Jokowi Sorot Kinerja Sektor Kesehatan, Moeldoko Ungkap Kendalanya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kinerja sektor kesehatan dalam penanganan COVID-19 dinilai lemah. Hal ini terlihat dari realisasi anggaran yang baru mencapai 1,53% dari total alokasi Rp75 triliun.
“Persoalan kesehatan, dana yang besar baru terserap 1,53%. Memang kita dalami ada beberapa persoalan yang perlu dikomunikasikan secara lebih cepat lagi,” ujarKepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (29/6/2020). (Baca juga: Jokowi ke Menkes Terawan: Anggaran Rp75 Triliun Baru keluar 1,53% Coba)
Dia mengatakan bahwa ada beberapa kendala yang menyebabkan kinerja sektor kesehatan lemah. Salah satunya adalah perlu dibangun sinergitas yang baik antara BPJS, Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Desa.
“Yang kedua, persoalaan pendataan para tenaga medis. Karena ini tidak boleh salah sasaran,” ungkapnya.
Lalu selanjutnya adalah soal regulasi yang membuat implementasi memakan waktu lama. Dia mengatakan bahwa regulasi tersebut bisa digunakan dalam kondisi normal normal saja. Sementara saat ini kondisi sedang tidak normal.
“Tapi saat tidak normal ini harus diambil langkah perbaikan. Dan menteri sudah ambil langkah itu. Hal-hal ini pasti menjadi penghambat menteri bekerja. Tapi sekali lagi persoalannya bagaimana cara-cara baru untuk siasati situasi, itu perlu dilakukan,” paparnya.
Selain itu kerja yang belum maksimal adalah berkaitan dengan penyaluran bansos yang sempat mengalami kendala masalah data. Kemudian juga terkait stimulus ekonomi bagi UMKM yang masih mengalami hambatan. (Baca juga: Dexamethasone dan Hydroxychloroquine Hanya untuk Pasien COVID-19 Berat)
“Ini beberapa hal yang ditekankan presiden,” pungkasnya.
Lihat Juga: Tom Lembong Ditahan Kejagung, Pakar Ingatkan Omongan Jokowi Minta Kebijakan Jangan Dikriminalisasi
“Persoalan kesehatan, dana yang besar baru terserap 1,53%. Memang kita dalami ada beberapa persoalan yang perlu dikomunikasikan secara lebih cepat lagi,” ujarKepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (29/6/2020). (Baca juga: Jokowi ke Menkes Terawan: Anggaran Rp75 Triliun Baru keluar 1,53% Coba)
Dia mengatakan bahwa ada beberapa kendala yang menyebabkan kinerja sektor kesehatan lemah. Salah satunya adalah perlu dibangun sinergitas yang baik antara BPJS, Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Desa.
“Yang kedua, persoalaan pendataan para tenaga medis. Karena ini tidak boleh salah sasaran,” ungkapnya.
Lalu selanjutnya adalah soal regulasi yang membuat implementasi memakan waktu lama. Dia mengatakan bahwa regulasi tersebut bisa digunakan dalam kondisi normal normal saja. Sementara saat ini kondisi sedang tidak normal.
“Tapi saat tidak normal ini harus diambil langkah perbaikan. Dan menteri sudah ambil langkah itu. Hal-hal ini pasti menjadi penghambat menteri bekerja. Tapi sekali lagi persoalannya bagaimana cara-cara baru untuk siasati situasi, itu perlu dilakukan,” paparnya.
Selain itu kerja yang belum maksimal adalah berkaitan dengan penyaluran bansos yang sempat mengalami kendala masalah data. Kemudian juga terkait stimulus ekonomi bagi UMKM yang masih mengalami hambatan. (Baca juga: Dexamethasone dan Hydroxychloroquine Hanya untuk Pasien COVID-19 Berat)
“Ini beberapa hal yang ditekankan presiden,” pungkasnya.
Lihat Juga: Tom Lembong Ditahan Kejagung, Pakar Ingatkan Omongan Jokowi Minta Kebijakan Jangan Dikriminalisasi
(kri)