Tiga Siklon Tropis Kepung Wilayah Utara Indonesia, Begini Dampaknya terhadap Cuaca
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan dalam beberapa hari terakhir di wilayah utara Indonesia dikepung tiga siklon tropis yang tumbuh di wilayah Samudera Pasifik.
“Saat ini, di Samudera Pasifik barat terpantau adanya tiga siklon tropis yaitu Siklon Tropis Muifa, Siklon Tropis Merbok, dan Siklon Tropis Nanmadol,” ujar Prakirawan BMKG, Hasmororini Sulistami dikutip dari YouTube resmi BMKG, Sabtu (17/9/2022).
Terpantau Siklon Tropis Muifa mulai tumbuh di laut Filipina pada tanggal 7 September 2022. Pergerakan sistem siklon tropis ini ke arah barat hingga barat laut. Suhu muka laut di Samudra Pasifik barat yang hangat sangat mendukung pertumbuhan sistem ini sehingga pada tanggal 11 September 2022 intensitasnya mencapai kategori 5 atau kategori typhoon. Sementara itu, kecepatan angin di pusat sistem mencapai lebih dari 200 km per jam.
“Siklon Tropis Muifa terus bergerak ke utara barat laut dan saat ini intensitasnya sudah menurun karena mendekati daratan Tiongkok bagian timur dan diprediksi akan punah ketika memasuki daratan Tiongkok,” jelas Hasmororini.
Sistem siklon kedua yaitu Siklon Tropis Merbok mulai tumbuh dan berkembang di Samudera Pasifik Utara. Sistem ini mencapai kategori siklon tropis pada tanggal 11 September 2022. Kecepatan angin tertinggi di pusat sistem ini mencapai intensitas tertinggi Siklon Tropis Merbok mencapai 130 km per jam.
“Meskipun Kecepatan angin di pusat sistemnya tidak sekuat Siklon Tropis Muifa, Siklon Tropis Merbok tetap mempengaruhi sistem pola cuaca di sekitarnya. Pantauan terkini Siklon Tropis Merbok masih berada di Samudra Pasifik Utara sebelah barat Jepang,” papar Hasmororini.
Selanjutnya, sistem yang terakhir adalah Siklon Tropis Nanmadol yang tumbuh di Samudera Pasifik Utara. Suhu muka laut yang hangat adalah sumber energi yang baik untuk pertumbuhan sistem ini. Tanggal 13 September 2022, sistem ini mencapai kategori siklon tropis dan diberi nama Nanmadol.
“Hingga saat ini Siklon Tropis Nanmadol masih terus bertumbuh dan intensitasnya semakin meningkat di mana pada tanggal 15 September 2022, kecepatan angin maksimum di dekat pusat sistem mencapai lebih dari 100 KM,” jelas Hasmororini.
Lalu, bagaimana dampak keberadaan tiga siklon tropis ini bagi kondisi cuaca di Indonesia? Hasmororini menjelaskan di wilayah Indonesia keberadaan tiga sistem siklon tropis tersebut memberikan dampak secara tidak langsung terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia.
“Dimana kondisi cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia terutama bagian selatan dan Barat cenderung cerah Berawan,” katanya.
Salah satu penyebabnya, kata Hasmororini, adalah berkurangnya pasokan uap air yang diperlukan untuk proses pertumbuhan awan-awan hujan. Sebagian besar pasokan uap air tertarik ke ketiga sistem siklon tropis tersebut.
“Namun ada dampak tidak langsung lainnya yang dirasakan yaitu embusan angin dengan kecepatan hingga mencapai 37 KM serta gelombang laut dengan ketinggian hingga mencapai lebih dari 3 meter di wilayah perairan sebelah selatan Lampung, Jawa, hingga Nusa Tenggara Barat,” paparnya.
“Saat ini, di Samudera Pasifik barat terpantau adanya tiga siklon tropis yaitu Siklon Tropis Muifa, Siklon Tropis Merbok, dan Siklon Tropis Nanmadol,” ujar Prakirawan BMKG, Hasmororini Sulistami dikutip dari YouTube resmi BMKG, Sabtu (17/9/2022).
Terpantau Siklon Tropis Muifa mulai tumbuh di laut Filipina pada tanggal 7 September 2022. Pergerakan sistem siklon tropis ini ke arah barat hingga barat laut. Suhu muka laut di Samudra Pasifik barat yang hangat sangat mendukung pertumbuhan sistem ini sehingga pada tanggal 11 September 2022 intensitasnya mencapai kategori 5 atau kategori typhoon. Sementara itu, kecepatan angin di pusat sistem mencapai lebih dari 200 km per jam.
“Siklon Tropis Muifa terus bergerak ke utara barat laut dan saat ini intensitasnya sudah menurun karena mendekati daratan Tiongkok bagian timur dan diprediksi akan punah ketika memasuki daratan Tiongkok,” jelas Hasmororini.
Sistem siklon kedua yaitu Siklon Tropis Merbok mulai tumbuh dan berkembang di Samudera Pasifik Utara. Sistem ini mencapai kategori siklon tropis pada tanggal 11 September 2022. Kecepatan angin tertinggi di pusat sistem ini mencapai intensitas tertinggi Siklon Tropis Merbok mencapai 130 km per jam.
“Meskipun Kecepatan angin di pusat sistemnya tidak sekuat Siklon Tropis Muifa, Siklon Tropis Merbok tetap mempengaruhi sistem pola cuaca di sekitarnya. Pantauan terkini Siklon Tropis Merbok masih berada di Samudra Pasifik Utara sebelah barat Jepang,” papar Hasmororini.
Selanjutnya, sistem yang terakhir adalah Siklon Tropis Nanmadol yang tumbuh di Samudera Pasifik Utara. Suhu muka laut yang hangat adalah sumber energi yang baik untuk pertumbuhan sistem ini. Tanggal 13 September 2022, sistem ini mencapai kategori siklon tropis dan diberi nama Nanmadol.
“Hingga saat ini Siklon Tropis Nanmadol masih terus bertumbuh dan intensitasnya semakin meningkat di mana pada tanggal 15 September 2022, kecepatan angin maksimum di dekat pusat sistem mencapai lebih dari 100 KM,” jelas Hasmororini.
Lalu, bagaimana dampak keberadaan tiga siklon tropis ini bagi kondisi cuaca di Indonesia? Hasmororini menjelaskan di wilayah Indonesia keberadaan tiga sistem siklon tropis tersebut memberikan dampak secara tidak langsung terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia.
“Dimana kondisi cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia terutama bagian selatan dan Barat cenderung cerah Berawan,” katanya.
Salah satu penyebabnya, kata Hasmororini, adalah berkurangnya pasokan uap air yang diperlukan untuk proses pertumbuhan awan-awan hujan. Sebagian besar pasokan uap air tertarik ke ketiga sistem siklon tropis tersebut.
“Namun ada dampak tidak langsung lainnya yang dirasakan yaitu embusan angin dengan kecepatan hingga mencapai 37 KM serta gelombang laut dengan ketinggian hingga mencapai lebih dari 3 meter di wilayah perairan sebelah selatan Lampung, Jawa, hingga Nusa Tenggara Barat,” paparnya.
(kri)