Indonesia Perlu Waspadai Perubahan Iklim Ekstrem

Kamis, 29 September 2022 - 22:58 WIB
loading...
A A A
Di samping itu, dampak krisis iklim juga dialami sektor infrastruktur. Riset Stone pada 2021 menunjukkan bahwa peningkatan hawa panas membuat permintaan pendingin udara lebih besar, sehingga menambah beban pada jaringan listrik. Gangguan pada jaringan listrik penyedia jasa pendinginan saat terjadi gelombang panas dapat menimbulkan korban jiwa.

Sejumlah penelitian juga mengungkapkan panas ekstrem bakal menurunkan fungsi pembangkit listrik tenaga termal, sehingga mengganggu pasokan listrik. Selanjutnya, mengacu penelitian Dobney pada 2008, rel kereta bisa melengkung dan rusak jika suhu melampaui rancangannya.

Selanjutnya, riset Smoyer-Tomic dan tim pada 2003 mengatakan bahwa suhu tinggi bisa menyebabkan jalan-jalan meleleh dan menempel pada ban kendaraan. Efektivitas pendinginan mesin kendaraan juga akan berkurang dan menambah kemungkinan pecahnya ban, sehingga kemungkinan kecelakaan menjadi lebih tinggi.

“Berbagai bukti potensi dampak hawa panas terhadap infrastruktur ini memberikan pertanyaan: apakah perencanaan pembangunan infrastruktur kita sudah dan akan mempertimbangkan potensi dampak krisis iklim? Jika kita memperhitungkan potensi dampaknya, kita sangat dapat melakukan penghematan APBN secara signifikan melalui transisi dari kegiatan ekonomi yang menghasilkan emisi tinggi ke arah ekonomi hijau,” kata periset senior Yayasan Indonesia Cerah Wira Dillon.

Laporan dipublikasikan bertepatan dengan rilis dokumen "Enhanced Nationally Determined Contribution Republic Indonesia 2022" pada Jumat (23/9/2022). Dokumen NDC terbaru ini menjanjikan peningkatan target penurunan emisi menggunakan sumber daya dan kemampuan sendiri dari 29% menjadi 31,89% serta peningkatan dari 41% menjadi 43,2% bila mendapatkan dukungan internasional.

Masih banyak aspek yang perlu ditingkatkan untuk menyelaraskan peningkatan upaya menurunkan emisi yang disampaikan dalam NDC versi terkini dengan pembangunan Indonesia agar selaras dengan skenario perubahan iklim di bawah 1,5°C. Laporan itu juga diharapkan bisa menjadi referensi bagi aksi iklim yang lebih ambisius di masa mendatang dan terukur pencapaian targetnya.
(rca)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.9252 seconds (0.1#10.140)