Waktu Kecil Dorong Sepeda Soeharto, Siapa Sangka Sosok Ini Jadi Jenderal TNI Kepercayaan Presiden

Sabtu, 31 Desember 2022 - 08:57 WIB
loading...
A A A
Syaukat pun meniti karier militer hingga masuk dalam lingkaran terdekat Presiden Soeharto. Ia ditunjuk menjadi Sekretaris Militer Presiden (Sesmilpres) pada 1989 dan mengemban jabatan tersebut sampai 1993.

"Oh, itu kamu to," kata Soeharto kepada Syaukat yang menceritakan kembali peristiwa mendorong sepeda di tanjakan di masa silam.

"Iya, Pak. Sampai sekarang saya juga masih nyurung-nyurung (mendorong-dorong) Bapak," timpal Syaukat sambil bercanda.

"Ah, kamu bisa saja, Syaukat," kata Pak Harto tersenyum.

Sebelum menjabat Sesmilpres, Syaukat Banjaransari pernah mengemban tugas sebagai Atase Pertahanan RI di India dan Sri Lanka. Saat Presiden Soeharto melakukan kunjungan kenegaraan ke Sri Lanka dan India, Syaukat bersama staf kedutaan yang menyiapkan segala keperluan orang nomor satu di Republik Indonesia (RI) itu.

Sesmilpres Marsekal Udara Kardono terkesan dengan kinerja Syaukat dalam memperiapkan kedatangan Presiden Soeharto dan rombongan. Karena itu, ketika ada peralihan tugas, Kardono meminta kepada Asintel Hankam Benny Moerdani untuk memilih Syaukat sebagai Kepala Biro Keamanan Presiden.

"Tahun 1981 saya yang waktu itu berpangkat Kolonel Infanteri dipanggil pulang untuk jabatan itu. Lima tahun kemudian saya berpangkat Mayor Jenderal TNI dan menjadi Sekretaris Militer Presiden," kata Syaukat.

Jenderal TNI kelahiran Yogyakarta, 1936 itu masih ingat pesan Presiden Soeharto di awal menjabat sebagai Sesmilpres. Menurut Pak Harto, Sesmilpres bertugas menjadi penghubung antara Presiden dan pimpinan ABRI. Sesmilpres harus bisa membuat pekerjaan presiden di bidang hankam lebih mudah.

"Kamu bekerjalah dengan sederhana. Yang bisa disederhanakan jadikan sederhana jangan dibikin rumit, jangan dibikin mewah," kata Pak Harto kepada Syaukat.

Salah satu tugas Sesmilpres adalah melakukan survei lapangan yang akan dihadiri Presiden Soeharto. Waktu itu, Syaukat hendak berangkat ke Duri, Riau untuk mengecek persiapan acara peresmian injeksi bumi di lapangan minyak Duri. Tiba-tiba Soeharto menggil Syaukat di Bina Graha. Presiden meminta kepada Syaukat untuk menanyakan kepada panitia di Riau besaran biaya yang dikeluarkan untuk menghadirkan dirinya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1086 seconds (0.1#10.140)