Kepala BKKBN: Ucapan Revolusi Bung Karno Bisa Diwujudkan dengan Inovasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengaku pihaknya sangat memberikan perhatian penuh terhadap generasi unggul. Baginya, terciptanya generasi unggul merupakan cita-cita dan amanah Proklamator RI, Soekarno, yang ingin para pemuda menjadi pribadi yang andal dan dapat bersaing di pentas dunia.
Mantan Bupati Kulon Progo itu mengatakan, pernyataan Bung Karno tentang revolusi patut dipandang sebagai titik sebuah bangsa untuk terus memperbaiki diri. (Baca juga: Ada 5 Kasus Baru, Total 1.109 WNI di Luar Negeri Positif Covid-19)
"Bung Karno mengatakan revolusi itu belum berhenti (selesai) dan saya punya pengalaman waktu di Kulon Progo itu melakukan inovasi-inovasi. Ternyata inovasi itu hanya bagian kecil dari revolusi," kata Hasto dalam Webinar Nasional IV Bulan Bung Karno 2020 dengan tema 'Politik Kesehatan Berdikari' yang diselenggarakan Badan Pendidikan dan Pelatihan Pusat PDI Perjuangan (PDIP), Selasa (30/6/2020).
"Karena revolusi itu harus mengubah mindset dan mengubah tatanan. Maka kalau kita melakukan sebuah revolusi maka harus ada mindset yang diubah. Itulah yang saya selalu pegang teguh, kita mengabdi kepada bangsa ini dilandasi dengan ideologi," tambahnya.
(Baca juga: Jokowi Minta Kepala Daerah Segera Belanjakan APBD untuk Tangani Covid-19)
Menurut Hasto, untuk menciptakan generasi unggul, dirinya merasa teringat dengan pesan Bung Karno itu. Namun, lembaganya saat ini terus mencarikan metode yang pas dan implementatif dengan kondisi kekinian. Hasto sendiri mengaku sudah melakukan riset kepada generasi milenial selama 10 bulan ini.
"Bung Karno mengatakan, kalau diberikan 10 pemuda maka bisa mengguncangkan dunia. Sehingga kami BKKBN juga merasa harus ada perubahan, anak anak milenial sekarang harus kita tanya," kata Hasto.
Sejumlah program lama kemudian diganti. Seperti mengubah Keluarga Berencana menjadi Keluarga Berkualitas. Hasto menginginkan setiap pasangan merencanakan kelahiran dengan menyiapkan aspek-aspek yang berkualitas untuk anak.
Selain itu, pihaknya juga banyak memodifikasi kandungan suntik dan pil KB agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat. BKKBN juga memastikan terus mengedukasi rakyat kecil dan pedesaan alias wong cilik, agar memahami konsep Keluarga Berkualitas. Distribusi alat kontrasepsi juga diberikan kepada kaum menengah ke bawah.
Dia lalu memaparkan, salah satu langkah BKKBN untuk mencegah Baby Boom. Pertama, adalah dengan membagikan alat kontrasepsi gratis kepada warga selama masa pandemi ini.
"Membangun rantai pasok distribusi gratis alat kontrasepsi dengan melibatkan Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB). Kami cek betul sampai ke pelosok-pelosok, kami cek dan saya jamin cukup saat ini," ujar Hasto.
Selain itu, Hasto membeberkan, pihaknya juga memasok sebanyak 32.000 alat pelindung diri (APD) untuk para bidang desa selama masa pandemi Covid-19, terhitung sejak Maret 2020.
"Karena itu program kami mencegah baby boom, kami mulai bulan Maret sudah bergegas dengan IDI dengan memberikan layanan proaktif membagi APD bagi 32.000 bidan di desa," papar Hasto.
Langkah lainnya, BKKBN juga telah membuat program layanan serentak sejuta aseptor (peserta Keluarga Berencana) dalam sehari. Hal itu sudah dilakukan saat peringatan hari keluarga nasional tanggal 29 Juni lalu. "Biasanya seremonial, kami gerakkan semua karyawan dan kader (Keluarga Berencana). Jumlahnya ada 1,2 juta kader untuk hadir di tengah keluarga saja untuk memberikan pelayanan," sebut dia.
Langkah terakhir BKKBN, kata Hasto, adalah dengan membuat massive family planning information atau layanan informasi yang masif untuk keluarga berencana.
"Sehingga kami sukses dari pelayanan dan aman dari COVID-19, itu kami pegang teguh. Mudah-mudahan itu menjadi bisa untuk kepentingan branding power equity (kekuatan merek, red) Indonesia berdasarkan kemandirian dan gotong royong," tandasnya.
Lihat Juga: Arteria Dahlan Serahkan Kursi DPR kepada Cucu Soekarno: Ibu Mega Manajer, Tahu Mana yang Pas
Mantan Bupati Kulon Progo itu mengatakan, pernyataan Bung Karno tentang revolusi patut dipandang sebagai titik sebuah bangsa untuk terus memperbaiki diri. (Baca juga: Ada 5 Kasus Baru, Total 1.109 WNI di Luar Negeri Positif Covid-19)
"Bung Karno mengatakan revolusi itu belum berhenti (selesai) dan saya punya pengalaman waktu di Kulon Progo itu melakukan inovasi-inovasi. Ternyata inovasi itu hanya bagian kecil dari revolusi," kata Hasto dalam Webinar Nasional IV Bulan Bung Karno 2020 dengan tema 'Politik Kesehatan Berdikari' yang diselenggarakan Badan Pendidikan dan Pelatihan Pusat PDI Perjuangan (PDIP), Selasa (30/6/2020).
"Karena revolusi itu harus mengubah mindset dan mengubah tatanan. Maka kalau kita melakukan sebuah revolusi maka harus ada mindset yang diubah. Itulah yang saya selalu pegang teguh, kita mengabdi kepada bangsa ini dilandasi dengan ideologi," tambahnya.
(Baca juga: Jokowi Minta Kepala Daerah Segera Belanjakan APBD untuk Tangani Covid-19)
Menurut Hasto, untuk menciptakan generasi unggul, dirinya merasa teringat dengan pesan Bung Karno itu. Namun, lembaganya saat ini terus mencarikan metode yang pas dan implementatif dengan kondisi kekinian. Hasto sendiri mengaku sudah melakukan riset kepada generasi milenial selama 10 bulan ini.
"Bung Karno mengatakan, kalau diberikan 10 pemuda maka bisa mengguncangkan dunia. Sehingga kami BKKBN juga merasa harus ada perubahan, anak anak milenial sekarang harus kita tanya," kata Hasto.
Sejumlah program lama kemudian diganti. Seperti mengubah Keluarga Berencana menjadi Keluarga Berkualitas. Hasto menginginkan setiap pasangan merencanakan kelahiran dengan menyiapkan aspek-aspek yang berkualitas untuk anak.
Selain itu, pihaknya juga banyak memodifikasi kandungan suntik dan pil KB agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat. BKKBN juga memastikan terus mengedukasi rakyat kecil dan pedesaan alias wong cilik, agar memahami konsep Keluarga Berkualitas. Distribusi alat kontrasepsi juga diberikan kepada kaum menengah ke bawah.
Dia lalu memaparkan, salah satu langkah BKKBN untuk mencegah Baby Boom. Pertama, adalah dengan membagikan alat kontrasepsi gratis kepada warga selama masa pandemi ini.
"Membangun rantai pasok distribusi gratis alat kontrasepsi dengan melibatkan Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB). Kami cek betul sampai ke pelosok-pelosok, kami cek dan saya jamin cukup saat ini," ujar Hasto.
Selain itu, Hasto membeberkan, pihaknya juga memasok sebanyak 32.000 alat pelindung diri (APD) untuk para bidang desa selama masa pandemi Covid-19, terhitung sejak Maret 2020.
"Karena itu program kami mencegah baby boom, kami mulai bulan Maret sudah bergegas dengan IDI dengan memberikan layanan proaktif membagi APD bagi 32.000 bidan di desa," papar Hasto.
Langkah lainnya, BKKBN juga telah membuat program layanan serentak sejuta aseptor (peserta Keluarga Berencana) dalam sehari. Hal itu sudah dilakukan saat peringatan hari keluarga nasional tanggal 29 Juni lalu. "Biasanya seremonial, kami gerakkan semua karyawan dan kader (Keluarga Berencana). Jumlahnya ada 1,2 juta kader untuk hadir di tengah keluarga saja untuk memberikan pelayanan," sebut dia.
Langkah terakhir BKKBN, kata Hasto, adalah dengan membuat massive family planning information atau layanan informasi yang masif untuk keluarga berencana.
"Sehingga kami sukses dari pelayanan dan aman dari COVID-19, itu kami pegang teguh. Mudah-mudahan itu menjadi bisa untuk kepentingan branding power equity (kekuatan merek, red) Indonesia berdasarkan kemandirian dan gotong royong," tandasnya.
Lihat Juga: Arteria Dahlan Serahkan Kursi DPR kepada Cucu Soekarno: Ibu Mega Manajer, Tahu Mana yang Pas
(maf)