Agama dan Ideologi Masyarakat Multikultural

Jum'at, 10 Juni 2022 - 18:01 WIB
loading...
A A A
Kebangsaan Buya Syafii
Dalam buku Titik-titik Kisar di Perjalananku (2009), Buya Syafii Maarif pernah mencita-citakan bentuk negara Islam di Indonesia. Hingga kemudian saat berguru kepada tokoh besar dunia, Fazlur Rahman, lekas menginsyafi hasrat tersebut. Buya Syafii lantas memilih jalan inklusif dan progresif. Bersama Gus Dur, keduanya menganggap tidak perlu untuk memformalkan agama dalam struktur baku pemerintahan (hukum negara). Islam sebagai agama, diidealkannya sebagai spirit dan inspirasi kehidupan umat dan masyarakat.

Pemformalan agama menjadi hukum negara dikhawatirkan mendiskrimanasikan penganut agama lain. Dengan kata lain, sekiranya agama dijalankan sebagai tata nilai dan senyawa yang mengilhami atas pelbagai macam produk undang-undang pemerintahan-kenegaraan. Agama menggelarkan cita-cita ideal pembentukan karakter pemerintahan seperti keadilan, amanah, dan penolakan atas kezaliman.

Usia panjang Buya Syafii yang mestinya genap berulang tahun ke-87 pada 31 Mei 2022, senyatanya memberikan banyak pengalaman dan pembelajaran hidup terhadap dinamika perkembangan negeri ini bagi generasi penerus bangsa selanjutnya. Berdasar itu, kiranya penting menjadikan sikap dan pikiran Buya Syafii tersebut, sebagai basis pegangan dan rujukan guna merawat eksistensi NKRI dan kerukunan masyarakat kita yang multikultural ini. Wallahu a’lam.

Baca Juga: koran-sindo.com

(bmm)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1423 seconds (0.1#10.140)