Jimly Asshiddiqie: Keputusan DPR Pecat Hakim Konstitusi Aswanto Merusak Demokrasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie mengkritik DPR yang mencopot Hakim Konstitusi Aswanto lewat Sidang Paripurna, Kamis (29/9/2022). DPR menunjuk Sekjen MK Guntur Hamzah sebagai gantinya. Sebagai pengusul Aswanto, DPR berdalih tidak memperpanjang masa jabatan sang hakim.
Aswanto menjabat sebagai Hakim Konstitusi sejak 2014 dan menjabat Wakil Ketua sejak 2018 lalu. "Kalau menurut UU lama, masa jabatan Aswanto sampai Maret 2024," ujar Jimly, Jumat (30/9/2022).
Ia menyebutkan apabila dengan peraturan perundang-undangan yang terbaru maka masa jabatan Aswanto adalah hingga 2029. "Kalau dengan UU baru masa jabatan hakimnya sampai Maret 2029. Ini jelas pemecatan hakim oleh DPR tanpa dasar & prosedur yang benar," kata Jimly.
Menurutnya keputusan DPR RI tersebut menyalahi mekanisme perundangan-undangan yang berlaku dan dapat menghancurkan independensi peradilan, merusak demokrasi yang berintegritas dan berkualitas. "DPR tidak berwenang memecat hakim MK," tegasnya.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, DPR RI tiba-tiba mengganti Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) atau Hakim Konstitusi Aswanto dengan Guntur Hamzah, yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) MK pada Rapat Paripurna DPR Senin (29/9/2022) siang.
Hal ini diputuskan berdasarkan hasil rapat Komisi III DPR yang dilakukan pada Senin (29/9/2022) pagi di mana ada 5 fraksi setuju, 1 fraksi menerima dengan catatan, 1 fraksi menolak, dan 2 fraksi tidak hadir.
Rapat Paripurna DPR RI pada siang kemarin bersepakat tidak memperpanjang masa jabatan Aswanto sebagai Hakim Mahkamah Konstitusi yang berasal dari usulan DPR.
"Kami menanyakan pada sidang dewan sidang terhormat, apakah persetujuan untuk tidak akan memperpanjang masa jabatan Hakim Konstitusi yang berasal dari usulan DPR atas nama Aswanto dan menunjuk Guntur Hamzah sebagai Hakim Konstitusi yang berasal dari DPR tersebut, apakah dapat disetujui," kata Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad sebagai pemimpin Rapat Paripurna DPR, Kamis (29/9/2022).
"Setuju," jawab anggota DPR RI yang hadir dalam rapat paripurna DPR tersebut.
Aswanto menjabat sebagai Hakim Konstitusi sejak 2014 dan menjabat Wakil Ketua sejak 2018 lalu. "Kalau menurut UU lama, masa jabatan Aswanto sampai Maret 2024," ujar Jimly, Jumat (30/9/2022).
Ia menyebutkan apabila dengan peraturan perundang-undangan yang terbaru maka masa jabatan Aswanto adalah hingga 2029. "Kalau dengan UU baru masa jabatan hakimnya sampai Maret 2029. Ini jelas pemecatan hakim oleh DPR tanpa dasar & prosedur yang benar," kata Jimly.
Menurutnya keputusan DPR RI tersebut menyalahi mekanisme perundangan-undangan yang berlaku dan dapat menghancurkan independensi peradilan, merusak demokrasi yang berintegritas dan berkualitas. "DPR tidak berwenang memecat hakim MK," tegasnya.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, DPR RI tiba-tiba mengganti Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) atau Hakim Konstitusi Aswanto dengan Guntur Hamzah, yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) MK pada Rapat Paripurna DPR Senin (29/9/2022) siang.
Hal ini diputuskan berdasarkan hasil rapat Komisi III DPR yang dilakukan pada Senin (29/9/2022) pagi di mana ada 5 fraksi setuju, 1 fraksi menerima dengan catatan, 1 fraksi menolak, dan 2 fraksi tidak hadir.
Rapat Paripurna DPR RI pada siang kemarin bersepakat tidak memperpanjang masa jabatan Aswanto sebagai Hakim Mahkamah Konstitusi yang berasal dari usulan DPR.
"Kami menanyakan pada sidang dewan sidang terhormat, apakah persetujuan untuk tidak akan memperpanjang masa jabatan Hakim Konstitusi yang berasal dari usulan DPR atas nama Aswanto dan menunjuk Guntur Hamzah sebagai Hakim Konstitusi yang berasal dari DPR tersebut, apakah dapat disetujui," kata Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad sebagai pemimpin Rapat Paripurna DPR, Kamis (29/9/2022).
"Setuju," jawab anggota DPR RI yang hadir dalam rapat paripurna DPR tersebut.
(muh)