Inilah 5 Warga Negara Asing yang Membantu Kemerdekaan Indonesia
loading...
A
A
A
Yang Chil-seong pergi ke Garut dan bergabung dengan pejuang kemerdekaan yang bernama Pasukan Pangeran Papak untuk melawan agresi militer Belanda. Keberadaan Yang Chil-seong membuat Belanda resah karena perilakunya. Yang Chil-seong tertangkap dan dijatuhi hukuman mati pada tahun 1949.
3. Shigeru Ono
Foto/ist
Shigeru Ono menjadi salah satu tentara Jepang yang memihak Indonesia. Shigeru merupakan pasukan yang menolak pulang ke Jepang dan memilih bergabung dengan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan. Kelompok pejuang kemerdekaan tersebut dikenal sebagai komando elite Pasukan Gerilya Istimewa (PGI) yang berada di bawah Pasukan Untung Suropati.
Alasan Shigeru tidak mau bertekuk lutut kepada pihak sekutu salah satunya karena melihat jasa orang-orang Indonesia kala memerangi sekutu. Pria asal Jepang yang lahir pada 26 September 1919 ini memiliki nama Indonesia yaitu Rahmat. Setelah menetap di Indonesia, ia menikah dengan wanita pribumi bernama Darkasih. Shigeru menetap di Kota Batu, Jawa Timur hingga akhir hidupnya.
4. Eduard Douwes Dekker
Foto/wikipedia
Eduard Douwes Dekker merupakan pria Beland, penulis buku fenomenal berjudul Max Havelaar pada tahun 1860. Buku itu memotret nasib rarkyat di negeri jajahan. Datang ke Hindia Belanda pada 1839, dia ia bekerja sebagai pegawai di kantor Pengawasan Keuangan Batavia.
Douwes Dekker pernah dituduh melakukan penggelapan uang, tapi pada akhirnya tuduhan tersebut tidak terbukti. Melalui buku yang ditulisnya dengan nama pena Multatuli tersebut, Eduard menceritakan kekejaman kolonial Belanda yang disajikan secara detail.
Hal ini memperlihatkan keberpihakan Eduard Douwes Dekker kepada Indonesia dan perjuangan rakyatnya. Bukan sekadar tulisan, Eduard juga menghadirkan bukti-bukti sehingga kondisi Indonesia dapat dengan jelas tergambar dan dipahami pembacanya. Buku Max Havelaar ini juga menginspirasi para pejuang kemerdekaan untuk tetap semangat dalam merebut kemerdekaan Indonesia.
3. Shigeru Ono
Foto/ist
Shigeru Ono menjadi salah satu tentara Jepang yang memihak Indonesia. Shigeru merupakan pasukan yang menolak pulang ke Jepang dan memilih bergabung dengan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan. Kelompok pejuang kemerdekaan tersebut dikenal sebagai komando elite Pasukan Gerilya Istimewa (PGI) yang berada di bawah Pasukan Untung Suropati.
Alasan Shigeru tidak mau bertekuk lutut kepada pihak sekutu salah satunya karena melihat jasa orang-orang Indonesia kala memerangi sekutu. Pria asal Jepang yang lahir pada 26 September 1919 ini memiliki nama Indonesia yaitu Rahmat. Setelah menetap di Indonesia, ia menikah dengan wanita pribumi bernama Darkasih. Shigeru menetap di Kota Batu, Jawa Timur hingga akhir hidupnya.
4. Eduard Douwes Dekker
Foto/wikipedia
Eduard Douwes Dekker merupakan pria Beland, penulis buku fenomenal berjudul Max Havelaar pada tahun 1860. Buku itu memotret nasib rarkyat di negeri jajahan. Datang ke Hindia Belanda pada 1839, dia ia bekerja sebagai pegawai di kantor Pengawasan Keuangan Batavia.
Douwes Dekker pernah dituduh melakukan penggelapan uang, tapi pada akhirnya tuduhan tersebut tidak terbukti. Melalui buku yang ditulisnya dengan nama pena Multatuli tersebut, Eduard menceritakan kekejaman kolonial Belanda yang disajikan secara detail.
Hal ini memperlihatkan keberpihakan Eduard Douwes Dekker kepada Indonesia dan perjuangan rakyatnya. Bukan sekadar tulisan, Eduard juga menghadirkan bukti-bukti sehingga kondisi Indonesia dapat dengan jelas tergambar dan dipahami pembacanya. Buku Max Havelaar ini juga menginspirasi para pejuang kemerdekaan untuk tetap semangat dalam merebut kemerdekaan Indonesia.