Psikologi Forensik Sebut Ricky Rizal Orang yang Bisa Kendalikan Emosi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Psikologi Forensik dari Universitas Indonesia, Nathanael Elnadus Johanes Sumampouw menyebutkan, terdakwa dugaan kasus pembunuhan Brigadir J, Ricky Rizal Wibowo merupakan orang yang bisa mengendalikan emosinya. Hal itu disampaikan Nathanael di persidangan terdakwa Ricky , Senin (2/1/2023).
Awalnya, Nathanael menjelaskan tentang Ricky sebagai sosok yang mampu mengaktualisasikan potensi intelektualnya secara logis dan rasional. Adapun interpretasi itu dilakukan pihaknya yang juga sebagai tim Apsifor untuk memeriksa peikologis Ricky Rizal dalam kasus pembunuhan Brigadir J sebagaimana diminta tim penasihat hukum.
"Kami menampilkan suatu simpulan, dia (Ricky) memiliki potensi intelektual yang diaktualkan, itu artinya digunakan, diterapkan, yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari secara umum," ujarnya di persidangan.
Baca juga: Ricky Rizal Beberkan Alasan Ubah Keterangan di BAP
Dia menerangkan, interpretasi itu dilakukan berdasarkan metode pemeriksaan terhadap data yang diperoleh tim, yang mana di dalamnya terdapat tes psikologi, seperti tes kecerdasan yang ditemukan hasil taraf intelektual Ricky, termasuk di dalam potensi intelektual. Potensi dimaksud menyangkut sumber daya yang dimiliki Ricky, yang mana data itu diperoleh dari wawancara pula dengan pada Ricky dan dari sumber lainnya.
Adapun soal hasil tes yang menyebutkan Ricky punya minat sosial tinggi dan keterampilan sosial memadai, kata Nathanael, itu diperoleh dari sejumlah hasil tes yang dilakukan pihaknya. Minat sosial itu bicara tentang individu itu memiliki pemahaman dan kepedulian baik, sedangkan keteranpilan sosial merupakan suatu tindakan yang diperlukan agar dapat berelasi di lingkungan secara positif, baik itu berkomunikasi maupun pemahanan pada perasaan orang lain.
Lebih jauh, dia juga menyebutkan, Ricky memiliki kepatuhan tinggi, peka pada emosi diri, dan punya regulasi yang baik sebagaimana hasil tes pada Ricky. Kepatuhan dimaksud merupakan kecenderungan dia mengikuti apa yang diminta saat Ricky dihadapkan pada figur ororitas, atau yang punya power atau kekuasaan yang lebih dari dia.
"Emosi diri juga menggambarkan bagaimana kesadaran diri individu, misalnya saya saat ini merasa takut, sedih, tertekan termasuk juga emosi positif, saya sadar betul saya saat ini berada dalam perasaaan bangga atau bahagia," paparnya.
Dia menambahkan, adapun terkait Ricky yang pekat pada emosi diri dan punya regulasi yang baik terhadap emosinya itu, maksudnya Ricky bisa mengendalikan emosinya itu agar tak diekspresikan secara berlebihan.
"Nah bicara regulasi tentunya kita mengenali apa yang kita alami di dalam lalu bagaimana kita mengepresikannya, katakanlah saya punya rada kemarahan di dalam tapi saya bisa atur kelola sehingga saya tak ekspresikannya secara meledak-ledak atau mengganggu atau dampak negatif pada orang lain," katanya.
Awalnya, Nathanael menjelaskan tentang Ricky sebagai sosok yang mampu mengaktualisasikan potensi intelektualnya secara logis dan rasional. Adapun interpretasi itu dilakukan pihaknya yang juga sebagai tim Apsifor untuk memeriksa peikologis Ricky Rizal dalam kasus pembunuhan Brigadir J sebagaimana diminta tim penasihat hukum.
"Kami menampilkan suatu simpulan, dia (Ricky) memiliki potensi intelektual yang diaktualkan, itu artinya digunakan, diterapkan, yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari secara umum," ujarnya di persidangan.
Baca juga: Ricky Rizal Beberkan Alasan Ubah Keterangan di BAP
Dia menerangkan, interpretasi itu dilakukan berdasarkan metode pemeriksaan terhadap data yang diperoleh tim, yang mana di dalamnya terdapat tes psikologi, seperti tes kecerdasan yang ditemukan hasil taraf intelektual Ricky, termasuk di dalam potensi intelektual. Potensi dimaksud menyangkut sumber daya yang dimiliki Ricky, yang mana data itu diperoleh dari wawancara pula dengan pada Ricky dan dari sumber lainnya.
Adapun soal hasil tes yang menyebutkan Ricky punya minat sosial tinggi dan keterampilan sosial memadai, kata Nathanael, itu diperoleh dari sejumlah hasil tes yang dilakukan pihaknya. Minat sosial itu bicara tentang individu itu memiliki pemahaman dan kepedulian baik, sedangkan keteranpilan sosial merupakan suatu tindakan yang diperlukan agar dapat berelasi di lingkungan secara positif, baik itu berkomunikasi maupun pemahanan pada perasaan orang lain.
Lebih jauh, dia juga menyebutkan, Ricky memiliki kepatuhan tinggi, peka pada emosi diri, dan punya regulasi yang baik sebagaimana hasil tes pada Ricky. Kepatuhan dimaksud merupakan kecenderungan dia mengikuti apa yang diminta saat Ricky dihadapkan pada figur ororitas, atau yang punya power atau kekuasaan yang lebih dari dia.
"Emosi diri juga menggambarkan bagaimana kesadaran diri individu, misalnya saya saat ini merasa takut, sedih, tertekan termasuk juga emosi positif, saya sadar betul saya saat ini berada dalam perasaaan bangga atau bahagia," paparnya.
Dia menambahkan, adapun terkait Ricky yang pekat pada emosi diri dan punya regulasi yang baik terhadap emosinya itu, maksudnya Ricky bisa mengendalikan emosinya itu agar tak diekspresikan secara berlebihan.
"Nah bicara regulasi tentunya kita mengenali apa yang kita alami di dalam lalu bagaimana kita mengepresikannya, katakanlah saya punya rada kemarahan di dalam tapi saya bisa atur kelola sehingga saya tak ekspresikannya secara meledak-ledak atau mengganggu atau dampak negatif pada orang lain," katanya.
(maf)