Bahas Isu Kontemporer dan Global, Majelis Hukama Gelar Sidang Reguler di Bahrain

Senin, 31 Oktober 2022 - 11:39 WIB
loading...
Bahas Isu Kontemporer...
Direktur Majelis Hukama Indonesia, Muchlis M Hanafi. Foto/Dok/MHM
A A A
JAKARTA - Majelis Hukama Muslimin ( MHM ) yang diketuai Imam Akbar Ahmed Al-Tayeb, Grand Syeikh Al-Azhar, akan mengadakan pertemuan reguler di Manamah, Bahrain. Sidang reguler ke-16 ini digelar pada 4 November 2022.

"Sidang MHM kali ini akan membahas isu-isu kontemporer umat Islam yang mendesak dan mencari alternatif dukungan dan bantuan kepada masyarakat muslim yang sangat memerlukan," terang Direktur Majelis Hukama Indonesia, Muchlis M Hanafi, di Jakarta, Senin (31/10/2022).



"Dari Indonesia, hadir Prof Dr. Quraish Shihab yang juga menjadi salah satu pendiri MHM, serta TGB Dr Zainul Majdi sebagai salah satu anggota Komite Eksekutif MHM," sambungnya.

MHM adalah sebuah badan independen internasional yang didirikan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pada 2014. Majelis ini beranggotakan sejumlah ulama, orang bijak, dan pakar umat Islam dari pelbagai belahan dunia yang memiliki karakter independen dan moderat.

MHM didirikan dengan tujuan ikut berkontribusi dalam menciptakan kehidupan damai di tengah masyarakat muslim dan antara pemeluk Islam dengan pemeluk agama lain di masyarakat dunia. MHM juga berupaya mencegah terjadinya konflik dan perang, menebarkan nilai dan budaya dialog, toleransi, perdamaian, dan koeksistensi.



Dalam sidang ke-16 MHM, lanjut Muchlis M Hanafi, akan dibahas juga isu masyarakat muslim di negara-negara Barat, serta krisis kemanusiaan yang terjadi di berbagai belahan dunia dan tantangannya.

Peserta sidang juga akan membahas peran tokoh dan pemuka agama dalam menghadapi krisis perubahan iklim serta cara-cara mempromosikan nilai dan budaya dialog antara pelbagai aliran pemikiran Islam, hubungan Islam dan Kristen, dan upaya mendorong inisiasi dialog antaragama.

"Sidang juga akan membahas solusi dalam menghadapi propaganda yang menyasar masyarakat muslim untuk melakukan perilaku menyimpang dan bertentangan dengan fitrah manusia, serta melawan propaganda yang merusak nilai-nilai agama, serta merusak pemahaman dan konsep tentang keluarga, terutama di kalangan anak muda," jelas Muchlis, panggilan akrabnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2509 seconds (0.1#10.140)