Urgensi Regulasi Telemedisin dalam Pelayanan Kedokteran

Jum'at, 10 Juni 2022 - 17:16 WIB
loading...
Urgensi Regulasi Telemedisin dalam Pelayanan Kedokteran
Prof Dr Taruna Ikrar
A A A
Prof Dr Taruna Ikrar
Ketua Konsil Kedokteran (KKI: Konsil Kedokteran Indonesia),
Direktur International Association of Medical Regulatory Authorities (IAMRA),
Ketua Tim Pengkajian Peraturan Konsil Telemedisin KKI

LEDAKAN teknologi dan pemanfaatan telekomunikasi mengalami kemajuan yang sangat pesat, bahkan jauh dari yang telah diperkirakan sebelumnya. Sebagai contoh; penggunaan smartphone, internet, laptop, dan perangkat telekomunikasi lainnya.

Teknologi informasi mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. Adapun teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data pada perangkat informasi tersebut dari satu tempat ke tempat lainnya.

Teknologi informasi mengalami revolusi setelah adanya perpaduan dengan teknologi komputer dan aplikasi telekomunikasi. Demikian pula telah berkembang Metaverse dan teknologi komunikasi digital tiga dimensi. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat melampaui bidang teknologi lainnya, apalagi disertai dengan penemuan mesin cerdas atau artificial intelligences (AI).

Kecerdasan buatan atau AI merupakan teknologi transformatif yang telah menyentuh hampir semua aspek kehidupan manusia, apalagi dalam kehidupan modern yang dewasa ini serbadigital. AI juga diaplikasikan pemanfaatannya dalam semua sektor pelayanan kesehatan, mulai dari tingkat promotif, preventif, kuratif hingga rehabilitatif.

AI dan Revolusi Telekomunikasi
Dewasa ini telah nyata pemanfaatan AI pada layanan dan perawatan kesehatan yang mencakup seluruh pengalaman klinis, khususnya yang paling signifikan di tiga area utama sebagai berikut.

1) Big data. Peran kecerdasan buatan diperlukan dalam pengumpulan data yang sangat besar dan banyak, termasuk analisisnya, serta dalam proses analisis kesehatan mulai dari tingkat individu hingga data yang berasal dari masyarakat.

2). Aplikasi klinis. Kita sepakat bahwa dalam pelayanan kedokteran, fungsi dokter sangat penting, namun setelah kemajuan kecerdasan buatan dan teknologi pencitraan kedokteran, peran dokter mulai tersaingi. Aplikasi kecerdasan buatan dalam proses pencitraan medis akan berdampak sangat besar. Sebagai contoh pemanfaatan AI dalam membaca hasil radiologi pencitraan medis. AI atau kecerdasan buatan ini mengacu pada jenis model matematika yang kompleks (algoritma).

Untuk membaca gambar sinar X (rontgen) dokter membutuhkan pengetahuan dan pemahaman spesifik seperti anatomi, biofisika, batasan teknis, keadaan penyakit dan patofisiologi subjek yang dicitrakan. Demikian pula para ahli radiologi membutuhkan cara sistematis untuk melihat gambar sinar X tersebut untuk memastikan bahwa mereka melihatnya dan membaca secara teliti dan akurat.

Bisa dibayangkan jika film Sinar X harus dibaca ribuan atu bahkan ratusan ribu jumlahnya. Dokter ahli radiologi yang jumlahnya terbatas akan sangat kewalahan dan kelelahan sehingga menurunkan keakuratan dalam membaca hasil rontgen tersebut. Namun dengan teknologi kecerdasan buatan, semua keterbatasan tersebut dapat dibaca dan diselesaikan secara akurat dan sangat efisien dalam waktu yang sangat singkat.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2548 seconds (0.1#10.140)