Sambangi PBNU, AHY Mengaku Bahas RUU HIP
loading...
Sambangi PBNU, AHY Mengaku Bahas RUU HIP
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertemu dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ( PBNU ) di Jakarta, Kamis (25/6/2020). Dalam pertemuan itu, Demokrat menyatakan siap menjembatani suara masyarakat dan ormas Islam dalam politik kebangsaan.
“Kedatangan kami untuk mempererat tali silturahmi. Mohon doa restu dalam memperjuangkan aspirasi rakyat dan meminta masukan atas isu-isu kebangsaan,” ungkap AHY melalui akun twitter-nya @AgusYudhoyono, Kamis (25/6/2020).
Putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini mengungkapkan, dalam pertemuan itu membahas tentang Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP). Partai Demokrat menyatakan menolak melanjutkan pembahasan RUU tersebut. “Kami memiliki kesamaan cara pandang dengan para nahdiyin dan elemen masyarakat lainnya,” ujarnya. (Baca juga: Politikus PAN: RUU HIP Bisa Jadi Alat Politik Penguasa)
AHY mengapresiasi Nahdlatul Ulama yang kritis dalam mengawal dan mengawasi politik legislasi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Demokrat, menurut dia, siap menjadi penyambung lidah umat dan fatwa kiai se-nusantara untuk menjalankan politik kebangsaan yang sesuai dengan tuntutan nilai ahlu sunnah wal jamaah.
“Bagi kami, NU adalah garda perjuangan Islam moderat yang sejalan dengan nilai-nilai perjuangan politik. Partai Demokrat yang moderat, nasionalis-religius, insya Allah akan selalu istiqamah jadi partai tengah menjadi keseimbangan. Nilai-nilai itulah yang membuat adanya chemistry di antara Partai Demokrat dan NU,” ungkapnya.
Partai Demokrat berharap kesamaan visi ini bisa terus berlanjut. Apalagi untuk kepentingan yang lebih, serta bangsa dan negara. “Semoga chemistry yang semakin kuat ini dapat terus dibangun untuk berkontribusi dalam memperjuangkan harapan dan hajat rakyat Indonesia,” tandasnya.
“Kedatangan kami untuk mempererat tali silturahmi. Mohon doa restu dalam memperjuangkan aspirasi rakyat dan meminta masukan atas isu-isu kebangsaan,” ungkap AHY melalui akun twitter-nya @AgusYudhoyono, Kamis (25/6/2020).
Putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini mengungkapkan, dalam pertemuan itu membahas tentang Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP). Partai Demokrat menyatakan menolak melanjutkan pembahasan RUU tersebut. “Kami memiliki kesamaan cara pandang dengan para nahdiyin dan elemen masyarakat lainnya,” ujarnya. (Baca juga: Politikus PAN: RUU HIP Bisa Jadi Alat Politik Penguasa)
AHY mengapresiasi Nahdlatul Ulama yang kritis dalam mengawal dan mengawasi politik legislasi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Demokrat, menurut dia, siap menjadi penyambung lidah umat dan fatwa kiai se-nusantara untuk menjalankan politik kebangsaan yang sesuai dengan tuntutan nilai ahlu sunnah wal jamaah.
“Bagi kami, NU adalah garda perjuangan Islam moderat yang sejalan dengan nilai-nilai perjuangan politik. Partai Demokrat yang moderat, nasionalis-religius, insya Allah akan selalu istiqamah jadi partai tengah menjadi keseimbangan. Nilai-nilai itulah yang membuat adanya chemistry di antara Partai Demokrat dan NU,” ungkapnya.
Partai Demokrat berharap kesamaan visi ini bisa terus berlanjut. Apalagi untuk kepentingan yang lebih, serta bangsa dan negara. “Semoga chemistry yang semakin kuat ini dapat terus dibangun untuk berkontribusi dalam memperjuangkan harapan dan hajat rakyat Indonesia,” tandasnya.
(nbs)
Lihat Juga :
