Ketawa-Ketiwi Main Bola, DPR: PSSI dan FIFA Tak Peka Tragedi Kanjuruhan

Jum'at, 21 Oktober 2022 - 08:23 WIB
loading...
Ketawa-Ketiwi Main Bola,...
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan bersama Presiden FIFA Gianni Infantino tertawa bersama dalam fun football di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Selasa (18/10/2022). Foto/twitter PSSI
A A A
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih menilai derasnya kritik publik atas digelarnya fun football yang diikuti petinggi PSSI dan Presiden FIFA Gianni Infantino pada Selasa (18/20/2022) merupakan hal yang wajar. Sebaliknya, fun football tersebut itu menunjukkan tidak pekanya pihak yang terlibat terhadap tragedi kemanusiaan luar biasa di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu (1/10/2022) lalu.

“Alih-alih bersimpati, tapi malah seolah fun terhadap musibah yang baru saja terjadi, inikan tidak masuk dalam logika publik,” kata Fikri kepada wartawan dikutip Jumat (20/10/2022).

Politisi PKS ini menyayangkan, padahal sudah ada rangkaian narasi yang awalnya dibangun dengan baik oleh istana bersama Gianni Infantino. Tampil dalam jumpa pers resmi di istana negara bersama presiden Joko Widodo, Infantino secara simpatik menyampaikan rasa simpati dan duka mendalam atas jatuhnya korban jiwa di Kanjuruhan.



“Namun pernyataan tersebut menjadi klise dan sangat kontras, karena hanya berselang beberapa jam setelahnya, para petinggi PSSI bersama Presiden FIFA dan jajarannya bersuka cita dalam ajang fun football,” tukasnya.

Menurut Fikri, hal itu wajar dilihat publik sebagai ironi. Bagaimana bisa menyampaikan perasaan duka dengan bersenang-senang atau kegiatan yang ‘fun’. “Ya tidak masuk di logika public, dan saya rasa dimanapun seperti itu,” imbuh Fikri.

Fikri pun menyesalkan, kenapa panitia dan PSSI tidak menggelar kegiatan sosial yang lebih simpatik sesuai dengan pernyataan duka yang disampaikan.

“Jauh lebih simpatik, bila acara digelar dengan mengunjungi TKP stadion kanjuruhan, ziarah ke makam korban, atau membesuk para korban luka berat yang hingga detik ini masih dirawat di RS,” lanjutnya.

Terlebih, dia menambahkan, tragedi Kanjuruhan bisa dikategorikan sebagai salah satu tragedi kemanusiaan terbesar dalam sejarah sepakbola dunia. Sebanyak total 133 orang meninggal dunia atas tragedi itu, 44 diantaranya anak-anak dan balita. Satu orang meninggal dunia selasa (18/10) kemarin setelah 17 hari dirawat intensif di ICU RSUD Saiful Anwar dan 3 orang masih berada di ICU di RS yang sama dengan kondisi yang masih belum stabil.



“Saya melihatnya memang tidak pantas ‘merayakan’ tragedi ini dengan cara seperti itu, di tengah kuburan para korban yang belum kering, dan beberapa korban yang masih berjuang untuk hidupnya di RS,” tandas Fikri.

Sehingga total korban tragedi Kanjuruhan Malang berjumlah 708 orang. 133 meninggal, dan 575 lainnya luka-luka, dengan rincian: 507 orang luka ringan, 45 orang luka sedang, dan 23 orang luka berat.

Rombongan Presiden FIFA Gianni Infantino bermain sepak bola bersama para pengurus PSSI di tengah-tengah kunjungan badan sepak bola dunia itu ke Indonesia pada Selasa (18/10/2022). Kegiatan fun football ini digelar hanya berselang beberapa jam setelah jumpa pers Infantino dan Presiden Jokowi digelar di Istana negara, pada siang harinya.
(muh)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1251 seconds (0.1#10.140)