Game Online dan Drama Korea Jadi Saingan Nyata Minat Baca Alquran
loading...
A
A
A
CIANJUR - Tantangan umat Islam dalam mempelajari agama cukup berat di zaman modern ini. Beragam hiburan menjadi faktor yang mampu mengalihkan minat untuk membaca Alquran .
"Sekarang ini saingan dan gangguan orang untuk membaca Alquran semakin banyak. Mulai dari game online , drama Korea , hingga dunia hiburan lainnya. Karena itu, untuk bisa terus membaca Alquran, butuh perjuangan dan pengorbanan," kata Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid saat menghadiri Haul ke-27 KH Muhammad Almaghfur, pendiri Pondok Pesantren Raudhatul Muta'allimin di Kampung Cijambe, Desa Cibaregbeg, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Sabtu (27/6/2020).
(Baca: MPR Minta Pemerintah Fokus Perhatikan Ponpes Kecil di Pelosok)
Gus Jazil, sapaan akrab Jazilul Fawaid, mengajak umat Islam untuk memakmurkan pondok pesantren, mempelajari agama secara sungguh-sungguh dan mencintai Alquran. Hal ini merupakan bentuk melanjutkan cita-cita para ulama yang berperan besar dalam melahirkan Negara Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Gus Jazil juga mengingatkan, bahwa pandemi virus corona telah menyebabkan kerugian yang sangat besar. Tidak saja Indonesia, tapi juga negara lain di dunia. Virus corona telah membuat jumlah pengangguran bertambah, pertumbuhan ekonomi serta penghasilan menurun. Karena itu, Gus Jazil mengajak kepada seluruh masyarakat, tetap sehat dan tersenyum, agar penderitaan akibat corona tidak bertambah semakin memberatkan.
(Baca: Pesantren Sebaiknya Dilibatkan Didik Siswa di Pedesaan Selama Corona)
"Bagi yang bertani, bertanilah dengan penuh semangat, jangan sampai stres akibat corona. Percayalah, kalau petani kita makmur, makmur juga bangsa Indonesia," katanya.
Koordinator Nasional Nusantara Mengaji ini menitipkan pesantren Raudhatul Muta'allimin kepada masyarakat, khususnya Pemerintah Kabupaten Cianjur. Pasalnya, meski tidak besar dan berada di daerah terpencil ponpes ini telah melahirkan banyak alumni yang tersebar di mana. Jangan sampai, karena di daerah terpencil malah dilupakan dan tidak diperhatikan.
Lihat Juga: Isi Tap Nomor II/MPR/2001 tentang Pertanggungjawaban Presiden Gus Dur yang Dinyatakan Tidak Berlaku
"Sekarang ini saingan dan gangguan orang untuk membaca Alquran semakin banyak. Mulai dari game online , drama Korea , hingga dunia hiburan lainnya. Karena itu, untuk bisa terus membaca Alquran, butuh perjuangan dan pengorbanan," kata Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid saat menghadiri Haul ke-27 KH Muhammad Almaghfur, pendiri Pondok Pesantren Raudhatul Muta'allimin di Kampung Cijambe, Desa Cibaregbeg, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Sabtu (27/6/2020).
(Baca: MPR Minta Pemerintah Fokus Perhatikan Ponpes Kecil di Pelosok)
Gus Jazil, sapaan akrab Jazilul Fawaid, mengajak umat Islam untuk memakmurkan pondok pesantren, mempelajari agama secara sungguh-sungguh dan mencintai Alquran. Hal ini merupakan bentuk melanjutkan cita-cita para ulama yang berperan besar dalam melahirkan Negara Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Gus Jazil juga mengingatkan, bahwa pandemi virus corona telah menyebabkan kerugian yang sangat besar. Tidak saja Indonesia, tapi juga negara lain di dunia. Virus corona telah membuat jumlah pengangguran bertambah, pertumbuhan ekonomi serta penghasilan menurun. Karena itu, Gus Jazil mengajak kepada seluruh masyarakat, tetap sehat dan tersenyum, agar penderitaan akibat corona tidak bertambah semakin memberatkan.
(Baca: Pesantren Sebaiknya Dilibatkan Didik Siswa di Pedesaan Selama Corona)
"Bagi yang bertani, bertanilah dengan penuh semangat, jangan sampai stres akibat corona. Percayalah, kalau petani kita makmur, makmur juga bangsa Indonesia," katanya.
Koordinator Nasional Nusantara Mengaji ini menitipkan pesantren Raudhatul Muta'allimin kepada masyarakat, khususnya Pemerintah Kabupaten Cianjur. Pasalnya, meski tidak besar dan berada di daerah terpencil ponpes ini telah melahirkan banyak alumni yang tersebar di mana. Jangan sampai, karena di daerah terpencil malah dilupakan dan tidak diperhatikan.
Lihat Juga: Isi Tap Nomor II/MPR/2001 tentang Pertanggungjawaban Presiden Gus Dur yang Dinyatakan Tidak Berlaku
(muh)