Safari Politik AHY untuk Pertahankan Eksistensi Demokrat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) melakukan safari politik. Dia antara bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Publik memang hanya dipertontonkan pertemuan dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Partai Golkar pada Kamis sore hingga malam kemarin (25/6/2020). AHY memboyong sejumlah pengurus teras Demokrat, seperti Sekjen Teuku Riefky Harsya dan Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas.
Pengamat politik Idil Akbar mengatakan safari politik itu bagian dari kerja politik. Dia menilai ada dua kepentingan berbeda dalam safari ke PBNU dan Golkar. Menurutnya, pertemuan dengan Ketua PBNU Said Aqil Siradj dan pengurus lainnya bagian dari membangun kesepahaman dan bisa mengarah ke langkah politik di 2024. Sedangkan, pertemuan dengan Airlangga Hartarto dan elite Golkar untuk mematangkan pemenangan calon kedua partai dalam memenangkan Pilkada Serentak 2020. ( ).
"AHY mencoba meng-upgrade Partai Demokrat agar bisa memenangkan Pemilu 2024. Paling tidak, tidak sampai terlempar dari persentase parliamentary threshold yang sudah ditentukan. Ini politik as usual, membangun jaringan antarpartai dan kelompok," terangnya saat dihubungi SINDOnews, Jumat (26/6/2020).
Pemilu memang masih jauh, tapi nama AHY salah satu yang sering digadang-gadang sebagai calon presiden atau wakil presiden. Dalam politik tidak ada istilah pertempuran masih jauh. Semua kekuatan harus dibangun jauh-jauh hari.
"Saya pikir memang dalam kerangka mempertahankan eksistensi partai. Apalagi tuntutan terhadap AHY cukup besar, harus mempertahankan Demokrat di politik nasional. Atau lebih dari itu, kembali memenangkan dan menjadi partai mayoritas seperti tahun 2009," ucap dosen Universitas Padjadjaran itu. (Lihat juga: AHY Temui Airlangga Hartarto Bahas Pilkada Serentak 2020 dan Perekonomian di Masa Pandemi ).
Rangkaian safari politik itu juga dinilai untuk memperkenalkan AHY sebagai nakhoda baru Demokrat. AHY masih hijau dalam politik. Dia turun gelanggang politik langsung dalam pertempuran keras Pilkada DKI Jakarta 2017.
Idil mengibaratkan, AHY sekarang sebagai penyerang dalam sebuah tim sepak bola. Ke depan, pria yang pernah berdinas di militer itu akan sering banyak berkunjung lagi ke berbagai partai politik dan kelompok masyarakat.
Terkait pertemuan dengan Jokowi dan Ma’ruf Amin, Idil menyebut itu sebagai anjangsana biasa. AHY, katanya, kemungkinan menjelaskan posisi Partai Demokrat dalam perpolitikan nasional saat ini. "Berkelakar seperti biasa dengan presiden dan wakil presiden. Kalau upaya pembicaraan strategis, saya belum melihat," pungkasnya. ( ).
Publik memang hanya dipertontonkan pertemuan dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Partai Golkar pada Kamis sore hingga malam kemarin (25/6/2020). AHY memboyong sejumlah pengurus teras Demokrat, seperti Sekjen Teuku Riefky Harsya dan Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas.
Pengamat politik Idil Akbar mengatakan safari politik itu bagian dari kerja politik. Dia menilai ada dua kepentingan berbeda dalam safari ke PBNU dan Golkar. Menurutnya, pertemuan dengan Ketua PBNU Said Aqil Siradj dan pengurus lainnya bagian dari membangun kesepahaman dan bisa mengarah ke langkah politik di 2024. Sedangkan, pertemuan dengan Airlangga Hartarto dan elite Golkar untuk mematangkan pemenangan calon kedua partai dalam memenangkan Pilkada Serentak 2020. ( ).
"AHY mencoba meng-upgrade Partai Demokrat agar bisa memenangkan Pemilu 2024. Paling tidak, tidak sampai terlempar dari persentase parliamentary threshold yang sudah ditentukan. Ini politik as usual, membangun jaringan antarpartai dan kelompok," terangnya saat dihubungi SINDOnews, Jumat (26/6/2020).
Pemilu memang masih jauh, tapi nama AHY salah satu yang sering digadang-gadang sebagai calon presiden atau wakil presiden. Dalam politik tidak ada istilah pertempuran masih jauh. Semua kekuatan harus dibangun jauh-jauh hari.
"Saya pikir memang dalam kerangka mempertahankan eksistensi partai. Apalagi tuntutan terhadap AHY cukup besar, harus mempertahankan Demokrat di politik nasional. Atau lebih dari itu, kembali memenangkan dan menjadi partai mayoritas seperti tahun 2009," ucap dosen Universitas Padjadjaran itu. (Lihat juga: AHY Temui Airlangga Hartarto Bahas Pilkada Serentak 2020 dan Perekonomian di Masa Pandemi ).
Rangkaian safari politik itu juga dinilai untuk memperkenalkan AHY sebagai nakhoda baru Demokrat. AHY masih hijau dalam politik. Dia turun gelanggang politik langsung dalam pertempuran keras Pilkada DKI Jakarta 2017.
Idil mengibaratkan, AHY sekarang sebagai penyerang dalam sebuah tim sepak bola. Ke depan, pria yang pernah berdinas di militer itu akan sering banyak berkunjung lagi ke berbagai partai politik dan kelompok masyarakat.
Terkait pertemuan dengan Jokowi dan Ma’ruf Amin, Idil menyebut itu sebagai anjangsana biasa. AHY, katanya, kemungkinan menjelaskan posisi Partai Demokrat dalam perpolitikan nasional saat ini. "Berkelakar seperti biasa dengan presiden dan wakil presiden. Kalau upaya pembicaraan strategis, saya belum melihat," pungkasnya. ( ).
(zik)