Harga BBM Naik, Mahasiswa dan Pelajar Persis Khawatir Muncul Krisis Baru

Minggu, 04 September 2022 - 16:06 WIB
loading...
Harga BBM Naik, Mahasiswa dan Pelajar Persis Khawatir Muncul Krisis Baru
Langkah pemerintah menaikkan harga BBM subsidi dikecam PP Hima Persis, PP Himi Persis, dan Ikatan Pelajar Persis Putri (IPPI). Kenaikan harga BBM dikhawatirkan memunculkan krisis baru. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Langkah pemerintah menaikkan harga BBM subsidi pada Sabtu (3/9/2022) dikecam PP Hima Persis, PP Himi Persis, dan PP Ikatan Pelajar Persis Putri (IPPI). Kenaikan harga BBM dikhawatirkan memunculkan krisis baru.

Menurut Ketua Umum PP Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam ( Hima Persis ) Ilham Nurhidayatullah, kenaikan harga BMM di tengah keterpurukan ekonomi masyarakat setelah badai Covid-19 selama dua tahun lebih, tidak dapat diterima dengan alasan apa pun.

"Kebijakan ini justru akan berdampak serius bagi kelompok ekonomi menengah dan kelompok ekonomi menengah ke bawah. Selain itu, kondisi pasar nasional juga belum terlihat stabil. Harga minyak goreng yang belum kembali pada harga normal seperti sebelum kelangkaan, harga telur yang juga tengah naik merupakan beberapa fakta yang dihadapi masyarakat kini," jelas Ilham dalam siaran persnya, Minggu (4/9/2022).

Bersama Ketua Umum PP Himi Persis Anisa Nurhakim dan Ketua Umum PP IPPI Luthfi Anbar Fauziah, pihaknya mengeluarkan tiga pernyataan terkait kenaikan harga BBM ini. Pertama, menolak kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM subsidi. Kedua, meminta pemerintah melakukan perbaikan sistem distribusi BBM subsidi. Ketiga, mendesak pemerintah untuk menstabilkan harga bahan pokok di pasaran.

Menurut mereka, kenaikan harga BBM pun akan berdampak pada biaya transportasi logistik. Diperkirakan, harga bahan pangan dan kebutuhan pokok masyarakat lainnya akan berdampak naik sampai 30% dari harga normal. "Hal ini tentu berdampak pada daya beli rumah tangga," demikian pernyataan tersebut.

Lihat Juga: Tarif Bus AKAP Naik Hingga 30 Persen Akibat Kenaikan Harga BBM

Bantuan langsung tunai (BLT) yang disalurkan kepada rakyat miskin bukanlah solusi dalam mengatasi dampak kenaikan harga BBM. Daya beli masyarakat yang semakin menurun dapat mengakibatkan kelompok ekonomi menengah akan downgrade menjadi kelompok miskin baru. "Petani kecil, nelayan tradisional, buruh, pelajar, dan mahasiswa yang sedang menuntut ilmu serta masyarakat umum adalah korban langsung dari kebijakan ini," tambah bunyi pernyataan tersebut.

Diketahui, harga BBM resmi naik pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB. Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 ribu per liter. Solar subsidi dari Rp5.150 liter menjadi Rp6.800 per liter. Pertamax nonsubsidi dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan kenaikan harga BBM pilihan terakhir pemerintah. Pihaknya telah berupaya sekuat tenaga untuk melindungi rakyat dari gejolak harga minyak dunia.



"Saya sebetulnya ingin harga BBM di dalam negeri tetap terjangkau dengan memberikan subsidi dari APBN tetapi anggaran subsidi dan kompensasi BBM tahun 2022 telah meningkat tiga kali lipat dari 152,5 triliun menjadi 502,4 triliun rupiah dan itu akan meningkat terus," ujar Jokowi dalam jumpa pers di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (3/9/2022).
(zik)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1710 seconds (0.1#10.140)