita prihatin dengan kesan pertama penampilan dewan. Orientasi mereka ditunjukan kepada publik bahwa kekuatan itu lebih penting dari sekadar mewakili rakyat."

"Kalau memperjuangkan soal BBM, itu mungkin bisa diapresiasi. Tetapi kalu berebut kursi mah sangat memprihatinkan. Memalukan, apalagi palunya hilang dan itu jadi lelucon. Belum lagi kejadian pemadaman mix speaker. Itu sangat memalukan," pungkasnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.4323 seconds (0.1#10.140)