Kaukus Muda PPP Nilai Pemberhentian Suharso dari Ketum Sudah Tepat, Ini Alasannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kaukus Muda Partai Persatuan Pembangunan ( PPP ) menilai pemberhentian Suharso Monoarfa dari jabatan Ketua Umum PPP dan memilih Muhammad Mardiono sebagai pelaksana tugas (Plt) sudah tepat.
Wakil Koordinator Nasional Kaukus Muda PPP Satriawan mengatakan, ada beberapa faktor penyebab Suharso Monoarfa harus mundur dari jabatan ketum PPP.
"Pertama, Suharso Monoarfa dinilai buruk dalam berkomunikasi dengan pengurus di tingkat bawah, ditambah banyak anggapan sikapnya yang elitis tidak bisa masuk ke kalangan kader PPP akar rumput," jelas Satriawan yang juga Ketua PC. GP Ansor Kabupaten Bangka Tengah, Jumat (9/9/2022).
Kedua, adanya persoalan pribadi. Ini memang persoalan yang tidak bisa orang lain ikut campur, namun masyarakat melihat dan menilai. Sehingga itu menjadi pertimbangan bagi para pengurus DPP dan DPW untuk menyepakati pemberhentian Suharso.
"Ketiga, tentunya yang akan sangat berdampak adalah pernyataannya soal amplop kiai yang bagi kalangan pesantren, terutama santri dan kiai ini sangat menyakitkan. Apalagi basis massa PPP adalah dari santri dan kiai," jelasnya.
Keempat, adanya keputusan tiga Majelis Tinggi baik itu Majelis Syariah, Majelis Pertimbangan maupun Majelis Kehormatan semuanya serempak meminta Suharso mundur. Hal ini menandakan bahwa para tokoh dan senior partai sudah merasakan betul keresahan yang terjadi di internal, sehingga memutuskan meminta Suharso Mundur.
Menurutnya, jika Suharso tetap menjadi ketum PPP hingga jelang pemilu maka persoalan yang akan menyerang Suharso ini akan semakin membesar dan akan berdampak pada PPP.
"Jika dibiarkan ini akan menjadi bola salju, menggelinding dan semakin membesar dan bisa saja dimanfaatkan untuk melemahkan PPP dan menggembosi suara Partai Kakbah ini, sehingga dampaknya bisa pada pengurangan suara PPP di Pemilu 2024," jelasnya
Oleh karena itu, meskipun dinilai sudah mendekati pemilu yang hanya satu tahun lagi tapi pemberhentian Suharso ini tidak terlambat. "Saat ini, kepada para kader PPP di seluruh Indonesia, di bawah kepemimpinan Pak Mardiono, mari bersatu, memenangkan PPP di Pemilu 2024," tegasnya.
Wakil Koordinator Nasional Kaukus Muda PPP Satriawan mengatakan, ada beberapa faktor penyebab Suharso Monoarfa harus mundur dari jabatan ketum PPP.
"Pertama, Suharso Monoarfa dinilai buruk dalam berkomunikasi dengan pengurus di tingkat bawah, ditambah banyak anggapan sikapnya yang elitis tidak bisa masuk ke kalangan kader PPP akar rumput," jelas Satriawan yang juga Ketua PC. GP Ansor Kabupaten Bangka Tengah, Jumat (9/9/2022).
Kedua, adanya persoalan pribadi. Ini memang persoalan yang tidak bisa orang lain ikut campur, namun masyarakat melihat dan menilai. Sehingga itu menjadi pertimbangan bagi para pengurus DPP dan DPW untuk menyepakati pemberhentian Suharso.
"Ketiga, tentunya yang akan sangat berdampak adalah pernyataannya soal amplop kiai yang bagi kalangan pesantren, terutama santri dan kiai ini sangat menyakitkan. Apalagi basis massa PPP adalah dari santri dan kiai," jelasnya.
Keempat, adanya keputusan tiga Majelis Tinggi baik itu Majelis Syariah, Majelis Pertimbangan maupun Majelis Kehormatan semuanya serempak meminta Suharso mundur. Hal ini menandakan bahwa para tokoh dan senior partai sudah merasakan betul keresahan yang terjadi di internal, sehingga memutuskan meminta Suharso Mundur.
Menurutnya, jika Suharso tetap menjadi ketum PPP hingga jelang pemilu maka persoalan yang akan menyerang Suharso ini akan semakin membesar dan akan berdampak pada PPP.
"Jika dibiarkan ini akan menjadi bola salju, menggelinding dan semakin membesar dan bisa saja dimanfaatkan untuk melemahkan PPP dan menggembosi suara Partai Kakbah ini, sehingga dampaknya bisa pada pengurangan suara PPP di Pemilu 2024," jelasnya
Oleh karena itu, meskipun dinilai sudah mendekati pemilu yang hanya satu tahun lagi tapi pemberhentian Suharso ini tidak terlambat. "Saat ini, kepada para kader PPP di seluruh Indonesia, di bawah kepemimpinan Pak Mardiono, mari bersatu, memenangkan PPP di Pemilu 2024," tegasnya.
(cip)