Berani pada yang Muda

Rabu, 25 Mei 2016 - 12:51 WIB
Berani pada yang Muda
Berani pada yang Muda
A A A
SEBAGIAN masyarakat Indonesia bisa jadi merasa sangat kecewa karena Indonesia kembali gagal merengkuh juara pada kejuaraan Piala Thomas dan Uber yang digelar di China beberapa waktu lalu. Sejak 2002 Indonesia tidak pernah lagi menggegap piala kejuaraan beregu dunia tersebut meski kita masih yang terbanyak dalam mengoleksi gelar tersebut. Selain gagal merengkuh Piala Thomas, kekalahan dari tim Denmark juga terasa menyesakkan karena selama Piala Thomas digelar, Indonesia tidak pernah kalah. Alias, baru kejuaraan kemarin Indonesia kalah dari Denmark.

Di sisi lain, kita juga patut bangga dengan tampilnya pemain-pemain muda dalam kejuaraan tersebut. Apakah karena menurunkan sebagian besar pemain muda sebagai penyebab kegagalan Indonesia? Tentu tidak sepenuhnya benar. Cara-cara tersebut adalah strategi yang dilakukan oleh tim tentu dengan tujuan untuk menang, bukan untuk kalah. Namun, ada juga tujuan lain atau alasan lain kenapa para pemain muda yang banyak diturunkan, bukan pemain yang mempunyai banyak pengalaman. Sepertinya, jawaban yang tepat adalah memberikan kepercayaan dan jam terbang bagi para pemain muda sehingga mereka semakin mempunyai mental kompetitif.

Meski kalah, tampilnya pemain-pemain muda seperti Jonatan Christie, 19, dan Anthony Ginting, 19; atau pasangan ganda putra Angga Pratama, 24, dengan Ricky Karanda Suwardi, 24; atau Marcus Fernaldi dan Kevin Sanjaya yang masing-masing masih 25 tahun dan 21 tahun cukup bagus. Memang mereka kalah, namun semangat mereka patut dihargai. Ke depan para pemain muda ini akan mampu semakin mengharumkan Indonesia. Memainkan pemain muda di kejuaraan besar memang mempunyai risiko yang tinggi jika kita hanya melihat saat ini. Namun, jika kita melihat lebih jauh, cara seperti ini akan baik buat bulutangkis Tanah Air.

Begitu juga dengan sepak bola Indonesia yang baru saja lepas dari sanksi FIFA. Dua kejuaraan internasional sudah menanti yaitu Piala AFF dan U-19. Beberapa tahun lalu Indonesia dibuat bangga dengan penampilan punggawa timnas U-19 dengan menjuarai AFF U-19 dan lolos ke putaran final Piala Asia U-19. Anak-anak muda tersebut saat ini pun siap untuk kembali lagi mengharumkan Indonesia di level senior. Memang bukan semua eks pemain U-19 yang saat itu memenangkan AFF U-19 yang akan ”naik pangkat”, namun beberapa alumninya sangat layak untuk dilibatkan di timnas senior. Memang mereka saat ini sudah berusia 23 tahun atau kurang, namun jam terbang harus diberikan karena tentu kita tidak semestinya menerapkan strategi jangka pendek saja, tapi juga strategi jangka panjang.

Pelajaran penting dipetik dari Jerman. Pascaera 1990-an hingga awal 2000 timnas Jerman seolah tak bertaji di Eropa maupun dunia. Pada 2004 mereka mulai melakukan reformasi untuk membenahi sepak bola di Jerman. Salah satu poin yang harus dilakukan adalah memberikan kepercayaan kepada pemain muda pada level kompetisi yang tinggi. Beberapa klub juga diwajibkan menampilkan pemain muda untuk tampil pada kompetisi secara reguler. Dan, hasilnya? Bukan pada Piala Dunia 2006 yang saat itu Jerman menjadi tuan rumah. Atau, bukan pada 2008 di Piala Eropa atau bahkan di Piala Dunia 2010 atau malah tersingkir di semifinal Piala Eropa 2012, tapi pada 2014 mereka berhasil menggenggam Piala Dunia. Para pemain muda era 2006, 2008, 2010, dan 2012 sudah pada taraf matang pada 2014 dan hasilnya cukup memuaskan. Dan, hingga sekarang Jerman tidak pernah bosan melahirkan pemain-pemain muda yang tidak hanya berkiprah di liga lokal, namun juga negara lain.

Apa yang dilakukan PBSI dengan menurunkan pemain muda dan kita harapkan PSSI juga berani menurunkan para pemain muda pada AFF 2016 nanti diyakini akan menjadi berkah beberapa tahun kemudian bagi olahraga Indonesia. Kita harus berani menampilkan dan mempercayakan kepada para pemain muda. Bukankah kemampuan mereka juga sudah pada level yang bisa bermain di level senior? Hanya persoalan mental yang harus digembleng dalam beberapa kompetisi agar mereka semakin matang. Potensi olahragawan muda di Indonesia cukup besar, yang menjadi tantangan adalah keberanian dalam memberikan kepercayaan kepada mereka.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6491 seconds (0.1#10.140)