Jaga Kaum Muda dari Narkoba
loading...
A
A
A
Langkah tersebut dilakukan karena saat ini jaringan narkoba internasional sudah membaur. Misalnya jaringan dari Iran, ketika mereka ditangkap dan berada di lembaga pemasyarakatan (penjara), ternyata mereka berkumpul dengan napi lain dan bergabung membuat kongsi baru dengan bandar internasional dari Taiwan, Malaysia, dan lainnya. Bahkan, salah satu big boss narkoba di Belanda ternyata adalah orang Indonesia.
Menyambut Hari Anti-Narkotika Internasional (HANI) yang jatuh pada hari ini, Jumat (26/6/2020), Heru kemudian menegaskan komitmen BNN menjaga bonus demografi dengan terus menjauhkan anak-anak muda dari narkoba. BNN mengangkat tema #Hidup100%. "Artinya bagaimana hidup benar-benar sehat jasmani, rohani. Harus 100%. Kita harus positive thinking, jauh dari Covid-19, jauh dari penyakit, jauh dari narkoba, dan radikalisme," tuturnya.
Anggota Komisi III DPR Sarifuddin Sudding menandaskan, peredaran narkoba merupakan kejahatan transnasional yang memang dibutuhkan peran semua pihak untuk sama-sama memerangi kejahatan ini. Dia mengingatkan, narkoba jangan hanya dilihat dari sisi dampak vitalnya, karena ada akibat yang lebih besar yang ditimbulkan oleh narkoba.
“Ini menyangkut keselamatan generasi anak bangsa ke depan. Ketika generasi anak bangsa kita sangat lemah, kita tidak bisa mempertahankan kedaulatan bangsa. Ini bisa saja didesain orang untuk melumpuhkan generasi mendatang,” kata Sudding saat dihubungi KORAN SINDO kemarin.
Dia pun menekankan tindakan tegaskan dengan menangkap gembong dan mafia narkoba. Sebab pemakai dan pengedar itu hanya bagian kecil saja, sementara masih banyak gembong dan mafia narkoba yang tidak tersentuh. Sudding lantas menunjukkan langkah tegas Filipina tanpa menggubris tuduhan pelanggaran HAM.
“Jadi, kita tidak sekedar retorika. Saya mengharapkan seperti itu (lebih konkret dan bersama-sama). Supaya tidak ada kesan kita terlalu lemah,” ujar politikus PAN itu.
Sudding menghargai langkah yang sudah dilakukan oleh aparat penegak hukum dalam pemberantasan narkoba. Namun, harus ada gerakan secara radikal dalam rangka pemberantasan narkoba. “Gebrakan menangkap impor narkoba ratusan ton kira hargai, tapi tidak hanya sekali tapi harus berkali-kali. Katakanlah kalau ada yang lolos, berapa juta bangsa kita yang jadi korban,” ujarnya. (Baca juga: Diamuk Massa Saat Bubarkan pesta, 22 Polisi Inggris Terluka)
Urgensi Penambahan Anggaran
Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR, BNN mengusulkan penambahan anggaran sebesar Rp234 miliar. Kepala BNN Heru Winarko mengatakan, pagu indikatif tahun 2021 mengalami penurunan Rp72,8 miliar. Kondisi tersebut membuat BNN kesulitan dalam memenuhi anggaran kebutuhan prioritas.
"Dengan besaran anggaran dalam pagu indikatif tersebut BNN harus lebih mengoptimalkan anggaran yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan prioritas baik yang sifatnya mendukung prioritas nasional maupun prioritas lembaga," katanya.
Menyambut Hari Anti-Narkotika Internasional (HANI) yang jatuh pada hari ini, Jumat (26/6/2020), Heru kemudian menegaskan komitmen BNN menjaga bonus demografi dengan terus menjauhkan anak-anak muda dari narkoba. BNN mengangkat tema #Hidup100%. "Artinya bagaimana hidup benar-benar sehat jasmani, rohani. Harus 100%. Kita harus positive thinking, jauh dari Covid-19, jauh dari penyakit, jauh dari narkoba, dan radikalisme," tuturnya.
Anggota Komisi III DPR Sarifuddin Sudding menandaskan, peredaran narkoba merupakan kejahatan transnasional yang memang dibutuhkan peran semua pihak untuk sama-sama memerangi kejahatan ini. Dia mengingatkan, narkoba jangan hanya dilihat dari sisi dampak vitalnya, karena ada akibat yang lebih besar yang ditimbulkan oleh narkoba.
“Ini menyangkut keselamatan generasi anak bangsa ke depan. Ketika generasi anak bangsa kita sangat lemah, kita tidak bisa mempertahankan kedaulatan bangsa. Ini bisa saja didesain orang untuk melumpuhkan generasi mendatang,” kata Sudding saat dihubungi KORAN SINDO kemarin.
Dia pun menekankan tindakan tegaskan dengan menangkap gembong dan mafia narkoba. Sebab pemakai dan pengedar itu hanya bagian kecil saja, sementara masih banyak gembong dan mafia narkoba yang tidak tersentuh. Sudding lantas menunjukkan langkah tegas Filipina tanpa menggubris tuduhan pelanggaran HAM.
“Jadi, kita tidak sekedar retorika. Saya mengharapkan seperti itu (lebih konkret dan bersama-sama). Supaya tidak ada kesan kita terlalu lemah,” ujar politikus PAN itu.
Sudding menghargai langkah yang sudah dilakukan oleh aparat penegak hukum dalam pemberantasan narkoba. Namun, harus ada gerakan secara radikal dalam rangka pemberantasan narkoba. “Gebrakan menangkap impor narkoba ratusan ton kira hargai, tapi tidak hanya sekali tapi harus berkali-kali. Katakanlah kalau ada yang lolos, berapa juta bangsa kita yang jadi korban,” ujarnya. (Baca juga: Diamuk Massa Saat Bubarkan pesta, 22 Polisi Inggris Terluka)
Urgensi Penambahan Anggaran
Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR, BNN mengusulkan penambahan anggaran sebesar Rp234 miliar. Kepala BNN Heru Winarko mengatakan, pagu indikatif tahun 2021 mengalami penurunan Rp72,8 miliar. Kondisi tersebut membuat BNN kesulitan dalam memenuhi anggaran kebutuhan prioritas.
"Dengan besaran anggaran dalam pagu indikatif tersebut BNN harus lebih mengoptimalkan anggaran yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan prioritas baik yang sifatnya mendukung prioritas nasional maupun prioritas lembaga," katanya.