Operasi Sapta Marga Menumpas Gerakan Separatis PRRI/Permesta

Sabtu, 01 Oktober 2022 - 05:03 WIB
loading...
A A A
Operasi Sapta Marga Menumpas Gerakan Separatis PRRI/Permesta


Menanggapi persoalan ini, pemerintah kemudian melakukan diplomasi dengan menggelar musyawarah nasional. Namun upaya tersebut tidak berhasil. Untuk menumpas pemberontakan PRRI/Permesta, pemerintah akhirnya melancarkan serangkaian operasi militer. Salah satunya Operasi Merdeka yang dipimpin oleh Komandan Operasi Merdeka Letkol Inf. Rukminto Hendraningrat dengan wakilnya Letkol KKO Huhnholtz dan Mayor (U) Leo Wattimena.

Operasi Merdeka ini mencakup Operasi Sapta Marga yang dibagi dalam beberapa tahap yaitu:

Operasi Sapta Marga I

Operasi yang dipimpin oleh Letkol Sumarsono ini ditujukan untuk menumpas pemberontakan di Sulawesi Tengah. Tepat pada 1 April 1958 pasukan ini berhasil menguasai Palu, kemudian daerah Kuwali dan Donggala. Pada 1 Juni 1958 seluruh Sulawesi Tengah akhirnya berhasil dikuasai TNI.

Operasi Sapta Marga II

Setelah Sulawesi Tengah berhasil dikuasai TNI dalam Operasi Sapta Marga I selanjutnya digelar Operasi Sapta Marga II yang dipimpin oleh Mayor Agus Prasmono untuk merebut Kota Gorontalo, Lapangan Terbang Tolotio dan daerah sekitarnya. Untuk merebut titik-titik tersebut, Mayor Agus Prasmono diperkuat oleh pasukan Yon 512/Brawijaya, Yon 715/Hasanuddin, dan 1 detasemen Koandait.

Sebenarnya pada 25 Februari 1958 di Gorontalo timbul gerakan untuk membebaskan diri dari tangan pemberontak yang dipimpin oleh Nanti Wartabone. Namun karena tidak mendapat bantuan akhirnya Gorontalo dikuasai pemberontak. Dengan kedatangan pasukan TNI akhirnya Gorontalo dapat dikuasai kembali pada 19 Mei 1958.

Pemberontak Permesta di bawah pimpinan Letnan Pantow berusaha merebut Kota Gorontalo kembali. Setelah melalui pertempuran sengit, upaya tersebut berhasil digagalkan TNI dengan memukul mundur musuh. Selanjutnya, TNI melakukan gerakan ke arah barat laut Gorontalo untuk merebut Lapangan TerbangTolotio.

Meski lapangan terbang ini dipertahankan oleh anggota-anggota bekas KNIL yang menjadi kebanggaan Permesta, namun pada 1 Juni 1958 TNI berhasil menguasai lapangan terbang tersebut.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2215 seconds (0.1#10.140)