Sejarah G30S PKI: Latar Belakang, Tujuan, dan Kronologinya

Kamis, 29 September 2022 - 11:47 WIB
loading...
A A A
Kronologi G30S PKI
Mengutip buku Sejarah Indonesia Modern (MC Ricklefs, 2004), pada 27 September 1965, Panglima TNI Angkatan Darat (Pangad) Letjen Ahmad Yani mengumumkan TNI AD menentang pembentukan Angkatan Kelima.

Tiga hari setelahnya, tepatnya 30 September, malam hari, satu batalyon pengawal Istana pimpinan Letnan Kolonel Untung Syamsuri, satu batalyon dari Divisi Diponegoro, satu batalyon dari Divisi Brawijaya dan orang-orang sipil dari Pemuda Rakjat meninggalkan Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma. Mereka bertugas menculik para perwira dan Dewan Jenderal.

Pasukan bergerak mulai pukul 03.00 WIB. Enam jenderal berhasil diculik, dua di antaranya dibunuh di tempat, sementara sisanya dibawa ke Lubang Buaya, Pondok Gede, Jakarta Timur, yang akhirnya juga tewas akibat disiksa. Mereka yang menjadi korban pembunuhan adalah Letjen Ahmad Yani, Mayjen S Parman, Mayjen R Soeprapto, Brigjen DI Panjaitan, Mayjen MT Harjono, dan Brigjen Soetojo Siswomihardjo. Jenazah mereka baru ditemukan beberapa hari kemudian.

Satu Jenderal selamat dalam penculikkan ini yakni Jenderal AH Nasution. Namun putrinya menjadi korban yakni Ade Irma Suryani serta ajudannya Lettu Piere Tandean. Korban lain ialah Brigadir Polisi KS Tubun wafat ketika mengawal rumah Dr J Leimana.

Gerakan ini menyebar juga ke Yogyakarta. Kolonel Katamso dan Letkol Sugiono menjadi korban karena tidak mendukung gerakan G30S PKI.

Setelah berhasil menculik dan membunuh petinggi TNI AD, PKI menguasai gedung Radio Republik Indonesia (RRI). PKI mengumumkan sebuah Dekrit yang diberi nama Dekrit No 1 yang menyatakan bahwa gerakan G30S adalah upaya penyelamatan negara dari Dewan Jenderal yang ingin mengambil alih negara.

Mengutip buku berjudul Kehancuran Golongan Komunis di Indonesia (Abdul Syukur, 2008), pada hari berikutnya, para petinggi militer mengumpulkan seluruh ketua partai politik tapi PKI dan Parkindo tidak hadir. Para ketua partai dimintai untuk menentukan pilihan apakah akan mendukung Angkatan Darat atau Komunisme.

Setelah itu, para pemimpin partai dan ormas mengadakan ceramah umum di Taman Sunda Kelapa. Di akhirnya kegiatan, mereka membacakan pernyataan bersama yang mengutuk tindakan kudeta 30 September yang telah memakan korban 6 Jenderal. Pernyataan ini secara tegas menyatakan bahwa PKI sebagai dalang kudeta oleh karenannya PKI dan ormas-ormasnya harus dibubarkan. Akhirnya pada 12 Maret 1966, PKI resmi dibubarkan oleh pemerintah.
(abd)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1383 seconds (0.1#10.140)