Hadiri Hajatan Anies, Elite Politik Ingin Tunjukkan Pesan Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah elite politik menghadiri acara pernikahan putri Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, pada Sabtu (30/7/2022). Kehadiran para pimpinan partai politik menunjukkan posisi Anies dalam panggung politik nasional.
Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul Jakarta M. Jamiluddin Ritonga menilai Anies masih menjadi salah satu magnet politik di Tanah Air. "Hal itu membuat pimpinan parpol meringankan langkanya menghadiri pernikahan putri kesayangan Anies," kata Jamil kepada wartawan, dikutip Minggu (31/7/2022).
Namun, kata Jamil, kehadiran semua pimpinan parpol tersebut tidak otomatis bahwa mereka akan mengusung Anies pada Pilpres 2024. Di antara pimpinan parpol itu hadir dengan tujuan untuk mempererat silaturami yang sudah terbina selama ini.
Jamil mencontohkan, Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra Prabowo Subuanto dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin), yang hadir di pernikahan anak Anies tampaknya hanya menjaga hubungan pertemanan. Kehadiran keduanya tidak ada maksud politik, apalagi mengaitkannya dengan Pilpres 2024.
"Prabowo dan Cak Imin tampaknya sudah satu hati untuk berkoalisi. Mereka tidak akan mengusung Anies pada Pilpres 2024," ujarnya.
Ini berbeda dengan Ketum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Presiden PKS Shohibul Iman. Jamil melihat kehadiran mereka berkaitan dengan keinginan untuk mengusung Anies di Pilpres 2024. Tiga petinggi parpol ini tampaknya memanfaatkan hajatan tersebut untuk menunjukan kebersamaannya dengan Anies.
"Surya Paloh, AHY, dan Shohibul Iman ingin menyampaikan pesan bahwa Anies menjadi bagian dari mereka. Kehadiran mereka menjadi bentuk dukungan kebersamaan menuju Pilpres 2024," terang mantan Dekan FIKOM UII ini.
Adapun absennya Megawati Soekarnoputri, dia mengatakan bahwa hal itu sangat disayangkan. Sebab, acara tersebut dapat digunakan untuk menunjukan bahwa hubungan elite nasional baik-baik saja. Kalau Megawati hadir, diharapkan dapat menurunkan tensi politik di Tanah Air. Rakyat akan melihat elite politik negeri tidak bersitegang sebagaimana ditunjukan para kadrun dan cebong.
"Sayangnya momentum itu tidak terjadi. Megawati tidak hadir, dan tidak ada yang mewakilinya. Ini mengindikasikan, silahturahmi Megawati dan Anies terkesan ada ganjalan," sesalnya.
Lebih dari itu, Jamil menambahkan, terlepas dari absennya Megawati, hajatan Anies telah dimanfaatkan elite politik untuk bersilaturahmi. Anies menjadi magnet berkumpulnya elite politik tersebut.
"Elite politik yang hadir ingin menunjukan mereka damai-damai saja. Karena itu, sudah saatnya kadrun dan cebong berdamai di dunia maya," tandas Jamil.
Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul Jakarta M. Jamiluddin Ritonga menilai Anies masih menjadi salah satu magnet politik di Tanah Air. "Hal itu membuat pimpinan parpol meringankan langkanya menghadiri pernikahan putri kesayangan Anies," kata Jamil kepada wartawan, dikutip Minggu (31/7/2022).
Namun, kata Jamil, kehadiran semua pimpinan parpol tersebut tidak otomatis bahwa mereka akan mengusung Anies pada Pilpres 2024. Di antara pimpinan parpol itu hadir dengan tujuan untuk mempererat silaturami yang sudah terbina selama ini.
Baca Juga
Jamil mencontohkan, Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra Prabowo Subuanto dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin), yang hadir di pernikahan anak Anies tampaknya hanya menjaga hubungan pertemanan. Kehadiran keduanya tidak ada maksud politik, apalagi mengaitkannya dengan Pilpres 2024.
"Prabowo dan Cak Imin tampaknya sudah satu hati untuk berkoalisi. Mereka tidak akan mengusung Anies pada Pilpres 2024," ujarnya.
Ini berbeda dengan Ketum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Presiden PKS Shohibul Iman. Jamil melihat kehadiran mereka berkaitan dengan keinginan untuk mengusung Anies di Pilpres 2024. Tiga petinggi parpol ini tampaknya memanfaatkan hajatan tersebut untuk menunjukan kebersamaannya dengan Anies.
"Surya Paloh, AHY, dan Shohibul Iman ingin menyampaikan pesan bahwa Anies menjadi bagian dari mereka. Kehadiran mereka menjadi bentuk dukungan kebersamaan menuju Pilpres 2024," terang mantan Dekan FIKOM UII ini.
Adapun absennya Megawati Soekarnoputri, dia mengatakan bahwa hal itu sangat disayangkan. Sebab, acara tersebut dapat digunakan untuk menunjukan bahwa hubungan elite nasional baik-baik saja. Kalau Megawati hadir, diharapkan dapat menurunkan tensi politik di Tanah Air. Rakyat akan melihat elite politik negeri tidak bersitegang sebagaimana ditunjukan para kadrun dan cebong.
"Sayangnya momentum itu tidak terjadi. Megawati tidak hadir, dan tidak ada yang mewakilinya. Ini mengindikasikan, silahturahmi Megawati dan Anies terkesan ada ganjalan," sesalnya.
Lebih dari itu, Jamil menambahkan, terlepas dari absennya Megawati, hajatan Anies telah dimanfaatkan elite politik untuk bersilaturahmi. Anies menjadi magnet berkumpulnya elite politik tersebut.
"Elite politik yang hadir ingin menunjukan mereka damai-damai saja. Karena itu, sudah saatnya kadrun dan cebong berdamai di dunia maya," tandas Jamil.
(muh)