Cerita Mahfud MD soal Kejanggalan dalam Kasus Tewasnya Brigadir J
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menilai masyarakat sempat terbawa opini awal soal kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di rumah mantan Kadiv Propam Irjen Pol Fery Sambo. Publik percaya bahwa Brigadir J tewas akibat tembak menembak dengan Bharada E, rekan sesama ajudan Sambo.
“Orang-orang terbawa pada opini bahwa terjadi tembak menembak,” kata Mahfud dalam perbincangan di saluran Youtube Akbar Faizal Uncensored, dikutip Kamis (18/8/2022).
Padahal, kata Mahfud, informasi awal yang disampaikan kepolisian sangat tidak memuaskan. Terlebih, Mahfud merasa ada kejanggalan pada pengumuman waktu kematian Brigadir J.
“Penjelasannya tidak memuaskan sama sekali, terutama karena yang saya dengar itu kenapa tembak menembak ko terjadi Jumat sore baru Senin sore diumumkan,” katanya.
Karena merasa terdapat ketidaksesuaian, Mahfud lantas membuat cuitan di akun twitter resmi miliknya. Ia menulis soal adanya rangkaian fakta yang tidak sinkron pada kasus Brigadir J.
“Saya ikuti pendapat lain, kemudian saya mencuit bahwa ini ada kejadian tidak sinkron antara fakta, rangkaian fakta dengan fakta lain itu tidak logis,” ucapnya.
“Lalu saya bicara lewat virtual dengan sebuah televisi, ya saya bicara biasa saja ‘bagi saya tidak masuk akal tuh kenapa hari Jumat ke Senin, kemudian tembak menembak hanya diberitakan sekilas begitu, tidak jelas alat buktinya apa’,” sambungnya.
Semestinya, kata Mahfud, untuk kasus seperti ini harus ada penjelasan yang transparan kepada publik sejak awal peristiwa tersebut terjadi.
“Harusnya ditunjukan dong TKPnya gimana. Meskipun konferensi pers, tetapi seperti doorstop aja, seperti ngomong sekilas gitu, pun Kapolres Jakarta Selatan begitu,” katanya.
“Orang-orang terbawa pada opini bahwa terjadi tembak menembak,” kata Mahfud dalam perbincangan di saluran Youtube Akbar Faizal Uncensored, dikutip Kamis (18/8/2022).
Padahal, kata Mahfud, informasi awal yang disampaikan kepolisian sangat tidak memuaskan. Terlebih, Mahfud merasa ada kejanggalan pada pengumuman waktu kematian Brigadir J.
“Penjelasannya tidak memuaskan sama sekali, terutama karena yang saya dengar itu kenapa tembak menembak ko terjadi Jumat sore baru Senin sore diumumkan,” katanya.
Karena merasa terdapat ketidaksesuaian, Mahfud lantas membuat cuitan di akun twitter resmi miliknya. Ia menulis soal adanya rangkaian fakta yang tidak sinkron pada kasus Brigadir J.
“Saya ikuti pendapat lain, kemudian saya mencuit bahwa ini ada kejadian tidak sinkron antara fakta, rangkaian fakta dengan fakta lain itu tidak logis,” ucapnya.
“Lalu saya bicara lewat virtual dengan sebuah televisi, ya saya bicara biasa saja ‘bagi saya tidak masuk akal tuh kenapa hari Jumat ke Senin, kemudian tembak menembak hanya diberitakan sekilas begitu, tidak jelas alat buktinya apa’,” sambungnya.
Semestinya, kata Mahfud, untuk kasus seperti ini harus ada penjelasan yang transparan kepada publik sejak awal peristiwa tersebut terjadi.
“Harusnya ditunjukan dong TKPnya gimana. Meskipun konferensi pers, tetapi seperti doorstop aja, seperti ngomong sekilas gitu, pun Kapolres Jakarta Selatan begitu,” katanya.
(muh)