Pandangan Media dan Pakar Hubungan Internasional China tentang Peran Indonesia di KTT G20

Jum'at, 11 November 2022 - 17:43 WIB
loading...
Pandangan Media dan Pakar Hubungan Internasional China tentang Peran Indonesia di KTT G20
Harryanto Aryodiguno, Ph.D. Foto/Istimewa
A A A
Harryanto Aryodiguno, Ph.D
Dosen Jurusan Hubungan Internasional President University, Jababeka-Cikarang

Menjelang perhelatan KTT G20 yang ke-17 pada tanggal 15-16 November 2022 di Bali, Indonesia, media China banyak yang menyoroti perkembangan dan menebak pertemuan-pertemuan penting antarkepala negara. Tentunya yang lebih gencar diberitakan adalah apakah akan ada pertemuan antara Joe Biden dan Xi Jinping di KTT tersebut? Kalaupun ada, topik utama apa yang akan dibahas oleh pemimpin kedua negara tersebut?

Selain itu, terlepas dari kedua isu yang menjadi headline di berita arus utama di China dan wilayah Taiwan, ternyata banyak media yang memberitakan tentang peran Indonesia di Presidensi G20 yang ke-17 ini dan tentunya hubungan China dengan Indonesia yang semakin mesra, dan China juga merasa di saat-saat China dikritik karena perang Rusia dan Ukraina, maupun karena gesekan antara China dan Amerika yang kerap terjadi, Indonesia tidak pernah meninggalkan China dan selalu menjadi supporter utama China di saat China merasa sendirian. Paling tidak, itulah yang dirasakan oleh para diplomat China.

Berita di China mewartakan bahwa kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke China pada 25-26 Juli 2022 merupakan bentuk kepedulian Indonesia terhadap kondisi dalam negeri China yang baru bangkit kembali setelah sekian lama terdampak oleh pandemi Covid-19, sekaligus juga bentuk kepedulian dan perhatian yang tinggi dari Indonesia sebagai saudara sejati yang pernah ditegaskan oleh presiden Soekarno pada awal berdirinya Republik Rakyat China.

Dalam kepemimpinan Joko Widodo, Indonesia diyakini telah membangun komunikasi dan kepercayaan antara Indonesia dan China. Joko Widodo juga dianggap sebagai pemimpin besar yang telah membangun hubungan bilateral sekaligus penggerak pola pembangunan di China yang mulai mengarah ke Asia Tenggara sesuai dengan arah Belt and Road Initiative. Wartawan media China menggambarkan pola kerja sama Indonesia dan China seperti "Si Lun Qu Dong" atau kemitraan bersama yang strategis, yang kaya dan yang komprehensif. Oleh karena itulah, presidensi Indonesia dalan KTT G20 kali ini di Bali harus didukung full oleh China, termasuk mengesampingkan sementara pertikaian dengan Amerika. Mengesampingkan pertikaian dengan Amerika merupakan bentuk apresiasi dan dukungan yang tegas dari China kepada Indonesia dalam memainkan peran konstruktif sebagai penyelenggara dan pengatur utama dalam KTT G20.



China dan Indonesia adalah negara berkembang yang penting dari segi jumlah penduduk yang banyak, budaya yang bisa mempengaruhi kebudayaan internasional, maupun perkembangan ekonomi yang diyakini akan menguasai dunia dan menggantikan peran negara barat. Kedua negara memiliki kepentingan bersama dan tujuan pembangunan yang sama. Sejak terjalinnya kemitraan strategis komprehensif kedua negara pada tahun 2013, kerja sama kedua pihak di berbagai bidang telah berkembang dengan pesat. Sekarang, kedua belah pihak bertekad untuk membangun komunitas yang lebih dekat dengan membangun masa depan bersama. Melihat hubungan China dan Indonesia saat ini, jelas adalah model saling menguntungkan dan bisa menjadi contoh hubungan bilateral bagi negara-negara berkembang dan model untuk pembangunan bersama dalam Kawasan. Kedua negara saat ini juga telah menjadi perintis dalam kerja sama Selatan-Selatan.

Hubungan China dan Indonesia merupakan manifestasi baik dari pola hubungan internasional baru, yang sepenuhnya mewujudkan rasa saling menghormati, keadilan, kesetaraan dan kerjasama yang saling menghormati sesuai dengan dasar konfusianisme dan sifat-sifat sejati Pancasila. Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan ekonomi dan perdagangan bilateral dan hubungan di semua bidang lain telah mencapai perkembangan yang positif dan pertumbuhan yang meningkat. Terlebih saat pandemi mencuat telah membawa tantangan besar bagi masyarakat internasional, dan juga memberikan peluang yang baik bagi kedua negara untuk lebih memperdalam kerja sama.

Dari kerja sama menangani pademi hingga usaha bersama dalam pemulihan pascapandemi kedua negara, sepenuhnya mencerminkan ketahanan hubungan kedua negara. Oleh karena itu, hubungan China dan Indonesia telah berkembang sangat baik dan kini telah mencapai tingkat tertinggi dalam sejarah kedua negara. Kedua negara tentunya masih memiliki potensi kerjasama yang besar dalam mengembangkan bidang-bidang lainnya sesuai dengan gambaran bahwa kedua negara mempunyai jumlah penduduk, wilayah, budaya dan potensi yang sama.

Media utama China, CCTV menggambarkan hubungan China dan Indonesia, dari pembentukan kemitraan strategis yang komprehensif, China dan Indonesia telah mempertahankan pertukaran tingkat tinggi yang erat. Bahkan, di dalam keadaan terpuruk akibat pandemi, interaksi tingkat tinggi antara kedua negara tidak berhenti dan sangat sering terjadi. Presiden Xi Jinping dan Presiden Joko Widodo sering berkomunikasi via telepon mendiskusikan kondisi dunia akibat Covid-19. Kerja sama kedua negara di berbagai bidang juga terus meningkat. Media China menulis bahwa kepala negara asing pertama yang diundang ke China sejak Olimpiade Musim Dingin Beijing adalah Presiden Joko Widodo. Menurut ulasan media pemerintah, undangan Xi Jinping kepada Presiden Joko Widodo memggambarkan tingkat strategis hubungan kedua negara dan pentingnya peran kedua pemimpin dalam berkomunikasi dalam hubungan China dan Indonesia.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1997 seconds (0.1#10.140)