Dukung Anies Baswedan Menguntungkan PPP
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mendukung Anies Baswedan dalam Pilpres 2024 dinilai akan menguntungkan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Partai berlambang Ka'bah tersebut jangan mengabaikan aspirasi konstituennya yang saat ini gandrung ke Anies.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan PPP terlihat semakin mesra. Pada Minggu (30/1/2022) Anies Baswedan menghadiri acara HUT ke-49 PPP sekaligus acara istighosah dan doa bersama di Kantor Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) PPP DKI Jakarta.
Kemudian, pada Senin (31/1/2022), Anies menghadiri acara harlah dan Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Bahkan, Anies Baswedan diarak menggunakan kereta kuda ke acara yang digelar di Hotel Grand Rohan, Jogja itu.
Pengamat politik Tony Rosyid menilai Anies Baswedan dan PPP saling membutuhkan. "Keduanya beririsan pendukung. Anies butuh tiket partai, dan PPP butuh coattail effect jika mendukung Anies. Tak bisa dipungkiri bahwa para pendukung PPP sedang gandrung ke Anies. Mereka ingin Anies jadi presiden," kata Tony Rosyid kepada SINDOnews, Selasa (1/2/2022).
Di sisi lain, kata dia, suara PPP anjlok di Pemilu 2019 karena tidak aspiratif terhadap para pendukungnya. "Saat itu, para pendukung PPP menginginkan Prabowo, sementara PPP dukung Jokowi. Dan PPP telah membayarnya dengan risiko kehilangan suara yang cukup besar," ungkap Tony.
Bahkan, lanjut dia, PPP hampir tidak lolos di DPR. Menurut dia, hasil Pemilu 2019 telah menjadi pertimbangan serius buat PPP untuk memperhatikan, bahkan mengutamakan aspirasi konstituen jika ingin mengambil kembali suaranya yang hilang di Pemilu 2019.
"Pilihan PPP ke Anies tidak hanya penting, tetapi harus jika PPP ingin 2024 tetap punya kursi di DPR. Saat ini, para pemilih PPP gandrung ke Anies," imbuhnya.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa di tengah hilangnya tokoh PPP sekelas Mbah Moen atau Maimun Zubair, PPP tidak boleh gegabah dalam menentukan pilihan politik di 2024. Menurut dia, jika PPP kembali tidak aspiratif ke konstituen, maka nasibnya bisa tamat.
Dia menambahkan, hal itu juga akan dialami oleh Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Dia melihat konstituen PAN dan PKS juga ingin Anies Baswedan menjadi presiden.
"Mendukung Anies, ini menguntungkan buat PPP. Tentu menguntungkan juga buat Anies. Semacam simbiosis mutualisme. Kita akan lihat nanti bahwa dengan event-event bersama Anies, besar kemungkinan elektabilitas PPP akan merangkak pulih," pungkasnya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan PPP terlihat semakin mesra. Pada Minggu (30/1/2022) Anies Baswedan menghadiri acara HUT ke-49 PPP sekaligus acara istighosah dan doa bersama di Kantor Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) PPP DKI Jakarta.
Kemudian, pada Senin (31/1/2022), Anies menghadiri acara harlah dan Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Bahkan, Anies Baswedan diarak menggunakan kereta kuda ke acara yang digelar di Hotel Grand Rohan, Jogja itu.
Pengamat politik Tony Rosyid menilai Anies Baswedan dan PPP saling membutuhkan. "Keduanya beririsan pendukung. Anies butuh tiket partai, dan PPP butuh coattail effect jika mendukung Anies. Tak bisa dipungkiri bahwa para pendukung PPP sedang gandrung ke Anies. Mereka ingin Anies jadi presiden," kata Tony Rosyid kepada SINDOnews, Selasa (1/2/2022).
Di sisi lain, kata dia, suara PPP anjlok di Pemilu 2019 karena tidak aspiratif terhadap para pendukungnya. "Saat itu, para pendukung PPP menginginkan Prabowo, sementara PPP dukung Jokowi. Dan PPP telah membayarnya dengan risiko kehilangan suara yang cukup besar," ungkap Tony.
Bahkan, lanjut dia, PPP hampir tidak lolos di DPR. Menurut dia, hasil Pemilu 2019 telah menjadi pertimbangan serius buat PPP untuk memperhatikan, bahkan mengutamakan aspirasi konstituen jika ingin mengambil kembali suaranya yang hilang di Pemilu 2019.
"Pilihan PPP ke Anies tidak hanya penting, tetapi harus jika PPP ingin 2024 tetap punya kursi di DPR. Saat ini, para pemilih PPP gandrung ke Anies," imbuhnya.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa di tengah hilangnya tokoh PPP sekelas Mbah Moen atau Maimun Zubair, PPP tidak boleh gegabah dalam menentukan pilihan politik di 2024. Menurut dia, jika PPP kembali tidak aspiratif ke konstituen, maka nasibnya bisa tamat.
Dia menambahkan, hal itu juga akan dialami oleh Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Dia melihat konstituen PAN dan PKS juga ingin Anies Baswedan menjadi presiden.
"Mendukung Anies, ini menguntungkan buat PPP. Tentu menguntungkan juga buat Anies. Semacam simbiosis mutualisme. Kita akan lihat nanti bahwa dengan event-event bersama Anies, besar kemungkinan elektabilitas PPP akan merangkak pulih," pungkasnya.
(rca)