Kongres Sarbumusi, Gus Ipul Ajak Buruh Ubah Paradigma Hadapi Tantangan Zaman
loading...
A
A
A
"Intinya, mari kita mengubah cara berpikir para buruh Sarbumusi. Mari kita merubah cara berpikir kita. Sekarang model-model usaha itu yang model kolaborasi," tegasnya.
"Mari kita berpikir juga sebagai pemilik, sebagai owner. Tidak berpikir semata-mata sebagai pekerja. Ini yang saya titipkan kepada teman-teman Sarbumusi. Karena masa depan kita semua tidak menentu. Mari kita berpikir anti mainstream," tutup Gus Ipul.
Sementara Presiden Konfederasi Sarbumusi Syaiful Bahri Anshori (SBA) menyampaikan, keanggotaan Sarbumusi hingga saat ini berjumlah 400 ribu dengan simpatisan berjumlah 25 juta.
Dia menyerukan kepada para buruh yang hadir bahwa, jika Sarbumusi Jaya, maka Buruh Sejahtera. Selain itu, SBA juga mengingatkan situasi dan tantangan yang dihadapi para pekerja atau buruh, khususnya buruh di Konfederasi Sarbumusi.
Tantangan tersebut setidaknya ada tiga hal yang dampaknya sangat terasa dan belum selesai hingga saat ini. Ketiga hal tersebut harus diantisipasi karena dampaknya luar biasa ke depan.
"Kita masih kena dampak serius dari tiga C yang sekarang masih belum selesai. Covid-19, Climate Change, dan Conflict. Sebenarnya Covid-19 ini bahasa biasa dalam kehidipan kita sehari-hari," ujarnya.
"Nenek moyang kita menyebutnya pagebluk. Namun dampaknya luar biasa kita rasakan sekarang. Kedua, Climate Change atau perubahan iklim. Conflict. Contohnya konflik Rusia-Ukraina dengan kroninya masing-masing," tegas Syaiful Bahri dalam sambutannya," sambungnya.
Ketiga hal tersebut, lanjut SBA, harus diantisipasi karena dampaknya ke depan. Pertama, yang sudah dirasakan dan terjadi sekarang inflasi. Kedua, pertumbuhan ekonomi dunia melambat, bahkan ada negara-negara yang gagal.
"Terjadi sulitnya rantai pasok energi dan pangan yang mengakibatkan melonjaknya harga-harga energi dan pangan serta memicu inflasi," tuturnya.
Menurut SBA, Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara lain dalam situasi global seperti sekarang ini. Oleh karena itu Sarbumusi dalam menyikapi hal ini harus paham betul Gerakan ke depan.
"Mari kita berpikir juga sebagai pemilik, sebagai owner. Tidak berpikir semata-mata sebagai pekerja. Ini yang saya titipkan kepada teman-teman Sarbumusi. Karena masa depan kita semua tidak menentu. Mari kita berpikir anti mainstream," tutup Gus Ipul.
Sementara Presiden Konfederasi Sarbumusi Syaiful Bahri Anshori (SBA) menyampaikan, keanggotaan Sarbumusi hingga saat ini berjumlah 400 ribu dengan simpatisan berjumlah 25 juta.
Dia menyerukan kepada para buruh yang hadir bahwa, jika Sarbumusi Jaya, maka Buruh Sejahtera. Selain itu, SBA juga mengingatkan situasi dan tantangan yang dihadapi para pekerja atau buruh, khususnya buruh di Konfederasi Sarbumusi.
Tantangan tersebut setidaknya ada tiga hal yang dampaknya sangat terasa dan belum selesai hingga saat ini. Ketiga hal tersebut harus diantisipasi karena dampaknya luar biasa ke depan.
"Kita masih kena dampak serius dari tiga C yang sekarang masih belum selesai. Covid-19, Climate Change, dan Conflict. Sebenarnya Covid-19 ini bahasa biasa dalam kehidipan kita sehari-hari," ujarnya.
"Nenek moyang kita menyebutnya pagebluk. Namun dampaknya luar biasa kita rasakan sekarang. Kedua, Climate Change atau perubahan iklim. Conflict. Contohnya konflik Rusia-Ukraina dengan kroninya masing-masing," tegas Syaiful Bahri dalam sambutannya," sambungnya.
Ketiga hal tersebut, lanjut SBA, harus diantisipasi karena dampaknya ke depan. Pertama, yang sudah dirasakan dan terjadi sekarang inflasi. Kedua, pertumbuhan ekonomi dunia melambat, bahkan ada negara-negara yang gagal.
"Terjadi sulitnya rantai pasok energi dan pangan yang mengakibatkan melonjaknya harga-harga energi dan pangan serta memicu inflasi," tuturnya.
Menurut SBA, Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara-negara lain dalam situasi global seperti sekarang ini. Oleh karena itu Sarbumusi dalam menyikapi hal ini harus paham betul Gerakan ke depan.