Inilah Satuan Elite Pasukan Tengkorak, Yonif Para Raider 305 Kostrad
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dari sekian banyak satuan elite Komando Strategis Cadangan Angkatan Darat ( Kostrad ), di antaranya adalah Pasukan Tengkorak. Mereka adalah pasukan Batalyon Infanteri Para Raider 305/Tengkorak, satu di antara tiga Brigade Infanteri Para Raider 17/Kujang I, Divisi Infanteri 1/Kostrad TNI AD.
Sejarah Pembentukan
Pasukan Tengkorak sebenarnya sudah ada sejak Indonesia punya organisasi kemiliteran sendiri setelah menyatakan merdeka pada 17 Agustus 1945. Kendati begitu, nama Tengkorak baru disematkan beberapa tahun kemudian.
Setelah proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, di Yogyakarta para pemuda membentuk badan-badan perjuangan bersenjata bernama nama Batalyon Markas Tertinggi (BMT). Berkekuatan tiga kompi pasukan, batalyon ini dikomandani Mayor Inf Sudarto, langsung dibawah kendali Markas Besar Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Pada 1946, namanya berubah menjadi Batalyon Mobile lalu menjadi Batalyon A di bawah Kesatuan Mobile Brigade yang berkedudukan di Yogyakarta. Pada 1948 ada kebijakan rasionalisasi dan reorganisasi pada APRI (Angkatan Perang Republik Indonesia). Nama Yon A berubah lagi menjadi Batalyon I Brigade IV Siliwangi III Kesatuan Reserve Umum Z di bawah pimpinan Kapten Inf Nasuhi.
Setelah konsolidasi pasukan di Magelang pada November 1948, batalyon ini menjadi bagian organik Divisi Siliwangi (saat itu Divisi Siliwangi masih bermarkas di Magelang). Nama pasukan pun kembali berubah menjadi Batalyon IV/ Brigade XIV Divisi Siliwangi.
Ketika berlangsung agresi militer kedua Belanda, tepatnya pada 19 Desember 1948, pasukan melakukan long march menuju Jawa Barat. Setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia, Nasuhi sebagai komandan pasukan yang pangkatnya naik menjadi Mayor Infanteri, mengadakan konsolidasi.
Berdasarkan Surat Perintah Divisi Siliwangi No. 56/DB/49 Tanggal 24 Agustus 1949, batalyon dipecah menjadi dua, masing-masing berkekuatan dua kompi pasukan, masuk ke dalam Brigade 13 Priangan Timur. Batalyon C yang berintikan kompi 3 dan 4 akhirnya resmi bernama Batalyon Infanteri (Yonif) 305/Tengkorak pada akhir 1951 dan bermarkas di Tarogong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Tanggal 7 September 1949 ditetapkan sebagai Hari Jadi Yonif 305/Tengkorak.
Foto/Instagram Penkostrad
Peningkatan Kualitas
Seiring perjalanan waktu, kemampuan pasukan ini terus diasah dan ditingkatkan dengan beragam latihan. Dari infanteri reguler, skill dikhususkan pada lintas udara atau Linud. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar Para di Batujajar, pada 20 Mei 1966 nama Batalyon menjadi sebagai Yonif Linud 305/Tengkorak Brigif 17 Linud Kujang, Kodam VI/Siliwangi.
Sejarah Pembentukan
Pasukan Tengkorak sebenarnya sudah ada sejak Indonesia punya organisasi kemiliteran sendiri setelah menyatakan merdeka pada 17 Agustus 1945. Kendati begitu, nama Tengkorak baru disematkan beberapa tahun kemudian.
Setelah proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, di Yogyakarta para pemuda membentuk badan-badan perjuangan bersenjata bernama nama Batalyon Markas Tertinggi (BMT). Berkekuatan tiga kompi pasukan, batalyon ini dikomandani Mayor Inf Sudarto, langsung dibawah kendali Markas Besar Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Pada 1946, namanya berubah menjadi Batalyon Mobile lalu menjadi Batalyon A di bawah Kesatuan Mobile Brigade yang berkedudukan di Yogyakarta. Pada 1948 ada kebijakan rasionalisasi dan reorganisasi pada APRI (Angkatan Perang Republik Indonesia). Nama Yon A berubah lagi menjadi Batalyon I Brigade IV Siliwangi III Kesatuan Reserve Umum Z di bawah pimpinan Kapten Inf Nasuhi.
Setelah konsolidasi pasukan di Magelang pada November 1948, batalyon ini menjadi bagian organik Divisi Siliwangi (saat itu Divisi Siliwangi masih bermarkas di Magelang). Nama pasukan pun kembali berubah menjadi Batalyon IV/ Brigade XIV Divisi Siliwangi.
Ketika berlangsung agresi militer kedua Belanda, tepatnya pada 19 Desember 1948, pasukan melakukan long march menuju Jawa Barat. Setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia, Nasuhi sebagai komandan pasukan yang pangkatnya naik menjadi Mayor Infanteri, mengadakan konsolidasi.
Berdasarkan Surat Perintah Divisi Siliwangi No. 56/DB/49 Tanggal 24 Agustus 1949, batalyon dipecah menjadi dua, masing-masing berkekuatan dua kompi pasukan, masuk ke dalam Brigade 13 Priangan Timur. Batalyon C yang berintikan kompi 3 dan 4 akhirnya resmi bernama Batalyon Infanteri (Yonif) 305/Tengkorak pada akhir 1951 dan bermarkas di Tarogong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Tanggal 7 September 1949 ditetapkan sebagai Hari Jadi Yonif 305/Tengkorak.
Foto/Instagram Penkostrad
Peningkatan Kualitas
Seiring perjalanan waktu, kemampuan pasukan ini terus diasah dan ditingkatkan dengan beragam latihan. Dari infanteri reguler, skill dikhususkan pada lintas udara atau Linud. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar Para di Batujajar, pada 20 Mei 1966 nama Batalyon menjadi sebagai Yonif Linud 305/Tengkorak Brigif 17 Linud Kujang, Kodam VI/Siliwangi.