Mau Tahu Perbedaan Brimob dan Kopassus? Simak Nih!
loading...
A
A
A
2. Kopassus
Pisau Komando terhunus tegak lurus ke atas, sayap, jangkar, bingkai pengikat segi delapan, dan tulisan “Tribuana Chandraca Satya Dharma” menjadi elemen lambang Kopassus. Adapun slogan Kopassus adalah "lebih baik pulang nama daripada gagal di medan laga".
Dilansir dari situs kopassus.mil.id, Kopassus adalah prajurit yang telah menguasai taktik dan tehnik ilmu perang khusus, mahir, dan andal bergerak secara cepat di berbagai medan baik di darat, laut dan udara.
Kemudian, berjiwa patriotik yang tinggi, senantiasa siap sedia melaksanakan tugas pokok ke setiap penjuru dan siap menghadapi berbagai ancaman, gangguan hambatan, dan tantangan NKRI berdasarkan Pancasila.
Selain itu, tanda kualifikasi Brevet Komando melambangkan bahwa prajurit-prajurit yang mengenakannya telah digodog dalam kancah pendidikan atau latihan yang membara laksana api, sehingga memiliki keberanian, kecekatan, dan keterampilan sebagai prajurit komando yang mencakup kemampuan di bidang operasi darat, laut, dan udara.
Foto: Kopassus.mil.id
Struktur organisasi Kopassus terdiri dari Makopassus yang berkedudukan di Cijantung, Grup-1/Parako yang berkedudukan di Serang, Grup-2/Sandha yang berkedudukan di Solo, Grup-3/Sandha yang berkekdudukan di Cijantung, Pudiklatpassus yang berkedudukan di Batujajar, dan Sat-81/Gultor yang berkedudukan di Cijantung.
Lahirnya Kopassus memiliki sejarah panjang. Pada Juli 1950, muncul pemberontakan di Maluku oleh kelompok bernama Republik Maluku Selatan (RMS). Pimpinan Angkatan Perang RI saat itu segera mengerahkan pasukan untuk menumpas gerombolan tersebut.
Adapun operasi ini dipimpin langsung oleh Panglima Tentara Teritorium III Kolonel A.E.Kawilarang, sedangkan Letkol Slamet Riyadi sebagai komandan operasinya. Operasi tersebut berhasil menumpas gerakan pemberontakan, namun dengan korban yang tidak sedikit dipihak TNI.
Setelah dikaji ternyata dalam beberapa pertempuran, musuh dengan kekuatan relatif lebih kecil mampu menggagalkan serangan TNI yang kekuatannya jauh lebih besar. Hal ini ternyata bukan hanya disebabkan semangat anggota pasukan musuh yang lebih tinggi atau perlengkapan yang lebih lengkap, namun juga taktik dan pengalaman tempur yang baik didukung kemampuan tembak tepat dan gerakan perorangan.