Syahrul Yasin Limpo Ngaku Tak Punya Masalah dengan Djarot Saiful Hidayat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo ogah mengambil pusing menanggapi isu perombakan atau reshuffle kabinet . Menteri asal Partai Nasdem ini pun mengaku punya hubungan baik dengan politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Djarot Saiful Hidayat yang mengusulkan agar dirinya dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar dievaluasi.
"Kalau reshuffle itu urusan Presiden. Karena itu hak (prerogatif) beliau. Saya kan cuman kerja dan kerja," ujar Syahrul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/1/2023).
Menurut dia, adanya pernyataan yang menyebutkan Kementerian Pertanian tidak mampu melaksanakan program pemerintah terutama terkait ketahanan pangan harus menggunakan data. "Apa pun kalian harus pakai data dong. Produktivitas dan lain-lain harus pakai data, datanya dari mana? BPS, itu perintah Undang-undang. Kalau kau enggak percaya data kau mau percaya apa," imbuhnya.
Ia menyebutkan pertanian saat ini sudah menggunakan teknologi canggih. "Yang kedua kan kita sudah percaya dengan digital, artificial intelligence. (Tanaman) kita yang busuk tidak banyak-banyak. Jadi jangan tanya soal produktivitas dan ketersediaan," ujarnya.
Dia mengaku tidak memiliki masalah dengan Djarot. “Kalau soal reshuffle. Saya peluk-pelukan sama Djarot saat jadi gubernur. Tidak ada masalahnya. Komunikasi dengan Pak Djarot baik-baik saja. Jabatan itu hak prerogatif, kita kerja aja," pungkasnya.
Diketahui sebelumnya, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat menyebutkan kinerja dua menteri Partai Nasdem yakni Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo perlu dievaluasi Presiden Jokowi karena masalah impor beras dan dianggap tidak mampu menjalankan program pemerintah dalam bidang ketahanan pangan.
Menkominfo Johnny G Plate juga sempat diisukan mundur dari jabatannya beberapa waktu lalu. Isu reshuffle tiga menteri dari Nasdem tersebut mencuat setelah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal capres 2024.
"Kalau reshuffle itu urusan Presiden. Karena itu hak (prerogatif) beliau. Saya kan cuman kerja dan kerja," ujar Syahrul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/1/2023).
Menurut dia, adanya pernyataan yang menyebutkan Kementerian Pertanian tidak mampu melaksanakan program pemerintah terutama terkait ketahanan pangan harus menggunakan data. "Apa pun kalian harus pakai data dong. Produktivitas dan lain-lain harus pakai data, datanya dari mana? BPS, itu perintah Undang-undang. Kalau kau enggak percaya data kau mau percaya apa," imbuhnya.
Ia menyebutkan pertanian saat ini sudah menggunakan teknologi canggih. "Yang kedua kan kita sudah percaya dengan digital, artificial intelligence. (Tanaman) kita yang busuk tidak banyak-banyak. Jadi jangan tanya soal produktivitas dan ketersediaan," ujarnya.
Dia mengaku tidak memiliki masalah dengan Djarot. “Kalau soal reshuffle. Saya peluk-pelukan sama Djarot saat jadi gubernur. Tidak ada masalahnya. Komunikasi dengan Pak Djarot baik-baik saja. Jabatan itu hak prerogatif, kita kerja aja," pungkasnya.
Diketahui sebelumnya, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat menyebutkan kinerja dua menteri Partai Nasdem yakni Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo perlu dievaluasi Presiden Jokowi karena masalah impor beras dan dianggap tidak mampu menjalankan program pemerintah dalam bidang ketahanan pangan.
Menkominfo Johnny G Plate juga sempat diisukan mundur dari jabatannya beberapa waktu lalu. Isu reshuffle tiga menteri dari Nasdem tersebut mencuat setelah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal capres 2024.
(rca)