Rieke Diah Pitaloka Ungkap Gagasan Besar Soekarno di Bandung-Belgrade-Havana

Senin, 07 November 2022 - 20:20 WIB
loading...
A A A
Akan tetapi, lanjut Rieke, pola relasi internasional yang terjadi saat ini justru menjadikan dunia dalam situasi Volatile, Uncertain, Complex, dan Ambiguous (VUCA). Dia menjelaskan, kenyataan itu disahihkan oleh Bank Dunia yang menyatakan dibutuhkannya ethics in action dalam ekonomi politik internasional, dan World Economic Forum menyatakan dunia berhadapan dengan polarisasi sosial.

"Bagi saya, situasi ini mengindikasikan tingginya tingkat ketimpangan pendapatan dan ketidakadilan sosial di panggung global. Situasi ini jugu menandakan lahirnya New Cold War, Perang Dingin Baru, yang bermuatan perang dagang, perang keuangan, perang Information Communication Technology (ICT War)," ungkapnya.

Karenanya, ujar Rieke, semangat Konferensi Asia Afrika 1955, semangat KTT Non-Blok di Beograd 1961 tetap relevan, aktual, dan vital. Rieke juga memahami mengapa Bung Karno menggagas tentang Revolution of Mankind, Revolusi Kemanusiaan yang tidak terjebak pada istilah perang atau damai, dalam Konferensi di Beograd.

"Semangat Bandung-Beograd-Havana yang tersimpan dalam arsip bukan dongeng tentang cita-cita para pendahulu kita. Arsip tersebut adalah petunjuk perjalanan ke masa depan bagi bangsa-bangsa. Arsip itu merupakan petunjuk untuk membebaskan dunia dari ketertindasan, kebodohan, kemiskinan, ketimpangan, dan kehinaan," pungkasnya.
(rca)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2904 seconds (0.1#10.140)