Keseruan Ngopi Bareng KSAL Laksamana TNI Yudo Margono dengan Para Pemred di Atas KRI Dewaruci
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wibawa dan kesahajaan Kapal Republik Indonesia (KRI) Dewaruci begitu terasa saat kapal latih milik TNI Angkatan Laut (AL) tersebut melaju, membelah perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, pagi itu. Garis tipis ombak yang menampar-nampar lambung kapal berpadu semilir angin laut menciptakan harmoni yang begitu syahdu.
baca juga: Berlayar Perdana, 130 Taruna AAL Naiki KRI Dewaruci dan KRI Surabaya
Puluhan pemimpin redaksi (Pemred) media massa nasional berikut wartawan yang meliput Joy Sailling (Berlayar Gembira) larut dalam keakraban acara Minum Kopi Bareng Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono , di atas KRI Dewaruci yang tadi berlayar gagah.
Di sela perwakilan Pemred dan KSAL Laksamana TNI Yudo Margono menyampaikan sambutannya, para Pemred berikut puluhan wartawan, dan tentunya plus anggota TNI AL serta kru KRI Dewaruci, menikmati suguhan kopi dan beraneka minuman serta makanan ringan.
Sslruuupruttt…beuccchhh…nikmat tiada tara manakala hangat kopi menyentuh bibir hingga mengalir sukses ke kerongkongan. Sensasi ini tentu tak berlebihan, karena menyeruput kopinya di tengah laut, bareng KSAL, dan di atas KRI Dewaruci pula. Sensasi itu kian membuncah saat tembang-tembang kenangan dibawakan dengan apik oleh para personel TNI AL yang bergantian dengan wartawan.
baca juga: Bersama KSAL, Megawati Hadiri Tapak Tilas Ratu Kalinyamat di Geladak KRI Dewaruci
Ngopi bareng yang tadinya santai, seketika berubah heboh manakala sejumlah kapal fregat, helikopter berikut beberapa penerjun payung bermanuver di sisi kiri KRI Dewaruci. Kapal fregat dan para penerjun payung tersebut, ternyata menuju sebuah kapal logistik, yang hanya berjarak beberapa ratus meter dari KRI Dewaruci. Tanpa dikomando para Pemred dan wartawan semua bergeser ke lambung sebelah kiri kapal, untuk melihat apa yang terjadi.
"Perhatian, supaya kapal yang kita tumpangi ini tetap imbang, para penumpang jangan bergeser semua ke kiri, mesti sebagian ada di kanan," berkali-kali suara MC acara mengingatkan.
"Yang sedang kawan-kawan saksikan sekarang ini adalah latihan operasi gabungan pembebasan sandera di kapal yang dibajak perompak. Operasi gabungan ini dilakukan satuan-satuan yang ada TNI AL, mulai Marinir, Denjaka, Paskhas, dan lain-lain," jelas MC acara, yang langsung disambut geer wartawan. Sebaliknya, para kameraman dan fotografer dengan sigap mencari posisi terbaik untuk mengambil gambar.
baca juga: Spesifikasi KRI Dewaruci, Kapal Layar Latih TNI AL yang 2 Kali Muhibah Keliling Dunia
Usai menyaksikan kehebohan dan kehebatan operasi gabungan pembebasan sandera kapal, seisi kapal kembali dibuat hebohbegitu KSAL Laksamana TNI Yudo Margono melantunkan lagu “Jayamahe” dan “Perahu Layar”. Sontak para Pemred dan seluruh penumpang kapal berjoget, meliuk-liukkan badan mengikuti irama musik bergaya dangdut koplo. "Yang tidak joget kita ceburkan ke laut aja," celetuk MC acara yang lagi-lagi disambut geer wartawan.
“Jalesveva…!”
“Jayamahe…!!!”
“Jalesveva…!”
“Jayamahe…!!!
“Jalesveva…!”
“Jayamahe…!!!”
Sembari mengacungkan kepalan tangan kanan ke atas, tiga kali teriakan “Jalesveva” diteriakkan Laksamana Yugo Margono, yang langsung dibalas “Jayamahe” oleh watawan dan seluruh penumpang kapal. “Terima kasih para Pemred, kawan-kawan wartawan atas kebersamaan hari ini. Semoga pertemuan ini makin mempererat hubungan TNI AL dengan media,” kata Yudo Margono.
baca juga: Hary Tanoe Apresiasi Kunjungan KSAL
Dalam kesempatan itu, Yudo Margono tak lupa berpesan kepada seluruh anggota TNI AL untuk senantiasa bersikap terbuka dengan wartawan. Dikatakan Yudo, sejak dirinya menjabat KSAL, ia sudah memberikan instruksi kepada seluruh anggota untuk memberikan informasi dan jawaban ketika ditanya wartawan, sesuai tupoksi masing-masing.
“Jangan takut dan harus selalu menunggu petunjuk pimpinan. Wartawan adalah mitra penting dan strategis bagi TNI AL. Kalau ada anggota TNI AL yang tidak mau memberikan informasi atau jawaban kepada wartawan, tangkap saja dan laporkan kepada saya,” canda Yudo yang disambut gelak tawa wartawan.
Legenda Hidup
KRI Dewaruci tidak hanya sebuah kapal, melainkan legenda yang masih hidup bahkan hingga kini masih layak untuk berlayar. Sejak diluncurkan pada 1953, kapal layar latih milik TNI AL buatan HC Stulcken & Sohn Humberg, Jerman tersebut, telah dua kali berkeliling dunia. Spesifikasi KRI Dewaruci memiliki 16 layar yang bisa dikembangkan dengan luas total 1.091 meter persegi.
baca juga: KSAL Yudo Pimpin Sertijab 7 Jabatan Strategis TNI AL, dari Pangkoarmada RI hingga Asrena KSAL
KRI Dewaruci tercatat dua kali melakukan tugas pelayaran muhibah keliling dunia, yakni pada 1964 dan 2012. Pada pelayaran pertama, kapal yang dijuluki Angsa Betina oleh Cornelis Kowaas, salah satu awak kapal yang bertugas mengabadikan perjalanan, dikomandani Letkol Laut (P) Sumantri. Dia membawa 78 taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) dan 32 anak buah kapal (ABK) untuk mengarungi 7 samudera dan 5 benua.
Sementara tugas pelayaran muhibah keliling dunia kedua pada 2012 dipimpin oleh Letkol Laut (P) Haris Bima Bayuseto dengan membawa 101 Taruna AAL dan 77 ABK. Dalam pelayaran kali ini, KRI Dewaruci menghabiskan waktu sekitar 227 hari dengan jarak tempuh 27.006 nautical mile. KRI Dewaruci yang telah berusia hampir 70, kini hanya berlayar di perairan laut Indonesia. Tugas pelayaran panjang atau disebut Kartika Jala Krida digantikan KRI Bima Suci yang mulai dioperasikan sejak 2017 silam.
baca juga: KSAL Pastikan Kondisi Perairan Natuna Aman Terkendali
Meski begitu, KRI Dewaruci tetap bertugas sebagai kapal pelatihan taruna dan taruni AAL. Selain itu, KRI Dewaruci juga memiliki tugas lain, yakni berlayar ke seluruh pelosok Indonesia untuk mengenalkan kapal ini kepada masyarakat dan menjadi duta maritim Indonesia.
Nama Dewaruci diambil dari cerita pewayangan kuno Jawa. Cerita dimulai dari salah satu sosok dari Pandawa Lima, yaitu Bima yang pergi untuk mencari Air Kebenaran Tirta Amerta. Dalam proses pencariannya, Bima menghadapi berbagai tantangan, salah satunya adalah tergulung ombak besar dan melawan seekor ular naga besar.
Setelah berhasil menghadapi ular naga dan keluar dari ombak besar, Bima lalu berhadapan dengan sosok kecil seukuran telapak tangan, bernama Dewaruci. Kemudian, Dewaruci meminta Bima masuk ke dalam dirinya yang kecil melalui bagian kupingnya. Di sanalah Bima menemukan kebenaran, di mana kebenaran yang dicarinya ada di dalam dirinya sendiri.
baca juga: Sertijab Dankormar, KSAL Ungkap tentang Kekuatan Marinir
Mereka yang masuk ke dalam KRI Dewaruci akan menemukan jati dirinya dan kebenaran yang sesungguhnya untuk mengarungi samudera. Mereka diharapkan menjadi pribadi yang tangguh, disiplin, dan mau belajar seperti yang Bima lakukan saat masuk ke dalam Dewaruci. Dibandingkan dengan KRI lainnya, KRI Dewaruci tergolong kecil. Kapal ini hanya memiliki panjang 49,66 meter dan lebar 9,5 meter. Jika dihitung dari permukaan ke kedalaman air, ukurannya hanya 4,6 meter.
KRI Dewaruci memiliki 3 tiang untuk layar kapal. Masing-masing tiang memiliki nama yang juga diambilkan dari kisah pewayangan. Ketiga tiang dinamakan Bima, Arjuna, dan Yudistira. Tiang paling tinggi 32,50 meter bagian depan dinamakan Bima. Tiang ini yang paling banyak terkena deburan ombak, sehingga diharapkan menjadi yang paling kuat, selaras dengan Bima yang merupakan tokoh Pandawa Lima terkuat.
Di bagian tengah terdapat tiang Arjuna setinggi 35,87 meter. Arjuna adalah anggota Pandawa Lima yang paling sakti, sehingga tiang tiang tengah KRI Dewaruci diharapkan mampu menjaga kapal agar tetap kokoh dan seimbang selama berlayar di lautan.
Sementara tiang terakhir dinamakan Yudistira dengan ketinggian 33,25 meter. Letaknya paling dekat dengan komandan. Yudistira merupakan tokoh yang paling bijaksana, sehingga diharapkan siapa pun yang menjadi komandan di KRI Dewaruci akan membawa kebijaksanaan.
baca juga: Berlayar Perdana, 130 Taruna AAL Naiki KRI Dewaruci dan KRI Surabaya
Puluhan pemimpin redaksi (Pemred) media massa nasional berikut wartawan yang meliput Joy Sailling (Berlayar Gembira) larut dalam keakraban acara Minum Kopi Bareng Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono , di atas KRI Dewaruci yang tadi berlayar gagah.
Di sela perwakilan Pemred dan KSAL Laksamana TNI Yudo Margono menyampaikan sambutannya, para Pemred berikut puluhan wartawan, dan tentunya plus anggota TNI AL serta kru KRI Dewaruci, menikmati suguhan kopi dan beraneka minuman serta makanan ringan.
Sslruuupruttt…beuccchhh…nikmat tiada tara manakala hangat kopi menyentuh bibir hingga mengalir sukses ke kerongkongan. Sensasi ini tentu tak berlebihan, karena menyeruput kopinya di tengah laut, bareng KSAL, dan di atas KRI Dewaruci pula. Sensasi itu kian membuncah saat tembang-tembang kenangan dibawakan dengan apik oleh para personel TNI AL yang bergantian dengan wartawan.
baca juga: Bersama KSAL, Megawati Hadiri Tapak Tilas Ratu Kalinyamat di Geladak KRI Dewaruci
Ngopi bareng yang tadinya santai, seketika berubah heboh manakala sejumlah kapal fregat, helikopter berikut beberapa penerjun payung bermanuver di sisi kiri KRI Dewaruci. Kapal fregat dan para penerjun payung tersebut, ternyata menuju sebuah kapal logistik, yang hanya berjarak beberapa ratus meter dari KRI Dewaruci. Tanpa dikomando para Pemred dan wartawan semua bergeser ke lambung sebelah kiri kapal, untuk melihat apa yang terjadi.
"Perhatian, supaya kapal yang kita tumpangi ini tetap imbang, para penumpang jangan bergeser semua ke kiri, mesti sebagian ada di kanan," berkali-kali suara MC acara mengingatkan.
"Yang sedang kawan-kawan saksikan sekarang ini adalah latihan operasi gabungan pembebasan sandera di kapal yang dibajak perompak. Operasi gabungan ini dilakukan satuan-satuan yang ada TNI AL, mulai Marinir, Denjaka, Paskhas, dan lain-lain," jelas MC acara, yang langsung disambut geer wartawan. Sebaliknya, para kameraman dan fotografer dengan sigap mencari posisi terbaik untuk mengambil gambar.
baca juga: Spesifikasi KRI Dewaruci, Kapal Layar Latih TNI AL yang 2 Kali Muhibah Keliling Dunia
Usai menyaksikan kehebohan dan kehebatan operasi gabungan pembebasan sandera kapal, seisi kapal kembali dibuat hebohbegitu KSAL Laksamana TNI Yudo Margono melantunkan lagu “Jayamahe” dan “Perahu Layar”. Sontak para Pemred dan seluruh penumpang kapal berjoget, meliuk-liukkan badan mengikuti irama musik bergaya dangdut koplo. "Yang tidak joget kita ceburkan ke laut aja," celetuk MC acara yang lagi-lagi disambut geer wartawan.
“Jalesveva…!”
“Jayamahe…!!!”
“Jalesveva…!”
“Jayamahe…!!!
“Jalesveva…!”
“Jayamahe…!!!”
Sembari mengacungkan kepalan tangan kanan ke atas, tiga kali teriakan “Jalesveva” diteriakkan Laksamana Yugo Margono, yang langsung dibalas “Jayamahe” oleh watawan dan seluruh penumpang kapal. “Terima kasih para Pemred, kawan-kawan wartawan atas kebersamaan hari ini. Semoga pertemuan ini makin mempererat hubungan TNI AL dengan media,” kata Yudo Margono.
baca juga: Hary Tanoe Apresiasi Kunjungan KSAL
Dalam kesempatan itu, Yudo Margono tak lupa berpesan kepada seluruh anggota TNI AL untuk senantiasa bersikap terbuka dengan wartawan. Dikatakan Yudo, sejak dirinya menjabat KSAL, ia sudah memberikan instruksi kepada seluruh anggota untuk memberikan informasi dan jawaban ketika ditanya wartawan, sesuai tupoksi masing-masing.
“Jangan takut dan harus selalu menunggu petunjuk pimpinan. Wartawan adalah mitra penting dan strategis bagi TNI AL. Kalau ada anggota TNI AL yang tidak mau memberikan informasi atau jawaban kepada wartawan, tangkap saja dan laporkan kepada saya,” canda Yudo yang disambut gelak tawa wartawan.
Legenda Hidup
KRI Dewaruci tidak hanya sebuah kapal, melainkan legenda yang masih hidup bahkan hingga kini masih layak untuk berlayar. Sejak diluncurkan pada 1953, kapal layar latih milik TNI AL buatan HC Stulcken & Sohn Humberg, Jerman tersebut, telah dua kali berkeliling dunia. Spesifikasi KRI Dewaruci memiliki 16 layar yang bisa dikembangkan dengan luas total 1.091 meter persegi.
baca juga: KSAL Yudo Pimpin Sertijab 7 Jabatan Strategis TNI AL, dari Pangkoarmada RI hingga Asrena KSAL
KRI Dewaruci tercatat dua kali melakukan tugas pelayaran muhibah keliling dunia, yakni pada 1964 dan 2012. Pada pelayaran pertama, kapal yang dijuluki Angsa Betina oleh Cornelis Kowaas, salah satu awak kapal yang bertugas mengabadikan perjalanan, dikomandani Letkol Laut (P) Sumantri. Dia membawa 78 taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) dan 32 anak buah kapal (ABK) untuk mengarungi 7 samudera dan 5 benua.
Sementara tugas pelayaran muhibah keliling dunia kedua pada 2012 dipimpin oleh Letkol Laut (P) Haris Bima Bayuseto dengan membawa 101 Taruna AAL dan 77 ABK. Dalam pelayaran kali ini, KRI Dewaruci menghabiskan waktu sekitar 227 hari dengan jarak tempuh 27.006 nautical mile. KRI Dewaruci yang telah berusia hampir 70, kini hanya berlayar di perairan laut Indonesia. Tugas pelayaran panjang atau disebut Kartika Jala Krida digantikan KRI Bima Suci yang mulai dioperasikan sejak 2017 silam.
baca juga: KSAL Pastikan Kondisi Perairan Natuna Aman Terkendali
Meski begitu, KRI Dewaruci tetap bertugas sebagai kapal pelatihan taruna dan taruni AAL. Selain itu, KRI Dewaruci juga memiliki tugas lain, yakni berlayar ke seluruh pelosok Indonesia untuk mengenalkan kapal ini kepada masyarakat dan menjadi duta maritim Indonesia.
Nama Dewaruci diambil dari cerita pewayangan kuno Jawa. Cerita dimulai dari salah satu sosok dari Pandawa Lima, yaitu Bima yang pergi untuk mencari Air Kebenaran Tirta Amerta. Dalam proses pencariannya, Bima menghadapi berbagai tantangan, salah satunya adalah tergulung ombak besar dan melawan seekor ular naga besar.
Setelah berhasil menghadapi ular naga dan keluar dari ombak besar, Bima lalu berhadapan dengan sosok kecil seukuran telapak tangan, bernama Dewaruci. Kemudian, Dewaruci meminta Bima masuk ke dalam dirinya yang kecil melalui bagian kupingnya. Di sanalah Bima menemukan kebenaran, di mana kebenaran yang dicarinya ada di dalam dirinya sendiri.
baca juga: Sertijab Dankormar, KSAL Ungkap tentang Kekuatan Marinir
Mereka yang masuk ke dalam KRI Dewaruci akan menemukan jati dirinya dan kebenaran yang sesungguhnya untuk mengarungi samudera. Mereka diharapkan menjadi pribadi yang tangguh, disiplin, dan mau belajar seperti yang Bima lakukan saat masuk ke dalam Dewaruci. Dibandingkan dengan KRI lainnya, KRI Dewaruci tergolong kecil. Kapal ini hanya memiliki panjang 49,66 meter dan lebar 9,5 meter. Jika dihitung dari permukaan ke kedalaman air, ukurannya hanya 4,6 meter.
KRI Dewaruci memiliki 3 tiang untuk layar kapal. Masing-masing tiang memiliki nama yang juga diambilkan dari kisah pewayangan. Ketiga tiang dinamakan Bima, Arjuna, dan Yudistira. Tiang paling tinggi 32,50 meter bagian depan dinamakan Bima. Tiang ini yang paling banyak terkena deburan ombak, sehingga diharapkan menjadi yang paling kuat, selaras dengan Bima yang merupakan tokoh Pandawa Lima terkuat.
Di bagian tengah terdapat tiang Arjuna setinggi 35,87 meter. Arjuna adalah anggota Pandawa Lima yang paling sakti, sehingga tiang tiang tengah KRI Dewaruci diharapkan mampu menjaga kapal agar tetap kokoh dan seimbang selama berlayar di lautan.
Sementara tiang terakhir dinamakan Yudistira dengan ketinggian 33,25 meter. Letaknya paling dekat dengan komandan. Yudistira merupakan tokoh yang paling bijaksana, sehingga diharapkan siapa pun yang menjadi komandan di KRI Dewaruci akan membawa kebijaksanaan.
(hdr)