Menakar Sinyal Reshuffle
loading...
A
A
A
Artinya, dalam hal ini guna menjaga keseimbangan reshufflekemungkinan akan ada pergeseran menteri berlatar belakang parpol yang keluar dan masuk, selain dengan pertimbangan keseimbangan di parlemen juga untuk kepentingan dari bagian menata strategi kontestasi politik berikutnya. Disamping itu nampaknya menteri berlatar belakang non parpol akan sangat rawan terkena reshuffle, tetapi sebaliknya guna memberikan kesan objektif dan tidak menimbulkan kesan bahwa reshuffle dilakukan untuk kepentingan politik praktis semata maka tentu aka nada menteri yang masuk pada reshuffle ini berlatar belakang non parpol.
Dalam kalkulasi politik, tentu akan lebih banyak ‘kuota untuk menteri berlatar belakang parpol’ dibanding dengan menteri dengan latar belakang non parpol. Kalkulasinya adalah secara politik tentu menteri yang masuk berlatar belakang parpol bisa berasal dari parpol koalisi dan parpol yang akan menjadi anggota koalisi baru. Demikian juga nampaknya posisi menteri pada figur milenial, utamanya non parpol juga akan banyak yang bergeser pos dan keluar dari kabinet karena adanya kepentingan untuk mengakomodir menteri berlatar belakang parpol.
Pada akhirnya reshuffle meskipun tidak dapat dilepaskan dari kepentingan politis, tetapi aspek perbaikan kinerja kabinet juga perlu menjadi fokus utamanya yang menjadi kebutuhan masyarakat saat ini. Demikian juga jika presiden memutuskan melakukan reshuffle maka harus dipilih figur menteri yang sesuai dengan semangat nawacita yang menjadi visi pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Menutup artikel ini dengan istilah ‘Hakuna Matata’ yang dijumpai dalam film The Lion King. Hakuna Matata dapat diartikan bahwa chaos (ketidakteraturan) membutuhkan reaksi positif sebagai penyeimbang sehingga esensi dari reshuffle secara filosofis harus mengacu pada makna Hakuna Matata. Pada akhirnya memang diperlukan pemimpin kementerian yang mampu melindungi dan memimpin dengan segala kebijaksanaanya untuk membantu presiden mengelola negeri ini bersama segala potensinya.
Dalam kalkulasi politik, tentu akan lebih banyak ‘kuota untuk menteri berlatar belakang parpol’ dibanding dengan menteri dengan latar belakang non parpol. Kalkulasinya adalah secara politik tentu menteri yang masuk berlatar belakang parpol bisa berasal dari parpol koalisi dan parpol yang akan menjadi anggota koalisi baru. Demikian juga nampaknya posisi menteri pada figur milenial, utamanya non parpol juga akan banyak yang bergeser pos dan keluar dari kabinet karena adanya kepentingan untuk mengakomodir menteri berlatar belakang parpol.
Pada akhirnya reshuffle meskipun tidak dapat dilepaskan dari kepentingan politis, tetapi aspek perbaikan kinerja kabinet juga perlu menjadi fokus utamanya yang menjadi kebutuhan masyarakat saat ini. Demikian juga jika presiden memutuskan melakukan reshuffle maka harus dipilih figur menteri yang sesuai dengan semangat nawacita yang menjadi visi pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Menutup artikel ini dengan istilah ‘Hakuna Matata’ yang dijumpai dalam film The Lion King. Hakuna Matata dapat diartikan bahwa chaos (ketidakteraturan) membutuhkan reaksi positif sebagai penyeimbang sehingga esensi dari reshuffle secara filosofis harus mengacu pada makna Hakuna Matata. Pada akhirnya memang diperlukan pemimpin kementerian yang mampu melindungi dan memimpin dengan segala kebijaksanaanya untuk membantu presiden mengelola negeri ini bersama segala potensinya.
(ras)