DPR Dukung Gagasan Jokowi Buka Konektivitas Terbatas di ASEAN
loading...
A
A
A
JAKARTA - Anggota Komisi I DPR Abdul Kadir Karding menilai gagasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membuka konektivitas secara terbatas di kawasan ASEAN sebagai upaya untuk mempercepat pemulihan dampak ekonomi akibat pandemi COVID-19.
"Gagasan Pak Jokowi tersebut sangat brilian karena memang dalam kondisi seperti saat ini, hal yang paling mungkin dilakukan adalah dengan membangun kerja sama-kerja sama antarnegara," ujar Karding dihubungi, Jumat (26/6/2020). (Baca juga: Update Corona: Kasus Positif Bertambah 1.240 Menjadi 51.427 Orang)
Karding mengatakan, untuk komunitas ASEAN kalau gagasan Jokowi itu bisa diwujudkan maka akan membantu pemulihan kesehatan, sekaligus pemulihan ekonomi. "Dalam jangka panjang itu juga akan mengantisipasi gejolak sosial dan politik karena dampak COVID-19," katanya.
Dikatakan Politikus PKB ini, ASEAN termasuk pasar yang besar dan menjadi salah satu pusat produksi kebutuhan-kebutuhan dasar. Kerja sama di bidang traveling, kesehatan, perdagangan dan juga e-commerce diyakini bakal sangat membantu percepatan pemulihan masing-masing negara di kawasan ASEAN.
Di samping itu, kata Karding, dunia secara umum juga menghitung ASEAN, khususnya Indonesia sebagai kekuatan ekonomi dan sosial regional. "Tinggal apa-apa yang mau dibuka karena kita tidak mungkin menyerah pada keadaan. Kita harus berbuat sesuatu. Kalau tidak maka yang terjadi bukan hanya krisis ekonomi dan kesehatan, tapi juga akan terjadi gejolak sosial dan politik ke depan, terutama pada 2021-2022 itu baru akan terasa sehingga harus ada antisipasi. Jadi menurut saya gagasan Pak Jokowi itu luar biasa bagus," tuturnya.
Sebelumnya, Jokowi dalam KTT ASEAN ke-36 mengungkapkan bahwa salah satu tantangan besar di kawasan ASEAN adalah dampak sosial ekonomi karena adanya COVID-19. Dia menilai bahwa saat ini ASEAN memiliki fondasi kuat sebagai sebuah komunitas selama 5 dekade terakhir.
Menurutnya fondasi ini cukup untuk dijadikan bekal dalam menghadapi masa sulit ini. "Tugas kita sebagai pemimpin ASEAN adalah memberi arah yang jelas untuk menghadapi situasi sulit ini. Ada dua hal yang menurut saya harus kita lakukan. Pertama, kita harus percepat pemulihan ekonomi ASEAN," kata Jokowi dalam siaran persnya, Jumat (26/6/2020).
Jokowi berpandangan bahwa seluruh negara ASEAN harus bekerja keras agar ekonomi ASEAN dapat tumbuh kembali lebih cepat. Menurutnya konektivitas adalah kunci agar ekonomi tumbuh. Maka dari itu dia mendorong adanya ASEAN travel corridor. (Baca: 70% Temuan Positif Corona Awalnya Dirasakan sebagai Gejala Remeh)
Travel corridor adalah pembukaan lintas batas negara secara terbatas dengan negara lain yang masing-masing memiliki kasus COVID-19. "Saya paham bahwa beberapa di antara kita, termasuk Indonesia, telah memulai pembicaraan secara bilateral baik dengan sesama negara ASEAN maupun dengan negara di luar ASEAN mengenai travel corridor. Namun demikian, sudah saatnya ASEAN, sebagai satu komunitas, memikirkan pengaturan ASEAN travel corridor," paparnya.
"Gagasan Pak Jokowi tersebut sangat brilian karena memang dalam kondisi seperti saat ini, hal yang paling mungkin dilakukan adalah dengan membangun kerja sama-kerja sama antarnegara," ujar Karding dihubungi, Jumat (26/6/2020). (Baca juga: Update Corona: Kasus Positif Bertambah 1.240 Menjadi 51.427 Orang)
Karding mengatakan, untuk komunitas ASEAN kalau gagasan Jokowi itu bisa diwujudkan maka akan membantu pemulihan kesehatan, sekaligus pemulihan ekonomi. "Dalam jangka panjang itu juga akan mengantisipasi gejolak sosial dan politik karena dampak COVID-19," katanya.
Dikatakan Politikus PKB ini, ASEAN termasuk pasar yang besar dan menjadi salah satu pusat produksi kebutuhan-kebutuhan dasar. Kerja sama di bidang traveling, kesehatan, perdagangan dan juga e-commerce diyakini bakal sangat membantu percepatan pemulihan masing-masing negara di kawasan ASEAN.
Di samping itu, kata Karding, dunia secara umum juga menghitung ASEAN, khususnya Indonesia sebagai kekuatan ekonomi dan sosial regional. "Tinggal apa-apa yang mau dibuka karena kita tidak mungkin menyerah pada keadaan. Kita harus berbuat sesuatu. Kalau tidak maka yang terjadi bukan hanya krisis ekonomi dan kesehatan, tapi juga akan terjadi gejolak sosial dan politik ke depan, terutama pada 2021-2022 itu baru akan terasa sehingga harus ada antisipasi. Jadi menurut saya gagasan Pak Jokowi itu luar biasa bagus," tuturnya.
Sebelumnya, Jokowi dalam KTT ASEAN ke-36 mengungkapkan bahwa salah satu tantangan besar di kawasan ASEAN adalah dampak sosial ekonomi karena adanya COVID-19. Dia menilai bahwa saat ini ASEAN memiliki fondasi kuat sebagai sebuah komunitas selama 5 dekade terakhir.
Menurutnya fondasi ini cukup untuk dijadikan bekal dalam menghadapi masa sulit ini. "Tugas kita sebagai pemimpin ASEAN adalah memberi arah yang jelas untuk menghadapi situasi sulit ini. Ada dua hal yang menurut saya harus kita lakukan. Pertama, kita harus percepat pemulihan ekonomi ASEAN," kata Jokowi dalam siaran persnya, Jumat (26/6/2020).
Jokowi berpandangan bahwa seluruh negara ASEAN harus bekerja keras agar ekonomi ASEAN dapat tumbuh kembali lebih cepat. Menurutnya konektivitas adalah kunci agar ekonomi tumbuh. Maka dari itu dia mendorong adanya ASEAN travel corridor. (Baca: 70% Temuan Positif Corona Awalnya Dirasakan sebagai Gejala Remeh)
Travel corridor adalah pembukaan lintas batas negara secara terbatas dengan negara lain yang masing-masing memiliki kasus COVID-19. "Saya paham bahwa beberapa di antara kita, termasuk Indonesia, telah memulai pembicaraan secara bilateral baik dengan sesama negara ASEAN maupun dengan negara di luar ASEAN mengenai travel corridor. Namun demikian, sudah saatnya ASEAN, sebagai satu komunitas, memikirkan pengaturan ASEAN travel corridor," paparnya.
(kri)