Hilirisasi Industri dan Kepentingan Ekonomi
loading...
A
A
A
Di lain sisi, keuntungan yang didapatkan tanpa melakukan proses hilirisasi pun juga sudah cukup besar. Alhasil, industri menjadi kurang termotivasi dan enggan keluar dari zona nyaman. Pemberian suntikan dana pun tidak serta merta menjadi solusi. Pasalnya, proses hilirisasi ini membutuhkan waktu yang panjang dengan biaya yang besar. Selain itu, produk hilirisasi juga belum tentu bisa sepenuhnya diserap oleh pasar. Tentunya, ini bisa menciptakan trade-off yang cukup besar pada pengelolaan fiskal bila nantinya harus dibiayai dengan anggaran negara.
Logika hilirisasi sendiri dapat dirunut dari perspektif teori pertumbuhan endogen yang percaya bahwa pertumbuhan ekonomi jangka panjang didorong oleh semangat akumulasi pengetahuan yang pada akhirnya melahirkan inovasi dan mendorong produktivitas tenaga kerja. Secara fundamental, akumulasi pengetahuan sendiri sangat ditentukan oleh kombinasi faktor produksi yang dikhususkan untuk kegiatan research and development (R&D).
Integrasi dari hulu ke hilir ini sejatinya merupakan langkah dalam menciptakan perekonomian berbasis pengetahuan yang sesuai dengan kerangka teoritis pertumbuhan endogen. Hilirisasi merupakan suatu strategi yang relevan dan masuk akal. Sebenarnya, Indonesia memiliki prasyarat memadai, tetapi kurang mampu mengelola peluang dengan baik akibat bermacam persoalan klasik seperti rendahnya penguasaan SDM, kurangnya inklusivitas, dan carut marutnya birokrasi.
Kuatkan Konsolidasi Riset
Pada akhirnya, semua kembali pada masalah struktural yang perlu dibenahi seperti kualitas SDM, tata kelola, dan teknologi. Intinya bertujuan adalah untuk mereduksi masalah inefisiensi birokrasi maupun konflik kepentingan. Konsolidasi kekuatan riset nasional terus diupayakan dengan adanya sinergi dunia pendidikan dan industri nasional. Semuanya bermuara pada agenda pembangunan nasional. Dengan begitu diharapkan mengakselerasi kualitas SDM nasional.
Skema pembiayaan hilirisasi sebaiknya dilakukan melalui investasi untuk mengurangi risiko yang dapat membebani anggaran fiskal. Hilirisasi sendiri walaupun diiringi dengan berbagai macam risiko, tetapi sepadan dengan manfaat yang diberikan. Seperti, memperkuat devisa negara, meningkatkan resiliensi pasar, dan mampu mendorong penyerapan tenaga kerja yang lebih besar.
Tidak hanya sebatas pada industri minerba, tetapi semangat hilirisasi ini alangkah baiknya juga ikut dirajut dalam industri potensial yang lain seperti pertanian, perhutanan, perkebunan, perikanan, dan sebagainya. Indonesia sendiri merupakan negara kaya dengan suplai alam dan manusia berlimpah nan aneka ragam. Melalui program hilirisasi, niscaya Indonesia mampu menjaga kedaulatan dan supremasi di ketidakpastian pasar global.
Pada saat bersamaan pemerintah harus juga melakukan pemberian insentif bagi pelaku ekonomi, seperti pelonggaran pajak dan penurunan bea masuk untuk produk pendukung industri hilir juga bisa terus diberikan. Maka dari itu, besar harapan misi ini dapat tercapai guna menjaga eksistensi perekonomian nasional.
Logika hilirisasi sendiri dapat dirunut dari perspektif teori pertumbuhan endogen yang percaya bahwa pertumbuhan ekonomi jangka panjang didorong oleh semangat akumulasi pengetahuan yang pada akhirnya melahirkan inovasi dan mendorong produktivitas tenaga kerja. Secara fundamental, akumulasi pengetahuan sendiri sangat ditentukan oleh kombinasi faktor produksi yang dikhususkan untuk kegiatan research and development (R&D).
Integrasi dari hulu ke hilir ini sejatinya merupakan langkah dalam menciptakan perekonomian berbasis pengetahuan yang sesuai dengan kerangka teoritis pertumbuhan endogen. Hilirisasi merupakan suatu strategi yang relevan dan masuk akal. Sebenarnya, Indonesia memiliki prasyarat memadai, tetapi kurang mampu mengelola peluang dengan baik akibat bermacam persoalan klasik seperti rendahnya penguasaan SDM, kurangnya inklusivitas, dan carut marutnya birokrasi.
Kuatkan Konsolidasi Riset
Pada akhirnya, semua kembali pada masalah struktural yang perlu dibenahi seperti kualitas SDM, tata kelola, dan teknologi. Intinya bertujuan adalah untuk mereduksi masalah inefisiensi birokrasi maupun konflik kepentingan. Konsolidasi kekuatan riset nasional terus diupayakan dengan adanya sinergi dunia pendidikan dan industri nasional. Semuanya bermuara pada agenda pembangunan nasional. Dengan begitu diharapkan mengakselerasi kualitas SDM nasional.
Skema pembiayaan hilirisasi sebaiknya dilakukan melalui investasi untuk mengurangi risiko yang dapat membebani anggaran fiskal. Hilirisasi sendiri walaupun diiringi dengan berbagai macam risiko, tetapi sepadan dengan manfaat yang diberikan. Seperti, memperkuat devisa negara, meningkatkan resiliensi pasar, dan mampu mendorong penyerapan tenaga kerja yang lebih besar.
Tidak hanya sebatas pada industri minerba, tetapi semangat hilirisasi ini alangkah baiknya juga ikut dirajut dalam industri potensial yang lain seperti pertanian, perhutanan, perkebunan, perikanan, dan sebagainya. Indonesia sendiri merupakan negara kaya dengan suplai alam dan manusia berlimpah nan aneka ragam. Melalui program hilirisasi, niscaya Indonesia mampu menjaga kedaulatan dan supremasi di ketidakpastian pasar global.
Pada saat bersamaan pemerintah harus juga melakukan pemberian insentif bagi pelaku ekonomi, seperti pelonggaran pajak dan penurunan bea masuk untuk produk pendukung industri hilir juga bisa terus diberikan. Maka dari itu, besar harapan misi ini dapat tercapai guna menjaga eksistensi perekonomian nasional.
(bmm)